FEATURE | JATIMSATUNEWS.COM - Di
balik gemerlap panggung duta wisata, selalu ada kisah yang tumbuh jauh sebelum
sorotan lampu menemuinya. Begitu pula perjalanan seorang perempuan yang dulu
merasa kecil dalam keterbatasan, namun perlahan menemukan sayapnya sendiri.
Johanandha
Desika Salsabilla adalah anak pertama dari dua bersaudara, sang ayah yang
merupakan anggota Polri dan ibu seorang ibu rumah tangga mengajarkannya untuk
menjunjung tinggi disiplin dan cinta kasih. Masa kecilnya tidak diwarnai
predikat juara kelas atau piagam akademik. Sebaliknya, Johanandha Desika
Salsabilla atau yang sering disapa Jojo sering dipandang sebelah mata oleh
guru-gurunya karena dianggap tak cepat menangkap pelajaran.
Namun
hidup selalu punya cara membuka pintu. Saat duduk di bangku SMP, ia mulai
melihat dirinya dengan mata yang berbeda. Bakat seni yang selama ini
tersembunyi dalam diam, rasa sukanya pada teater, musik, dan tari akhirnya
menemukan ruang tumbuh. Lingkugan yang dulu tak memberi wadah pada minatnya
seolah menjadi alasan mengapa penemuan itu terasa lebih berarti. Dari
panggung-panggung kecil itulah ia mulai belajar percaya diri, belajar bahwa
kecakapan tak selalu diukur dari angka di rapor.
Perjalanan
itu kemudian membawanya menjadi Inu Kirana 2022, sebuah tonggak yang tak pernah
ia bayangkan ketika kecil. “Menjadi duta pariwisata adalah amanah besar,”
tuturnya. Bukan sekadar soal penampilan, di paguyuban tersebut Johanandha
Desika Salsabilla belajar bahwa kecantikan yang sejati justru datang dari hati
dan pikiran yang berdaya.
Dari table manners hingga public
speaking, dari sejarah hingga adat masyarakat sekitar, dari pariwisata
hingga seni budaya semua itu membuka jendela baru baginya. Ia bertemu pegiat
UMKM, pengrajin, bahkan pejabat-pejabat penting yang menjadi pintu kesempatan.
Dari jejaring dan pelajaran itulah akhirnya ia melangkah ke tempat yang kini
menjadi rumah kariernya, Bandara Kediri, di bawah PT Angkasa Pura.
Di
bandara, di ruang transit yang mempertemukan banyak cerita Johanandha Desika
Salsabilla membawa bekal dari pengalaman sebagai duta wisata. Kemampuan
berbicara, etika menyapa, cara duduk, cara melayani tamu, hingga cara merespons
percakapan dengan elegan menjadi keunggulan tersendiri.
Ketika
ditanya tentang mimpi yang ingin diraih ke depan, ia menjawab jujur nan ringan “Pliss,
mimpiku sudah pupus.” Jawaban yang terdengar seperti gurauan, namun menyiratkan
kedewasaan seseorang yang menapaki hidup dengan realitas yang ia rangkul
seutuhnya.
Namun
ia tak pernah berjalan sendirian. Orang tua, keluarga, dan komitmen pada
dirinya sendiri menjadi tiga pilar yang membuatnya tetap berdiri tegak.
Kepada
generasi muda, ia menanamkan pesan sederhana namun kuat “Jangan pernah menjadi
ikan yang berusaha berenang di daratan. Carilah potensi dalam dirimu karena di
sanalah kamu akan bertumbuh.”
Dari
perjalanan panjangnya, satu pelajaran menetap di hati bahwa pengalaman adalah
guru terbaik, dan kegagalan hanyalah awalan dari kesuksesan berikutnya.
Dan
ketika diminta merangkumnya dalam satu kalimat puitis, ia memilih sesuatu yang
seolah menggambarkan dirinya sejak awal “Gapailah mimpi setinggi langit, dan
bila kamu terjatuh, maka kamu akan terjatuh di antara bintang-bintang.”
Sebuah
kalimat yang terasa tepat bagi seorang perempuan yang dulu pernah meragukan
dirinya, namun kini bekerja menjaga pintu mimpi-mimpi orang lain terbang ke
angkasa. Johanandha Desika Salsabilla mantan Inu Kirana 2022 membuktikan bahwa
kecantikan bukan sekadar fisik, melainkan keberanian bertumbuh. Kini ia bekerja
di Bandara Kediri, membawa pengalaman duta pariwisata sebagai bekal
profesionalnya.
Mahasiswa Universitas Negeri Surabaya


Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Apa yang Anda pikirkan?