Sentul – Winongan Lor, Desa Kelima Dinilai Lomba Kampung Pancasila Kabupaten Pasuruan, Musholla Tua Tetap Hidup, Kebun Pandan Lantai 3 Jadi Obyek Foto
PASURUAN | JATIMSATUNEWS.COM: Desa Winongan Lor, Kecamatan Winongan, menjadi desa kelima yang mendapat giliran penilaian dalam ajang Lomba Kampung Pancasila Kabupaten Pasuruan 2025, Rabu 27/8/2025. Penilaian difokuskan di Dusun Sentul yang dikenal kaya sejarah, kearifan lokal, serta kekompakan warganya.
Penyambutan tim juri berlangsung meriah. Rangkaian bunga dikalungkan kepada perwakilan juri Gus Bayhaqi Kadmi (Ketua Forum Pembauran Kebangsaan/FPK sekaligus Kader JPM Jejaring Panca Mandala BPIP, Badan Pembinaan Ideologi Pancasila). Anak-anak SDN Winongan Lor 1 menyambut, menampilkan tari tradisional di pertigaan dengan latar rumah kuno sebagai simbol pelestarian budaya.
“Lomba Kampung Pancasila bukan semata-mata soal juara, melainkan bagaimana menumbuhkan Pancasila dalam kehidupan masyarakat. Kadang yang terlihat sederhana justru menyimpan nilai otentik yang kuat. Itulah yang ingin kita gali,” ujar Gus Bay.
Ia bahkan mengaitkan sejarah lokal dengan catatan besar nusantara, seperti telaga di Manikrejo yang konon pernah disinggahi Gajahmada, dan Banyu Biru yang disebut dalam prasasti perjalanan Raja Hayam Wuruk.
"Banyubiru (Kecamatan Winongan) dalam prasasti nasional sudah tercatat bahwa Raja Hayam Wuruk kalau ke timur itu mampir di Banyu biru. Dari sisi masyarakat bahwa bapak bapak sepuh ini pasti punya cerita, punya Kearifan lokal. Ada hal otentik yang orisinil yang kami catat. Tidak selalu kelihatan mewah tapi ada nilai nilai yang kuat di situ," ujar juri Gus bay.
Kepala Desa Winongan Lor, Eko Supriyanto, dalam sambutannya menegaskan bahwa RW 1 Dusun Sentul adalah representasi nyata Kampung Pancasila. Dengan 27 RT, dukungan 45 anggota PKK, serta keberadaan kampung TOGA (tanaman obat keluarga), masyarakat konsisten menjaga semangat kebersamaan.
“Sentul itu kami sebut ‘Sentul Ceria’. Cerdas, Energik, Rukun, Indah, dan Aman. Itu yang kami jaga bersama,” kata Eko
Salah satu daya tarik kuat yang dicatat tim juri adalah keberadaan musholla tua yang dibangun tahun 1938. Bangunan bercat hijau ini masih berdiri kokoh, tanpa banyak perubahan, hanya beberapa kali perbaikan.
“Musholla ini tetap digunakan sampai sekarang. Menjadi pusat ibadah sekaligus simbol kekuatan spiritual warga,” jelas Kasan, Kepala Dusun Sentul.
Selain aspek sosial dan budaya, Dusun Sentul juga Asman Toga dan taman KRPL yang berisi aneka tanaman termasuk sayur segar dan ikan hidup.
Menampilkan geliat ekonomi kreatif. UMKM tahu goreng dengan empat karyawan menjadi salah satu kebanggaan warga. Tak kalah unik, salah satu pelaku UMKM Sentul juga memproduksi minuman berbasis herbal alam.
Endang, pelaku UMKM produksi minuman pokak menjelaskan bahwa seluruh bahan racikan dibuat dari kebun sendiri. Salah satu yang mencuri perhatian adalah kebun pandan di lantai 3.
“Wah ini keren, ada kebun pandan di lantai 3. Sesuatu yang tidak pernah saya temukan di Pasuruan,” puji Ayu, Sekretaris Pokja 3 PKK yang juga menjadi juri.
Dalam penilaian ini hadir pula sejumlah juri lainnya, Titin (Plt Poldagri Kesbangpol Kabupaten Pasuruan, Indah Agung (Wakil Ketua Pokja 3 PKK Kabupaten Pasuruan, Bukhori (perwakilan Kodim Pasuruan) dan Imron Rosyidi (perwakilan Polres Kabupaten Pasuruan)
Kehadiran mereka semakin menambah bobot penilaian lomba Kampung Pancasila di Winongan Lor.
Kegiatan penilaian ini juga dihadiri oleh Camat Winongan, Nuris, yang turut mendampingi juri meninjau lokasi.
" Kami turut mensupport UMKM dan kegiatan warga agar terus berkembang," ujarnya.
Dengan warisan sejarah, musholla berusia hampir seabad, kreativitas UMKM, hingga semangat gotong-royong, Dusun Sentul Desa Winongan Lor menunjukkan bahwa nilai Pancasila tak hanya diwariskan, tetapi juga terus dihidupkan dalam keseharian warganya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Apa yang Anda pikirkan?