Banner Iklan

Dari Ruang Kelas Pesantren Menuju Universitas Islam Tertua di Dunia: Perjalanan Ghania Mengejar Ilmu ke Al-Azhar

Admin JSN
26 November 2025 | 10.18 WIB Last Updated 2025-11-26T03:18:44Z

 

FEATURE | JATIMSATUNEWS.COM - Suara lantunan ayat Al-Qur’an terdengar dari masjid, derap langkah kaki santri yang bergegas menuju kelas, dan suara percakapan dalam bahasa Arab yang terdengar di kelas sudah menjadi pemandangan setiap harinya di Pondok Pesantren Elkisi, Mojokerto. Ghania Mahira, seorang santri lulusan tahun 2025, memulai langkah awalnya menuju cita-cita terbesarnya – menimba ilmu di Universitas Al-Azhar Kairo, Mesir.

Ghania menjadi salah satu santri yang berhasil lolos menjadi mahasiswa melalui Universitas Al-Azhar Kairo melalui program Azhari yang menjadi salah satu program unggulan Pondok Pesantren Elksi. Program ini memberikan kesempatan bagi santri yang ingin melanjutkan studi ke universitas islam tertua di dunia tersebut.

Tidak mudah untuk dapat mengikuti program tersebut. Program Azhari memiliki proses yang sangat ketat. Para santri harus mengikuti dua tes yakni tes tulis, tes wawancara untuk dapat melanjutkan ke program Azhari. Tes tulis yang dilakukan oleh para santri, melibatkan secara langsung dari pihak Universitas Al-Azhar Kairo.

“Tes wawancara itu bukan cuma tentang saya saja, tetapi juga melihat bagaimana adab saya selama ada di pondok pesantren ini,” tutur Ghania saat diwawancarai pada Sabtu, 8/11/25.

Selama mengikuti pembelajaran, Ghania dan teman-temanya tidak lepas dari suasana kental budaya akademik islam. Bahasa Arab sudah menjadi bahasa komunikasi kedua setelah bahasa Indonesia.  

“Awal-awal masih belum terbiasa dengan kosakata baru. Mungkin kalau hanya percakapan biasa sudah bisa,” ujarnya.

Pembelajaran tidak hanya dengan ustadzah saja, tetapi pondok pesantren juga menghadirkan mantan dosen Universitas Al-Azhar Kairo untuk langsung mengajarkan santri-santri yang mengikuti program Azhari. Sehingga, pembelajaran dapat lebih terasa seperti di kelas universitas Al-Azhar.

“Syeikh-nya sering mengajari dengan sabar sampai kita bisa. Meskipun sering ada kendala bahasa, tapi senang sekali karena ada orang asli Mesir. Jadi, bisa tau bahasa yang digunakan pada saat disana,” ucapnya sambil tersenyum.

Namun, perjalanan Ghania tidaklah mudah. Meskipun bisa terbantu dengan adanya program Azhari untuk bisa melanjutkan studinya di universitas impiannya, Ghania tetap harus bisa menyeimbangi jadwalnya sebagai santri. Di sela jadwalnya yang padat untuk hafalan, pelajaran umum dan pembelajaran bahasa, ia tetap harus menjaga fokus.

Setelah perjuangannya yang panjang selama di pondok pesantren, Ghania akhirnya berhasil menjadi salah satu mahasiswa yang diterima di Universita impiannya, Universitas Al-Azhar, Kairo. Selama ada niat yang tulus dan kesungguhan untuk belajar mencari ilmu, pasti semua akan terbayar.

---

Hilwa Rafifah
Mahasiswa Universitas Negeri Surabaya

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Dari Ruang Kelas Pesantren Menuju Universitas Islam Tertua di Dunia: Perjalanan Ghania Mengejar Ilmu ke Al-Azhar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Apa yang Anda pikirkan?

Trending Now