Lia Istifhama, menyapa ramah Fatayat dan Banser
Di tengah hiruk pikuk dunia politik yang sering kali identik dengan formalitas dan jarak dengan rakyat, sosok Dr. Lia Istifhama hadir dengan nuansa berbeda. Senator asal Jawa Timur ini kerap dipanggil akrab Ning Lia, dan di balik sederet gelar akademis maupun penghargaan bergengsi yang ia kantongi, ia tetap menjaga sikapnya yang sederhana dan membumi.
Selasa (16/9/2025) menjadi salah satu peristiwa indah bersejarah dalam perjalanan karier politiknya. Pada Apresiasi Legislasi Award 2025 yang digelar JTV, Ning Lia berdiri di panggung kehormatan sebagai penerima kategori “Kinerja Terbaik dalam Menjembatani Komunikasi Pembangunan Pemerintah Pusat dan Daerah.” Dari puluhan legislator se-Jawa Timur yang terpilih, dialah satu-satunya anggota DPD RI yang mendapat apresiasi tersebut.
“Bagi saya, politik adalah ruang kebermanfaatan. Sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain,” ucapnya penuh ketegasan, menyitir prinsip khoirunnas anfauhum linnas.
Penghargaan yang baru saja ia terima hanyalah satu dari deretan panjang apresiasi untuk sosok perempuan yang dikenal dekat dengan rakyat ini. Beberapa tahun terakhir, namanya nyaris selalu hadir dalam daftar tokoh inspiratif, baik di level Jawa Timur maupun nasional.
- Radar Surabaya Award (RSA) 2025, karena menjadi senator perempuan non-petahana dengan suara tertinggi secara nasional.
- Tokoh Inspiratif Penggerak Literasi (2024) dari Radar Surabaya, berkat kiprahnya menggerakkan semangat membaca bagi perempuan dan generasi muda.
- Indonesia Next Future Leader 2024 dari TIMES Indonesia, penghargaan bergengsi yang mengakui potensi kepemimpinan masa depan.
- Woman of The Year Jawa Timur 2023 kategori Tokoh Peduli Pertanian dan Perhutanan Sosial.
- Tokoh Perempuan Inspiratif Kabarpas Award 2023, serta Tokoh Perempuan Populer Versi Jawa Pos Radar Madura.
Belum lagi sejumlah apresiasi lain yang disematkan kepadanya, mulai dari penggerak desa wisata, tokoh muda nasional, hingga penggiat pemberdayaan perempuan di sektor pertanian.
Meski panen penghargaan, Ning Lia tidak pernah membiarkan sorotan membuatnya jauh dari masyarakat. Ia tetap rajin turun langsung ke bawah (mudun ngisor), menyapa warga di desa-desa, mendengarkan keluhan, hingga berdiskusi santai di warung kopi.
Popularitasnya sempat dibuktikan lewat survei Accurate Research and Consulting Indonesia (ARCI) pada Agustus 2025, yang menobatkannya sebagai “Anggota DPD Paling Disukai di Jawa Timur.” Namun, bagi Ning Lia, hasil survei hanyalah konsekuensi dari kerja yang harus makin ditingkatkan, bukan alasan untuk berpuas diri.
“Kita harus menjaga trust masyarakat. Minimal, senator harus menjadi ruang speak up untuk kepentingan rakyat,” ujarnya dalam sebuah wawancara.
Dalam pidato penerimaan Legislasi Award, Ning Lia juga mengingatkan bahwa kiprah seorang legislator tak boleh berhenti di level lokal. Ia menyinggung pentingnya sinkronisasi pembangunan daerah dengan kesepakatan internasional yang digagas Presiden Prabowo, seperti Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA) dan kelancaran ekspor maupun tenaga kerja ke luar negeri.
“Kesepakatan global tidak ada artinya jika tidak dibarengi dengan penguatan daerah. Karena pembangunan sejati bermula dari akar,” tuturnya.
Di balik prestasinya, Ning Lia tak lupa menegaskan bahwa semua pencapaian adalah buah dari dukungan keluarga dan masyarakat.
“Alhamdulillah, puji syukur kepada Allah SWT atas penghargaan ini. Terima kasih kepada suami, orang tua, keluarga besar, dan masyarakat yang mempercayakan amanah senator kepada saya,” ucap putri KH. Maskur Hasyim itu.
Sebagai perempuan yang lahir dan besar di lingkungan padat penduduk, Ning Lia menyimpan tekad untuk terus mengambil peran positif dalam pembangunan Jawa Timur.
Deretan penghargaan yang diraihnya adalah pengakuan atas kerja keras dan konsistensinya. Namun, justru sikapnya yang tetap humble, merakyat, dan apa adanya yang membuat Ning Lia semakin dicintai. Bagi banyak orang, ia bukan sekadar senator dengan segudang prestasi, tetapi juga teladan bahwa politik bisa dijalani dengan hati yang tulus dan niat kebermanfaatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Apa yang Anda pikirkan?