ARTIKEL | JATIMSATUNEWS.COM - Di lereng Gunung Lawu,
tepatnya di Desa Girikerto, Kecamatan Sine, Ngawi, berdiri sebuah destinasi
alam yang belakangan menjadi perbincangan para wisatawan lokal: Sumber Koso.
Kawasan mata air jernih ini kini menjadi tempat rekreasi sederhana namun
menenangkan bagi warga yang ingin sejenak melupakan riuhnya hiruk-pikuk
sehari-hari. Begitu memasuki area wisata, pengunjung disambut oleh kolam alami
dengan ikan-ikan koi berwarna-warni yang tampak jelas dari permukaan air yang
bening. Anak-anak sering tampak jongkok di tepi kolam sambil menebar pakan,
sementara orang tua sibuk merekam keceriaan mereka.
Keindahan Sumber Koso
lahir bukan dari sentuhan investor besar, melainkan dari kerja sama masyarakat
sekitar. Berawal dari mata air yang dulu hanya dimanfaatkan warga untuk
kebutuhan sehari-hari, tempat ini kemudian dibersihkan, ditata, dan
dikembangkan secara swadaya. “Awalnya Sumber Koso cuma mata air biasa yang
dipakai warga. Terus kami mikir, sayang kalau dibiarkan gitu saja. Akhirnya
kami bersihkan, tata sedikit-sedikit. Semua dari swadaya warga,” cerita Pak
Sutrisno, salah satu pengelola yang telah terlibat sejak awal pembangunan.
Kini, Sumber Koso
memiliki jalur pejalan kaki, gazebo, taman kecil, hingga wahana sederhana
seperti jembatan gantung dan area bermain air untuk anak-anak. Meski tidak
semewah taman wisata modern, justru kesederhanaannya menghadirkan suasana yang
damai dan alami. Banyak keluarga memilih tempat ini sebagai lokasi piknik murah
meriah. “Anak-anak saya betah banget kalau diajak ke sini. Mereka senang ngasih
makan ikan koi. Tempatnya adem, bersih, dan yang paling saya suka itu
suasananya nggak bising. Rasanya kayak pulang ke kampung halaman,” ungkap Ibu
Sari, warga Ngawi yang datang bersama dua anaknya.
Tak hanya tempat pelarian
dari penat, Sumber Koso juga menjadi spot favorit remaja yang ingin berfoto.
Beberapa titik di sekitar taman dan kolam menawarkan latar alami yang
instagramable. “Tempatnya bagus buat foto-foto, tapi tetap alami. Kami suka
karena nggak terlalu rame, jadi bisa santai tanpa rebutan spot,” ujar Nanda,
pelajar yang datang bersama teman-temannya.
Pengelola berupaya
menjaga karakter alami Sumber Koso agar tidak kehilangan daya tarik utamanya.
Air kolam dicek setiap hari untuk memastikan kejernihan dan keselamatan
ikan-ikan di dalamnya. Kebersihan area juga menjadi perhatian khusus. “Kami
berusaha menjaga kebersihan. Setiap sore kolam tetap kami cek, soalnya airnya
ini sumber asli, jadi harus betul-betul dirawat. Pengunjung juga kami ajak ikut
menjaga,” jelas Bu Rini, pengurus tiket yang telah tiga tahun membantu
mengelola kawasan wisata tersebut.
Upaya pelestarian alam
menjadi prinsip utama bagi pengelola. Mereka membatasi pembangunan berlebihan
demi menjaga ekosistem mata air tetap stabil. Ketua kelompok pengelola, Pak
Adi, menegaskan bahwa tujuan utama mereka bukan membuat Sumber Koso menjadi wisata
modern, melainkan tetap sederhana namun nyaman. “Keinginan kami sederhana:
pengunjung nyaman, alam tetap terjaga. Kami nggak mau bangun yang aneh-aneh.
Pokoknya tetap alami, tapi fasilitasnya cukup untuk keluarga,” ujarnya.
Keindahan Sumber Koso
tidak terletak pada kemegahan, melainkan pada kesederhanaannya yang
mengembalikan pengunjung pada suasana damai. Dengan harga tiket yang terjangkau
dan suasana yang masih alami, tempat ini menjadi pilihan favorit untuk melepas
penat, menghabiskan waktu bersama keluarga, atau sekadar menikmati udara segar
pegunungan. Di tengah kehidupan yang bergerak cepat, Sumber Koso hadir sebagai
ruang kecil untuk kembali dekat dengan alam—sebuah oase yang mengingatkan bahwa
ketenangan sering kali ditemukan di tempat paling sederhana.
Mahasiswa Univeritas Negeri Surabaya


Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Apa yang Anda pikirkan?