Luthfi Tunanetra Pasuruan Kota Jualan Sari Tape Ketan untuk Bayar LKS dan Paguyuban
PASURUAN, JATIMSATUNEWS.COM –Dalam keterbatasan penglihatan, semangat seorang ayah tak pernah padam. Adalah Lutfi, warga difabel netra asal Kelurahan Panggungrejo, Kota Pasuruan, yang kini berikhtiar mencari nafkah dengan cara sederhana berbalut semangat, berjualan Sari Tape Ketan Hitam.
Bersama sang istri, Lutfi berjuang keras demi memenuhi kebutuhan harian keluarga, termasuk membayar LKS dan iuran paguyuban sekolah anak-anaknya. Mereka menjual sari tape ketan buatan sendiri dengan dua ukuran, yaitu 1,5 liter seharga Rp17.000 dan 600 ml seharga Rp8.000.
“Sedikit banyak uluran tangan dari pembelian jualan kami akan sangat berarti. Karena hari ini kami berikhtiar untuk bisa membeli beras dan membayar kebutuhan sekolah anak-anak seperti LKS dan paguyuban,” ujar Lutfi dengan nada lembut, menyiratkan ketulusan.
Informasi dari Lutfi, untuk iuran ke Paguyuban nominalnya 15rb per bulan sedangkan untuk kelas 1 mulai Agustus- Oktober yang tercatat di buku iuran juli. Paguyuban kls 4 tanpa buku iuran yang belum dibagikan Agustus - Oktober.
Terkait LKS nya pihak sekolah juga tidak menginisiasi, pengelolanya paguyuban.
" Kelas 4 dengan nominal 60 ribu, mendapatkan 3 buku (matematika, IPAS, B. Indonesia)," ujarnya.
Bukan nilai yang tinggi, tapi buat Lutfi sangat besar sehingga dia harus kesulitan membayar.
Lutfi merupakan ayah dari tiga anak. Anak pertama berusia 10 tahun duduk di kelas 4 SD, anak kedua berusia 7 tahun kelas 1 SD, dan anak bungsunya baru berumur tiga tahun. Dua anaknya kini bersekolah di SDN Bugul Kidul 2 Kota Pasuruan.
Meski keluarga Lutfi mendapat bantuan PKH dan BPNT, kebutuhan hidup harian tetap belum mencukupi. Untuk itu, mereka memilih untuk tetap berikhtiar dengan berjualan dari rumah ke rumah. Sang istri yang normal menjadi pendamping setia, membantu memproduksi dan mengantarkan pesanan ke pembeli.
“Kami hanya ingin terus berusaha dengan cara yang halal. Mohon doa dan dukungan agar jualan ini tidak gulung tikar, karena modal sudah mulai habis untuk kebutuhan sehari-hari,” ungkap Lutfi lirih.
Usaha sari tape ketan ini bukan sekadar mencari penghasilan, tetapi juga menjadi simbol kemandirian dan semangat pantang menyerah di tengah keterbatasan. Lutfi berharap, lewat tangan-tangan baik masyarakat, produk sederhananya bisa terus laku agar anak-anaknya tetap bisa belajar tanpa kendala biaya sekolah.
Dari rumah kecil di kawasan Panggungrejo, aroma manis tape ketan yang ia racik menjadi saksi perjuangan seorang ayah yang tak ingin menyerah pada nasib. Dalam gelap matanya, Lutfi tetap menyalakan cahaya harapan — untuk keluarga, untuk masa depan.
Bagi masyarakat yang ingin membantu atau memesan produk Sari Tape Ketan Hitam buatan Lutfi, bisa langsung menghubungi atau datang ke rumahnya di Kelurahan Panggungrejo, Kota Pasuruan.
Setiap botol yang dibeli bukan hanya minuman tradisional, melainkan setetes harapan bagi keluarga difabel yang berjuang demi pendidikan anak-anaknya. Jin



Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Apa yang Anda pikirkan?