![]() |
| Tim Riset Bersama Sandiaga S.Uno Menparekraf RI 2020-2024 |
Produk ini dirancang sebagai solusi alternatif untuk merawat kulit gatal dan iritasi ringan akibat infestasi tungau Sarcoptes scabiei. Keunikan SKASPRAY terletak pada komposisi bahan bakunya yang berasal dari ekstrak daun jarak pagar (Jatropha curcas) dan pemanfaatan limbah kulit jeruk (Citrus sinensis), yang dikenal memiliki senyawa aktif bermanfaat bagi kulit.
Messy Cipta Handayani, selaku ketua tim riset, menjelaskan bahwa proyek ini didasari oleh keinginan untuk menghadirkan solusi kesehatan yang efektif namun tetap terjangkau dan berkelanjutan.
"Kami menggabungkan potensi fitokimia dari tanaman lokal dengan keunggulan nanoteknologi untuk meningkatkan efikasi produk," ujarnya.
Keunggulan SKASPRAY dibangun di atas beberapa pilar inovasi yang terintegrasi. Produk ini memanfaatkan senyawa aktif dari daun jarak dan kulit jeruk yang berbasis bukti ilmiah, memberikannya fungsi ganda sebagai antiinflamasi dan antimikroba. Efektivitas formula tersebut kemudian ditingkatkan secara signifikan oleh aplikasi teknologi nano-spray, yang mengubah larutan menjadi partikel halus untuk mempercepat penetrasi ke kulit. Semua keunggulan ini didukung oleh desain kemasan yang praktis, higienis, dan ekonomis, memastikan produk ini mudah diakses oleh masyarakat luas.
Proyek yang dikembangkan dalam kerangka Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) ini juga secara langsung mendukung agenda global, seperti SDGs poin 3 (Kehidupan Sehat dan Sejahtera) dan 12 (Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab).
"Melalui pengembangan ini, kami ingin menunjukkan bahwa inovasi berbasis kearifan lokal dapat ditingkatkan nilainya melalui sentuhan teknologi. SKASPRAY adalah bukti nyata dari komitmen tersebut," pungkas Messy.
Dengan fundamental riset yang kuat, SKASPRAY diproyeksikan menjadi produk herbal fungsional yang siap untuk pengembangan lebih lanjut.




Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Apa yang Anda pikirkan?