Banner Iklan

Viral Tagar #BoikotTrans7, Dukungan Deras Mengalir untuk Ponpes Lirboyo, Senator Lia: Bukti Indonesia Negara Humanisme Religius

15 Oktober 2025 | 19.41 WIB Last Updated 2025-10-15T14:02:38Z

Ning Lia Bersama Santri Lirboyo 

KEDIRI | JATIMSATUNEWS.COM — Tagar #BoikotTrans7 mendadak viral setelah di media sosial setelah program televisi “Xpose Uncensored” milik Trans7 menayangkan segmen yang dianggap melecehkan Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri. Meskipun pihak Trans7 telah menyampaikan permintaan maaf secara terbuka pada Senin (13/10/2025), gelombang kemarahan publik belum mereda.

Program tersebut dinilai menampilkan narasi suara (voice over) yang tidak etis dan merendahkan martabat KH. Anwar Manshur, pengasuh Ponpes Lirboyo. Salah satu cuplikan yang menuai sorotan berjudul provokatif:


“Santrinya Minum Susu Aja Kudu Jongkok, Emang Gini Kehidupan Pondok?”


Ungkapan tersebut dianggap tidak menghormati nilai-nilai pesantren serta menciptakan stigma negatif terhadap kehidupan santri. Warganet pun ramai mengecam tayangan itu, menyebutnya tidak beretika dan jauh dari prinsip jurnalistik.

“Acara pemberitaan sampah kayak gini emang cara yang paling mudah dan murah. Beritanya dibangun tanpa riset dan wawancara,” tulis salah satu pengguna X (Twitter).

Kecaman terhadap tayangan Trans7 datang dari berbagai tokoh nasional, antara lain:

  • KH. Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) – Ketua Umum PBNU
  • Prof. Dr. KH. Asep Saifuddin Chalim – Ketua Umum JKSN
  • KH. Cholil Nafis – Ketua MUI Bidang Dakwah dan Ukhuwah
  • Maman Imanulhaq – Anggota DPR RI
  • Ahmad Nawardi – Senator DPD RI
  • Dr. Lia Istifhama – Senator asal Jawa Timur
  • Addin Jauharudin – Ketua Umum GP Ansor
  • Royin Fauziana – Ketua KPID Jawa Timur

Mereka menilai tayangan tersebut tidak hanya melukai perasaan keluarga besar pesantren, tetapi juga berpotensi menimbulkan kesalahpahaman publik terhadap tradisi dunia santri.

Dalam tanggapannya, Senator DPD RI Dr. Lia Istifhama menilai bahwa derasnya dukungan publik terhadap Pondok Pesantren Lirboyo menjadi bukti nyata kekuatan modal sosial santri.

“Gelombang dukungan kepada Lirboyo dan kecaman terhadap tayangan provokatif itu menunjukkan hasil nyata dari pendidikan akhlak dan solidaritas sosial di pesantren,” ujar Lia, Selasa (15/10/2025).

Menurutnya, fenomena ini juga menjadi angin segar menjelang Hari Santri Nasional pada 22 Oktober mendatang.

“Santri kini mampu bersuara di ruang digital dengan cara yang santun, cerdas, dan beradab. Ini bukti bahwa dunia pesantren adalah bagian dari peradaban Indonesia yang perlu dijaga,” tambahnya.

Lia juga menegaskan bahwa dukungan publik terhadap pesantren mencerminkan identitas Indonesia sebagai negara Humanisme Religius—negara yang menempatkan nilai-nilai kemanusiaan berdampingan dengan nilai-nilai agama.

“Saat suara santri bersatu menolak provokasi, di situlah terlihat bahwa Indonesia adalah bangsa yang santun dan menjunjung tinggi moral sosial,” jelasnya.

Ia juga mengutip Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran, yang menyebutkan bahwa penyiaran harus menjadi sarana pendidikan, informasi, hiburan yang sehat, dan perekat sosial.

“Jika media hanya mengejar viralitas tanpa etika, maka itu justru menjadi kesalahan fatal,” tegasnya.

Menariknya, Dr. Lia Istifhama mengaku memiliki latar belakang sebagai santri saat masa SMA.

“Saya sekolah di negeri, tapi tinggal di pondok. Dari situ saya belajar kebersamaan, kerja bakti (ro’an), dan kesederhanaan,” ungkapnya.

Putri dari KH. Masykur Hasyim, tokoh Nahdlatul Ulama (NU), itu juga menjadi Pembina Pondok Pesantren Raudlatul Banin wal Banat di Surabaya, yang menampung mahasiswa dalam sistem boarding.

“Budaya nyantri itu penuh keberkahan. Kalau tidak memahami secara utuh, jangan asal menilai,” tutupnya.



Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Viral Tagar #BoikotTrans7, Dukungan Deras Mengalir untuk Ponpes Lirboyo, Senator Lia: Bukti Indonesia Negara Humanisme Religius

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Apa yang Anda pikirkan?

Trending Now