Foto: Pemaparan Dekan FITK
MALANG | JATIMSATUNEWS.COM - Dalam upaya memperkuat sinergi antara pemerintah, akademisi, dan masyarakat dalam pembangunan pendidikan Islam yang berkelanjutan, Pemerintah melalui Kementerian Agama Republik Indonesia menggelar kegiatan NGOPI (Ngobrol Pendidikan Islam) di berbagai titik wilayah Pasuruan dan Probolinggo.
Kegiatan itu menjadi ajang kolaborasi antara para Wakil Dekan, pimpinan fakultas, dan dosen dari berbagai perguruan tinggi keagamaan Islam untuk menyampaikan gagasan, berdialog, dan menyerap aspirasi masyarakat terkait masa depan pendidikan Islam di Indonesia.
Program NGOPI Pendidikan Islam dilaksanakan di 23 titik lokasi yang menelusuri berbagai daerah di Pasuruan dan Probolinggo. Tujuan utamanya adalah memastikan bahwa program-program pemerintah di bidang pendidikan Islam benar-benar berdampak langsung bagi masyarakat, khususnya guru, siswa, dan mahasiswa. Kegiatan ini juga menjadi wadah penting bagi peserta untuk menyampaikan berbagai pertanyaan dan aspirasi, mulai dari isu sertifikasi guru hingga program beasiswa pendidikan tinggi.
Dalam sesi diskusi, para peserta menunjukkan antusiasme yang tinggi. Pertanyaan seputar sertifikasi guru menjadi sorotan utama, mencerminkan tingginya semangat para tenaga pendidik untuk meningkatkan profesionalitas dan kualitas mengajar. Selain itu, isu beasiswa bagi pelajar dan mahasiswa turut mengemuka. Peserta berharap agar kesempatan mendapatkan beasiswa, terutama untuk melanjutkan studi S2 dan S3, semakin terbuka luas. Terkait hal ini, perwakilan dari DPR RI, Hj. Dini Rahmania, menyampaikan bahwa beasiswa lanjutan bagi mahasiswa UIN dapat difasilitasi dengan melaporkan langsung kepada pihaknya agar dapat dicarikan dan disampaikan melalui jalur resmi.
Namun, mereka juga menekankan bahwa selain kompetensi akademik, mahasiswa perlu memperkuat soft skill dan jaringan relasi (networking) agar siap menghadapi dunia kerja yang dinamis. “Menguasai ilmu saja tidak cukup; koneksi dan kemampuan beradaptasi menjadi bekal penting di dunia pendidikan modern,” ujar salah satu dosen PAI FITK UIN Malang yang hadir.
Foto: Dokumentasi bersama seluruh peserta NGOPI
Isu kurikulum Deep Learning juga menjadi topik menarik dalam diskusi. Meski belum dibahas secara mendalam di Komisi VIII DPR RI karena berada di bawah naungan Ditjen Pendis, para akademisi mendorong agar kurikulum ini dikembangkan lebih terbuka melalui riset dan diskusi bersama. Kurikulum tersebut diharapkan mampu menumbuhkan kemampuan berpikir kritis, reflektif, dan kreatif di kalangan peserta didik.
Dalam sesi pemaparan, Ibu Nuril memberikan pandangan inspiratif tentang pendekatan Kurikulum Cinta dalam proses pembelajaran. Menurutnya, “Cinta adalah di mana ruang menjadi bermakna dan membentuk karakter.” Ia menjelaskan bahwa guru yang mengajar dengan hati akan mampu menyampaikan ilmu secara mendalam dan penuh makna.
“Kurikulum Deep Learning bukan hanya melihat, mendengarkan, dan melakukan kegiatan, tetapi juga menghadirkan cinta dalam setiap proses belajar. Guru dan siswa harus menyatu dengan cinta agar pembelajaran benar-benar membentuk karakter,” ujarnya penuh semangat.
Kegiatan NGOPI Pendidikan Islam ini menjadi bukti nyata komitmen pemerintah, akademisi, dan masyarakat dalam memperkuat peran pendidikan Islam sebagai penggerak utama menuju Indonesia Emas 2045. Melalui sinergi lintas sektor dan pendekatan humanis dalam pendidikan, diharapkan madrasah, pesantren, dan lembaga pendidikan Islam mampu melahirkan generasi cerdas, berkarakter, dan berdaya saing tinggi di tengah tantangan global.


Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Apa yang Anda pikirkan?