![]() |
| Petugas AECID saat penyaluran bantuan ke Gaza pada tanggal 31 Juli/La Moncloa |
ARTIKEL | JATIMSATUNEWS.COM - Konflik berkepanjangan yang terjadi di Gaza selama 2 tahun terakhir kembali memunculkan gelombang bantuan kemanusiaan dari berbagai negara, termasuk Spanyol. Negara ini menjadi salah satu yang paling vokal di Eropa dalam meminta penghentian kekerasan dan pembukaan koridor kemanusiaan untuk warga Palestina. Sejak 2023, Spanyol telah aktif mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Gaza melalui badan kerja samanya, Agencia Española de Cooperación Internacional para el Desarrollo (AECID), dengan dukungan dari Kementerian Luar Negeri.
Dilansir dari Ministerio de Asuntos Exteriores, Unión Europea y Cooperación, pada Maret 2024, Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Pertahanan Spanyol bekerja sama untuk mengirimkan 26 ton bantuan pangan, termasuk lebih dari 11.000 porsi makanan ke Gaza dengan dua pesawat militer A400 dari pangkalan Zaragoza. Selanjutnya, pada Februari 2025, melalui kerja sama dengan Palang Merah Palestina dan Palang Merah Yordania, AECID mengirimkan 12 ton suplai medis bernilai sekitar 265.000 euro.
Di bulan Juli 2025, Spanyol mengkonfirmasi kembali pengiriman bantuan darurat sekitar 5.500 porsi makanan, yang diperkirakan akan cukup untuk memberi makan 11.000 warga Gaza. Pada tahun 2025, pemerintah Spanyol mencatat bantuan ke Palestina, baik ke Gaza maupun West Bank, mencapai sekitar 76,01 juta euro, dengan 20 juta euro dialokasikan khusus untuk di tahun itu. Pada tahun 2023, Spanyol juga meningkatkan bantuan ke Palestina menjadi lebih dari 50 juta euro, termasuk 19,5 juta euro untuk United Nations Relief and Works Agency for Palestine Refugees in the Near East (UNRWA).
Secara khusus, bantuan ini tampak menunjukkan kepedulian moral Spanyol dan komitmen kemanusiaan mereka terhadap penderitaan rakyat Palestina. Namun, Hans J. Morgenthau, dalam bukunya yang berjudul “A Political Theory of Foreign Aid” (1962), berpendapat bahwa bantuan luar negeri adalah alat politik untuk kebijakan luar negeri negara, bukan tindakan altruistik murni. Setiap bentuk bantuan, termasuk bantuan kemanusiaan, dimaksudkan untuk meningkatkan keuntungan nasional dan memperkuat posisi politik negara donor.
Bantuan kemanusiaan Spanyol ke Gaza dapat dilihat sebagai bagian dari strategi politik luar negeri yang kompleks. Pertama, bantuan ini berfungsi sebagai alat untuk membangun citra moral Spanyol di tingkat global. Spanyol memperkuat reputasinya sebagai negara yang menjunjung tinggi keadilan dan kemanusiaan di seluruh dunia dengan menunjukkan solidaritas kepada warga sipil Palestina. Dengan tindakan ini, Spanyol memperoleh kekuatan diplomatik yang lebih besar, terutama di kalangan negara-negara Global South dan dunia Arab, yang cenderung memiliki simpati terhadap isu Palestina.
Kedua, bantuan ini menunjukkan sikap politik Spanyol terhadap konflik Israel-Palestina dan juga mengirimkan pesan kepada Uni Eropa. Spanyol merupakan salah satu negara Eropa yang secara terbuka mendukung pengakuan Palestina sebagai sebuah negara. Berbeda dengan negara-negara UE lain yang cenderung lebih berhati-hati, Spanyol menunjukkan otonomi kebijakan luar negerinya dengan mengambil tindakan nyata, seperti mengirimkan bantuan ke Gaza dan meningkatkan dukungan untuk UNRWA. Dalam perspektif Morgenthau, tindakan ini merupakan bentuk diplomasi untuk meningkatkan kekuatan politik dan pengaruhnya di arena internasional.
Selain itu, bantuan kemanusiaan ini juga terkait dengan kepentingan keamanan dan stabilitas regional. Konflik berkepanjangan di Gaza dapat berdampak pada arus migrasi, keamanan energi, dan kestabilan politik di wilayah Mediterania, wilayah yang sangat dekat dengan Spanyol dari segi geografis dan strategis. Dengan demikian, bantuan kemanusiaan yang dikirimkan oleh Spanyol bukan hanya sebagai bentuk kepedulian moral, tetapi juga upaya politik untuk menjaga stabilitas wilayah yang penting bagi negara.
Dengan demikian, tindakan kemanusiaan yang dilakukan Spanyol di Gaza tidak hanya menunjukkan rasa empati terhadap penderitaan warga sipil, tetapi juga merupakan bagian dari strategi politik luar negeri yang cermat. Selain memperkuat pengaruhnya di wilayah Timur Tengah dan Uni Eropa, bantuan ini meningkatkan reputasi moral Spanyol di mata dunia. Sebaliknya, langkah ini juga sesuai dengan tujuan jangka panjang untuk mempertahankan stabilitas di wilayah tersebut, yang berdampak pada keamanan dan posisi strategis Eropa Selatan. Bantuan luar negeri selalu dikaitkan dengan kekuasaan dan kepentingan, dua elemen yang tidak pernah benar-benar terpisah dalam politik global di balik kemanusiaan yang tampak nyata.
Penulis: Marizka Amartya Nurhaliza (Mahasiswi Hubungan Internasional UPN “Veteran” Jawa Timur)



Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Apa yang Anda pikirkan?