Banner Iklan

Anjany dan Seni Menyeimbangkan Kuliah, Kerja, serta Organisasi

Admin JSN
27 November 2025 | 10.37 WIB Last Updated 2025-11-27T03:37:11Z

 

FEATURE | JATIMSATUNEWS.COM - Kata “kuliah” mungkin identik dengan tumpukan tugas dan deadline yang mepet namun pengalaman kuliah adalah medan tempur yang sesungguhnya bagi Anjany. Ketika duduk di bangku perkuliahan, Anjany adalah tipe mahasiswa yang memiliki sepadat kemacetan pagi hari di Ibu Kota. Selain menjadi mahasiswa, Anjany juga menjadi ketua organisasi eksternal kampus selama 2 tahun berturut-turut.

“Management waktu itu sulit, sangat susah.” Kata Anjany.

Kesibukannya yang tidak hanya duduk di bangku perkuliahan membuat Anjany harus pandai membagi waktunya. Dimulai dari langkah kecil, ketika mendapatkan tugas mata kuliah dan deadline nya dekat atau jauh-jauh hari tetap langsung dikerjakan di hari itu juga. Kalau sekadar ingin nongkrong di cafe tanpa tujuan yang jelas, sangat tidak direkomendasikan. Mungkin bisa nongkrong di cafe sambil rapat organisasi atau sambil mengerjakan tugas.

Begadang mengerjakan tugas sudah menjadi rutinitas bagi Anjany. Waktu yang digunakan untuk bekerja juga tidak mungkin bisa digantikan. Maka dari itu, solusinya adalah begadang sambil menyelesaikan tumpukan tugas. Anjany berusaha semaksimal mungkin untuk memberikan hasil yang terbaik dan tidak membuang waktunya dengan sia-sia.

Permasalahan finansial di tahun pertama membakar semangat dan perjuangannya. Strategi pertamanya adalah berburu beasiswa pemerintah dan tentu tekad Anjany membuahkan hasil yang sebanding dengan usahanya. Selama 4 tahun, Anjany aktif beroganisasi sambil bekerja sampingan. Sampai pada tahap di mana Anjany menemukan passionnya di dunia public speaking.

Menjadi seorang aktivis dan pekerja sambil berusaha agar nilai akademik tidak merosot tentu bukan hal yang mudah. Anjany selalu menerapkan ilmu disiplin dalam management waktu. Di tengah keriuhan yang ada di kepalanya, bayang-bayang keluarga membuat Anjany kembali bersemangat. Keluarga adalah the best support system yang membuat Anjany bertahan.

Pengalaman di perkuliahan yang memorable bagi Anjany ketika ia lolos dan didanai dalam program PMW dan Kukuk Kuliah Kewirausahaan Pemuda (KAWP) yang diselenggarakan Kemenpora pada tahun 2022 dan 2023. Dari sekian banyaknya mahasiswa FIP di Unesa, nama Anjany satu-satunya yang muncul sebagai perwakilan mahasiswa prodi FIP.

Itu adalah momentum yang tidak bisa untuk dilupakan, prestasi yang tidak bisa untuk dilupakan dan dibayar dengan apa pun, ya meskipun kurang apresiasi, tapi aku bisa mengapresiasi untuk diri aku sendiri.” Kata Anjany dengan penuh semangat.

Dari banyaknya pengalaman di bangku perkuliahan, dunia kerja, atau organisasi membuat Anjany selalu berpikir kritis dan pola pikirnya berubah total. Hal itu tentunya karena dorongan dari relasi sekaligus lingkungan yang selalu memberi support. Mengikuti berbagai seminar, organisasi, daan bertemu banyak orang menjadikan karakter Anjany lebih terasah dalam bentuk pola pikirnyaa.

Ketika rasa lelah atau jenuh melanda, istirahat adalah salah satu resep yang dibagikan oleh Anjany. Pada saat sudah terisi penuh energinya barulah ia kembali produktif dan menyibukkan dirinya dengan berbagai kegiatan khususnya di luar kampus. Anjany juga selalu memiliki alarm dalam dirinya untuk selalu membagi waktunya semaksimal mungkin.

Anjany percaya bahwa kehidupan yang sekarang dia jalani adalah kehidupan yaang patut untuk di syukuri dan setiap orang memiliki jalan serta proses masing-masing. Dibalik produktifnya Anjany, dia tetap memprioritaskan akademiknya. Memaksimalkan semua kesempatan yang hadir dan bersyukur atas segala nikmat yang telah Tuhan berikan, itulah prinsip Anjany.

Mengatur dan membagi waktu itu tidak semudah yang dibayangkan oleh Anjany, ia harus gedebak-gedebuk untuk memperoleh hasil yang luar biasa ini. Konsisten terhadap prinsipnya juga termasuk dari bagian terpenting bagi Anjany.

4 tahun bukan waktu yang singkat bagi Anjany, kini dia menerbitkan senyuman di wajah cantiknya dan mengapresiasi dirinya sendiri atas semua usaha dan perjuangannya selama ini. Anjany mencari jati dirinya di luar bangku perkuliahan dan memborong beberapa prestasi yang telah menjadi saksi nyata di kehidupannya.

“Skripsi itu tidak susah, tugas akhir itu tidak susah. Yang susah adalah bagaimana cara kalian untuk memulai mengerjakan.” Jelas Anjany.

Anjany berjuang dengan dirinya sendiri, demi keluarganya. Ia berusaha melawan penyakit malasnya dengan dirinya sendiri dan tidak pernah putus asa serta mau untuk mencoba. Anjany sudah membuktikan bahwa produktif bekerja dan terjun di dunia organisasi tidak menjadi penghalang untuk lulus kuliah tepat waktu.

---

Lailatun Nadhifah
Mahasiswa Universitas Negeri Surabaya

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Anjany dan Seni Menyeimbangkan Kuliah, Kerja, serta Organisasi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Apa yang Anda pikirkan?

Trending Now