Banner Iklan

Ungkap Nilai-nilai Kebaikan Universal, Puluhan Dosen UIN Malang Siap Jadi Patriot Moderasi Beragama

M. Kholilur Rohman
23 November 2025 | 04.19 WIB Last Updated 2025-11-22T21:19:53Z

 

Foto: Rektor bersama peserta penguatan Moderasi Beragama

MALANG | JATIMSATUNEWS.COM - Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang mendelegasikan 30 dosen untuk mengikuti Training of Trainers (ToT) Penguatan Moderasi Beragama. Program ini diselenggarakan bekerja sama dengan Pusat Pengembangan Kompetensi Manajemen Kepemimpinan dan Moderasi Beragama Kementerian Agama, bertempat di Kota Batu pada 17–22 November 2025.

Rektor UIN Malang menegaskan bahwa melalui kegiatan ini, para dosen peserta diharapkan tidak hanya mampu menerapkan sikap moderat bagi dirinya sendiri, tetapi juga menjadi pelopor dan penggerak moderasi beragama di lingkungan kampus maupun masyarakat tempat tinggal mereka.

Ketua LP2M UIN Malang, Dr. Isroqunnajah, M.Ag (Gus Is), menyampaikan bahwa banyak negara masih kesulitan menemukan konsep untuk menyatukan perbedaan, khususnya dalam kehidupan beragama. Ia menekankan bahwa Pancasila dan NKRI merupakan pemersatu bangsa Indonesia yang majemuk, sehingga harus dijaga dan diperkuat melalui gerakan moderasi beragama sebagaimana digagas Kementerian Agama.

Salah satu materi penting dalam pelatihan adalah tentang nilai-nilai universal dalam agama. Materi ini membuka kesadaran peserta bahwa di balik keragaman keyakinan, terdapat nilai-nilai kebaikan yang bersifat universal dan diakui oleh semua manusia tanpa memandang latar belakang. Muh. Faruq, salah satu peserta, mengaku semakin memahami urgensi gerakan moderasi beragama dan bersemangat memperjuangkannya setelah mengikuti sesi tersebut.

Instruktur nasional, Prof. Dr. Fawaizul Umam, M.Ag mengajak peserta menggali nilai-nilai universal sebagai basis etika moderasi beragama. Peserta dibagi dalam beberapa kelompok untuk mengidentifikasi nilai-nilai kebaikan yang diyakini bersama, kemudian menelusuri landasan teologis dari Al-Qur’an, hadis, maupun atsar. Selain itu, mereka juga diajak mengkaji pandangan keagamaan internal umat Islam yang berpotensi bertentangan dengan nilai universal tersebut.

Dalam refleksi akhir, Prof. Fawaiz menekankan bahwa manusia memang berbeda, tetapi tidak sepenuhnya. Ada banyak kesamaan dalam nilai kebaikan yang bisa diperjuangkan bersama. Perbedaan cukup disikapi dengan toleransi dan saling menghormati, sementara kesamaan nilai menjadi dasar untuk bekerja sama dan berkolaborasi.

“Semakin banyak nilai universal yang kita ungkap, semakin luas pula panggung moderasi beragama,” tutup Prof. Fawaiz. 

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Ungkap Nilai-nilai Kebaikan Universal, Puluhan Dosen UIN Malang Siap Jadi Patriot Moderasi Beragama

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Apa yang Anda pikirkan?

Trending Now