Banner Iklan

Puisi: Jembatan Merah, Gunantara Soetanto

Admin JSN
09 September 2025 | 13.38 WIB Last Updated 2025-09-09T06:53:32Z
Ilustrasi puisi Jembatan Merah karya Gunantara Soetanto./Pexels

PUISI | JATIMSATUNEWS.COM:

Gunantara Soetanto

Jembatan Merah 

Deru tembakan mesiu
Serdadu menyerbu
Apa takut itu?
Senjata pasti mengoyak tubuhmu
Biar darah mengucur
Merah ... Merah ... Punah...
Basahi ....
Lumuri ....
Jembatan itu kebebasan
Jembatan itu persatuan
Mati itu kehormatan
Wani!

(Surabaya, 2 Juli 2025)


Kembang Jepun 

Biarkan naga meliuk-liuk di sudut kota
Lampion-lampion merah memendarkan cahayanya
Di sini, di sudut kota lama yang terlupa
Aksara hanzi bertebaran di tempat usaha
Suara perbincangan terdengar naik turun bak nada
Di sini, di jalan dengan gapura berhiaskan naga
Si mata sipit membanting tulang mengais harta
Mencari duit untuk kebutuhan rumah tangga
Di sini, di jalan-jalan sempit utara kota
Wangi hio semerbak merasuk sukma
Klenteng kuno tempat memuja dewa
Di sini, di pecinan kota Surabaya

(Surabaya, 2 Juli 2025)


Persebaya

Tim sepakbola kesayanganku
Bajul ijo itulah julukanmu 
Hajar semua tim yang menantangmu
Lesakkan gawang lawan dengan gol-golmu
Lini depan, tengah, belakang harus padu
Umpan kiri kanan, terobosan atau lambung kudu jitu 
Tekel semua operan pemain lawan yang belagu
Tiga poin kemenangan itu yang kumau
Angkatlah piala sebanyak yang kau mampu 
Jayalah selalu Persebayaku!

(Surabaya, 2 Juli 2025)


Katedral 

Kau berdiri teguh bagai batu karang
menjaga iman di pusaran zaman   
di bawah kubah suci yang kokoh menjulang  
doa-doa naik dihantar asap dupa sampai ke awan
Kaca-kaca mozaik berwarna-warni 
Tergambar rupa orang-orang suci 
Patung Yesus dengan hati kudus-Nya
dan patung Maria sebagai bunda-Nya
Lilin-lilin kecil menyala syahdu 
Di pelataran gua Maria
Bilik pengakuan tempat mengadu
Lenyaplah segala khilaf dan dosa 
Lonceng gereja yang berdentang 
Mengingatkan umat akan kasih Sang Pencipta 
Jangan sampai kita saling berperang 
Hanya karena perbedaan agama 

(Surabaya, 1 Juli 2025)


Bonbin

Lihatlah kami yang terpenjara dalam kandang!
Di komplek pinggir jalan arteri kota
Kami butuh makanan yang bergizi setiap hari
Pemeriksaan kesehatan secara berkala
Demi kesehatan dan kesejahteraan kami
Kami bukan boneka
Yang bisa disiksa semaunya
Kami bukan hiburan
Yang ditonton untuk ditertawakan

Kami hanya ingin kebebasan 
Hidup berdampingan dengan kalian 
Supaya alam tercipta keselarasan 

(Surabaya, 1 Juli 2025)

Catatan:
Bonbin=Kebun Binatang

___

Profil Penulis

Gunantara Soetanto 

Lulusan Sastra Inggris UT yang menjadi penulis dan penerjemah paruh waktu. Arek Suroboyo asli yang lahir dan dibesarkan di Surabaya. Berpengalaman dalam penulisan dan penerjemahan karya sastra berupa fabel, cerpen, dan puisi yang diterbitkan dalam sejumlah buku antologi. Kontak: gundalatan@gmail.com


Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Puisi: Jembatan Merah, Gunantara Soetanto

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Apa yang Anda pikirkan?

Trending Now