Yogyakarta - Mendung menggantung di langit Sidoarjo, Rabu siang, 5 November 2025. Awan gelap yang menyelimuti bukan alasan untuk mundur. Sekitar 170 insan pers dari berbagai media di Kabupaten Sidoarjo tetap melangkah menuju Mal Pelayanan Publik (MPP), titik awal keberangkatan menuju Yogyakarta. Di antara mereka, saya berdiri bersama rombongan, setengah basah diterpa hujan yang tak henti mengguyur.
Perjalanan ini adalah agenda tahunan Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Sidoarjo kali ini bertajuk “Dari Wartawan untuk Wartawan: Jurnalisme Adaptif dan Inovasi Digital untuk Pelestarian Lingkungan.” Bimtek dipadukan dengan kunjungan kerja dan wisata edukatif, sebuah konsep yang selalu ditunggu para pewarta.
Hari Pertama: Hujan Deras, Perjalanan Molor, dan Bentor Malioboro
Seharusnya rombongan berangkat pukul 12.00 WIB, namun hujan memaksa jadwal mundur 1,5 jam. Bus baru bergerak pukul 13.30 WIB, melaju perlahan menembus hujan hingga akhirnya tiba di Yogyakarta selepas Isya.
Agenda pembukaan yang seharusnya digelar malam itu pun batal. Rombongan diarahkan makan malam di Hotel Royal Darmo Malioboro sebelum check-in hotel masing-masing. Kelompok kami, Bus 4, ditempatkan di Hotel Ibis Styles.
Karena agenda malam kosong, kesempatan itu tidak kami sia-siakan. Lampu kota Yogyakarta yang temaram, hawa malam yang lembab setelah hujan, serta hiruk pikuk Malioboro menjadi latar perjalanan spontan kami. Sebuah bentor menjadi kendaraan nostalgia, membawa kami menyusuri sudut kota yang tak pernah kehilangan pesonanya.
Hari Kedua: Bimtek, Panel Diskusi, dan Petualangan Basah-basahan di Merapi
Pagi hari dimulai dengan check-out dari Ibis Styles. Rombongan dipindahkan ke Hotel Royal Darmo Malioboro yang menjadi lokasi utama Bimtek.
Pembukaan berlangsung khidmat, diawali lagu Indonesia Raya, dilanjutkan sambutan dan sesi inti. Hadir sebagai narasumber, Ketua DPRD Sidoarjo, Abdullah Nasih, S.M, Plt. Kepala Diskominfo Sidoarjo, Eri Sudewo, AP., MM, Ketua Komisi Kemitraan & Hubungan Antar Lembaga Dewan Pers RI, Dr. Rosarita Niken Widiastuti, M.Si, Plt. Direktur Ekosistem Media Kemkominfo, Farida Dewi Maharani, S.E., M.Si
Para narasumber menekankan pentingnya jurnalisme adaptif, kemampuan wartawan menjawab tantangan era digital, serta peran media dalam mendorong kesadaran lingkungan. Peserta juga mengikuti pelatihan mobile journalism, verifikasi data daring (OSINT), hingga strategi peliputan cepat dan akurat di tengah derasnya arus informasi.
Usai makan siang di RM Bale Wukir, perjalanan dilanjutkan menuju Lava Tour Merapi. Cuaca kembali tidak bersahabat. Hujan deras menyambut kedatangan kami, namun tak satu pun peserta mundur. Jeep-jeep yang disiapkan membawa kami menembus rute ekstrem: Museum Merapi, Batu Alien, hingga Sungai Kuning—yang paling dinanti.
Di Sungai Kuning, air mengalir deras, sejalan dengan derasnya hujan. Jeep menurunkan kecepatan, lalu menerjang aliran sungai. Cipratan air membasahi seluruh penumpang, disambut tawa dan teriakan seru. Sebuah pengalaman yang mustahil dilupakan.
Menjelang sore, rombongan kembali ke hotel. Malam hari diisi dengan kegiatan resmi, sebelum kembali kami manfaatkan waktu untuk menyusuri Malioboro, lagi-lagi dengan bentor.
Hari Ketiga: Mencari Inspirasi di Kampung Wisata Cokrodiningratan
Agenda terakhir adalah kunjungan ke Kampung Wisata Cokrodiningratan (Kasaningrat). Desa wisata ini memperlihatkan bagaimana masyarakat memanfaatkan budaya, ekonomi kreatif, dan kearifan lokal untuk mengembangkan pariwisata mandiri.
Bagi para jurnalis, kunjungan ini menghadirkan perspektif baru tentang bagaimana media dapat berperan sebagai jembatan yang mengangkat potensi daerah, bukan sekadar pelapor peristiwa. Di sinilah pesan jurnalisme solutif dan edukatif diperdalam.
Penutup: Pulang dengan Semangat Baru
Tiga hari perjalanan ini bukan hanya tentang agenda rutin tahunan atau wisata. Lebih dari itu, ia menjadi ruang refleksi tentang peran wartawan sebagai garda terdepan penyampai kebenaran, penjaga integritas, dan penggerak perubahan.
Rombongan kembali ke Sidoarjo dengan membawa tiga hal yakni pengetahuan baru, pengalaman tak terlupakan, dan tekad memperkuat profesionalisme di tengah tantangan jurnalisme modern.
Perjalanan ini menegaskan satu hal,
Jurnalisme bukan sekadar profesi, melainkan perjalanan panjang untuk terus belajar, beradaptasi, dan menjaga kebermanfaatan bagi publik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Apa yang Anda pikirkan?