Banner Iklan

Perjalanan Hafiza Khaira Lubna Menggapai 30 Juz di Usia 10 Tahun

Admin JSN
27 November 2025 | 22.03 WIB Last Updated 2025-11-27T15:03:43Z

 

FEATURE | JATIMSATUNEWS.COM - Tangisnya dulu sering terdengar di pagi hari, saat pertama kali diantar ke sekolah tahfidz. Namun, siapa sangka, dari tangis kecil itulah lahir sosok luar biasa bernama Hafiza Khaira Lubna  gadis berusia 10 tahun yang kini telah menghafal 30 juz Al-Qur’an. Santri cilik dari Markaz Al-Firdaus Candiloka ini telah menjadi inspirasi tentang ketekunan, kesabaran, dan cinta pada Kalamullah sejak usia empat tahun.

Tidak seperti anak-anak lain yang menempuh sekolah umum, Hafiza sepenuhnya belajar di Markaz Al-Firdaus, lembaga tahfidz yang menanamkan cinta Al-Qur’an sejak dini. Di sanalah ia belajar membaca, menulis, dan menghafal semuanya berlandaskan nilai-nilai Al-Qur’an.

Saat pertama kali bersekolah, Hafiza sempat kesulitan menyesuaikan diri. “Awalnya dia sering menangis, tidak mau jauh dari rumah,” kenang sang ibu dengan senyum lembut. Namun seiring waktu, air mata itu berganti dengan lantunan ayat-ayat suci yang fasih dan penuh penghayatan. Dari anak kecil yang pemalu, Hafiza menjelma menjadi hafiza tangguh dengan hafalan 30 juz yang terjaga.

Menghafal Al-Qur’an bukan perjalanan singkat. Hafiza melewati proses panjang  mulai dari belajar huruf hijaiyah, memperbaiki makhraj, hingga menyetorkan hafalan kepada para ustazah setiap hari. Sekolahnya berlangsung dari pukul 07.00 hingga 15.00, diisi dengan kegiatan murojaah, setoran hafalan, serta pelajaran pendukung seperti tajwid, fiqih dasar dan bahasa arab.

Tantangan terbesar Hafiza bukan kemampuan mengingat, melainkan kesadaran untuk terus menjaga hafalan. Sebagai anak kecil, ia kadang masih perlu dorongan untuk memahami bahwa hafalan Al-Qur’an adalah amanah besar. “Anak seusianya memang masih butuh pendampingan. Tapi Hafiza cepat sekali belajar,” ujar Ustadzah Ida, pembimbingnya. “Sekarang dia sudah luar biasa kuat dan sangat semangat murojaah setiap hari.”

Semangat Hafiza tak berhenti di ruang tahfidz. Ia kerap tampil di berbagai lomba hafalan Al-Qur’an, dari tingkat lokal hingga provinsi, dan beberapa kali meraih juara 1 dan 2. Suatu kali, ia bahkan sempat mendaftar di ajang Hafiz Indonesia, meski belum mendapat panggilan tampil di layar kaca.

“Yang kami syukuri bukan hanya prestasinya,” tutur ibunya. “Tapi perubahan dirinya dari anak yang dulu sering menangis, kini bisa berdiri lantang melantunkan ayat-ayat Allah dengan yakin dan gembira.”

Kini, di usia 10 tahun, Hafiza menjadi kebanggaan keluarga dan lingkungan. Ia dikenal lembut, sopan, dan gemar membantu teman-temannya di Markaz Al-Firdaus yang sedang berjuang menambah hafalan. “Kalau besar nanti aku ingin jadi ustazah,” katanya dengan senyum polos, “biar aku bisa ngajarin anak-anak hafalan juga.”

Kisah Hafiza Khaira Lubna adalah bukti bahwa ketekunan tidak mengenal usia. Dari tangisan kecil di hari pertama sekolah hingga menjadi hafiza 30 juz di usia 10 tahun, perjalanannya menggambarkan kekuatan doa, bimbingan, dan kasih sayang dalam keluarga Qurani.

Di tengah dunia yang kian sibuk, Hafiza memilih jalan yang lebih tenang menjaga firman Allah dalam hatinya. Dari Markaz Al-Firdaus Candiloka, suaranya yang lembut terus melantunkan ayat-ayat suci, menjadi cahaya yang menuntun dan menginspirasi banyak hati.

---

Ghefira Nur Fatimah
Mahasiswa Universitas Negeri Surabaya


Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Perjalanan Hafiza Khaira Lubna Menggapai 30 Juz di Usia 10 Tahun

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Apa yang Anda pikirkan?

Trending Now