Banner Iklan

Perjalanan Khahar Merajut Harmoni di Antara Baris Kode dan Nada

Admin JSN
28 November 2025 | 22.17 WIB Last Updated 2025-11-28T15:17:24Z


Sumber:  Dokumentasi Pribadi Abdul Khahar

FEATURE | JATIMSATUNEWS.COM - Di tengah hiruk-pikuk perjalanan kehidupan kampus Universitas Negeri Surabaya (UNESA), Kamis (13/11/2025), Khahar tampak tenang meski isi kepalanya sedang riuh oleh dua dunia yang berbeda. Sebagai mahasiswa S-2 Teknik Informatika, hari-harinya diisi dengan logika pemrograman dan penelitian sains data yang rumit. Namun, di sisi lain, ia adalah sosok senior yang tak bisa lepas dari partitur nada di Swara Anggita Choir.

Bagi Khahar, menjalani keduanya bukan sekadar soal membagi waktu, melainkan sebuah perjalanan panjang yang penuh dinamika.

"Kocak sih, mengingat banyaknya lika-liku yang dilewati. Namun sejauh ini masih bisa diatur, masih on track, semoga ke depannya juga," ujar Khahar sembari tertawa kecil mengenang perjalanannya.

Bergabung dengan Swara Anggita Choir sejak tahun 2020, tepat di awal masa S-1, Khahar telah terlatih menjadi sosok nokturnal. Ia menjalani siklus 24 jam yang nyaris tanpa jeda demi menyeimbangkan ambisi akademik dan kecintaannya pada paduan suara. Pagi hingga sore biasanya ia habiskan untuk memantau progres skripsi.

"Entah sekecil apa pun progresnya, yang penting ada progres aja dulu," katanya tegas. Sore harinya, energi ia alihkan sepenuhnya untuk persiapan latihan hingga malam. Tak jarang, usai latihan, ia kembali membuka laptop hingga pagi menjelang untuk memperbaiki eror pada pekerjaannya.

Mungkin banyak yang bertanya, mengapa ia bertahan di tengah jadwal yang begitu menyiksa? Bagi Khahar, paduan suara bukanlah beban tambahan, melainkan win-win solution.

"Saat mengerjakan skripsi, aku bisa refresh dan coping stress di latihan ini. Jadi win-win solution," ungkapnya. Ia mengibaratkan latihan paduan suara seperti kebutuhan tubuh akan olahraga. "Kita butuh rest untuk mengembalikan sel-sel tubuh yang sudah kita pacu untuk kegiatan intens," tambahnya.

Namun, perjalanan menyeimbangkan dua dunia ini tidaklah mulus tanpa kerikil. Khahar mengaku sempat berada di titik bimbang, terutama saat magang di Jakarta dan menghadapi tekanan skripsi S1.

"Jujur sering terpikirkan, apa aku stop aja ya?" akunya. Ketakutan akan lulus terlambat hingga masalah finansial sempat menghantuinya. Keluarganya bahkan pernah menyarankan untuk berhenti menyanyi demi fokus pada karir. "Aku agak struggle juga untuk melanjutkan banyak kegiatan di Surabaya," kenangnya. Namun, berkat dukungan pemasukan dari freelance, bisnis keluarga, serta pekerjaan sampingan dari menyanyi, ia mampu bertahan.


Baginya, Swara Anggita bukan lagi sekadar organisasi. "Ibarat keluarga yang lengkap dan saling support untuk selalu berkembang, keluarga kedua bisa dibilang begitu," tuturnya dengan mata berbinar. Di sanalah ia bisa menumpahkan ekspresi dan terus belajar bermusik.

Kini, keputusan lanjut ke jenjang S-2 diambilnya karena dorongan ingin mengeksplorasi penelitian. Khahar membuktikan bahwa meski hidupnya penuh tantangan, ia tetap bisa berprestasi. Menutup perbincangan, ia menitipkan pesan mendalam bagi mahasiswa lain yang mungkin sedang takut akademiknya terganggu karena organisasi.

"IPK tidak menjadi acuan utama dalam dunia profesional, interpersonal skills juga penting, terutama attitude dan komunikasi," pesan Khahar. Ia menekankan bahwa ilmu bisa digali kapan saja, namun pengalaman masa muda memiliki nilainya sendiri.

"Wawasan bisa digali, ilmu bisa dieksplorasi, namun momen hanya bisa dinikmati dan diingat kembali," tutupnya.

---

Ivana Novelia
Mahasiswa Universitas Negeri Surabaya

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Perjalanan Khahar Merajut Harmoni di Antara Baris Kode dan Nada

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Apa yang Anda pikirkan?

Trending Now