Banner Iklan

Nenek 90 Tahun Mainkan Legok Lesung, HUT ke-80 RI Dihadiri PC Blitar Muslimat NU PAC Widodaren Lestarikan Budaya

Anis Hidayatie
17 Agustus 2025 | 15.23 WIB Last Updated 2025-08-17T14:12:47Z

 


Gejok Lesung Menyemarakkan HUT RI 2025 Muslimat NU PAC Widodaren Melestarikan Budaya Warisan Leluhur, Dihadiri Anggota PC Blitar dan Dimainkan Oleh Nenek 90 Tahun

NGAWI | JATIMSATUNEWS.COM – Muslimat NU PAC Widodaren nguri-nguri budaya Jawa dengan mengadakan performance Gejok Lesung dalam peringatan HUT RI ke-80 2025 kali ini di 5 titik lokasi antara lain; PR Kayutrejo, PAR Puthuk, PAR Weru, PR  Ngrampal, dan PAR Jatisari pada Sabtu (16/08/2025).

"Beginilah cara kami mensyukuri kemerdekaan. Kami sadar bahwa tanpa nenek moyang, kita tak akan bisa jadi seperti ini. Seperti kata legend dari Ir. Soekarno JAS MERAH, bahwa sebuah bangsa besar jangan sekali-kali meninggalkan atau melupakan sejarah.  Pokok ibu-ibu senang semangat. Pun niku tujuan kita. Bahagia selalu kaum Hawa, sebab bahagia itu so simple sederhana sekali njih. MERDEKA!" sebut Dina Anwary selaku ketua Muslimat NU PAC Widodaren dengan senyum sumringah yang mampu membuat siapa saja turut merasa bungah.

Performance Gejok Lesung bukan kali pertama diadakan oleh Muslimat NU PAC Widodaren, karena pada tahun 2022 sudah pernah, meski melalui virtual. Hal ini karena mengingat pada saat itu masih era pasca Covid. Namun semangat untuk terus nguri-nguri budaya Jawa tetap menjadi prioritas ibu-ibu Muslimat NU PAC Widodaren.

"Dengan berkhidmat di Muslimat NU kita bisa gembira. Seperti media Lesung yang bisa digunakan untuk sholawatan. Di mana semua media punya manfaat untuk digunakan dalam jalan kebaikan," lanjut Dina.

Pengurus Muslimat PAC Widodaren bersama-sama mengunjungi tempat performance Gejok Lesung dengan DC merah putih dan bawahan hitam. Semua tampak semangat dan bergembira.

"Lagu wajibnya adalah 17 Agustus dan Sholawat. Untuk lagu hiburan ada Alu Miring, Caping gunung, Lesung Jumengglung, Perahu Layar, Pepiling, dan beberapa judul lagu Jawa. Acara ini sangat menyenangkan, karena tidak setiap hari bisa menonton pertunjukkan Gejok Lesung!" komentar salah satu pengunjung yang antusias mengikuti performance dari awal sampai akhir.

Tradisi Lesung ini sudah ada seabad lebih, jauh sebelum Indonesia merdeka. Lesung digunakan untuk nutu atau melepaskan kulit ari padi, yang sebelumnya sudah dijemur. Sementara lesung yang digunakan memiliki panjang lebih dari dua meter

"Setiap lagu orangnya pindah untuk mengatur tinggi rendah nada. Nada paling tinggi ditimbulkan oleh gejokan lesung paling tengah. Nah untuk lagu Alu Miring, malah dua alu dimainkan secara miring di atas lesung!" jelas Syamsiah yang merupakan salah satu pengurus Muslimat PAC Widodaren.

Rute perjalanan perfomance Gejok Lesung ada di 5 titik lokasi meliputi; Kayutrejo pukul 09:00 WIB, Punthuk 10:00 WIB, Weru 11:00 WIB, Ngrampal pukul 12:30 dan terakhir Jatisari pukul 13:30 WIB.

Ada cerita menarik tentang Gejok Lesung yang menjadi simbol kekuatan nenek moyang Jawa ini. Hal ini terkait penuturan oleh salah satu pengunjung bernama Lakmiati di PAR Weru Sidomakmur, "Simbah saya dulu kalau sakit itu, kok dengar ada Lesung digejok, langsung mencari sumber suara dan langsung ikutan gejok, lalu langsung sehat dan gak jadi sakit!" seru perempuan berusia tiga puluhan itu bersemangat, mengingat almarhum simbahnya.

Ranting Kayutrejo Gejok Lesung diadakan di halaman rumah pak Dwi Sarwoko/Subiati RT 003/ RW 004 dengan catatan perdana ikut lomba. Selanjutnya untuk anak ranting Puthuk berlokasi di depan rumah Kasun dengan menunjukkan perfomance terbaik dan menghadirkan penggejok lesung berusia 90-an tahun.

Selanjutnya untuk anak ranting Weru berlokasi di samping rumah Sri Suwarni Dusun Weru RT 004/ RW 002. Kemudian lokasi keempat di Dusun Ngrampal berada di samping Mushala Al Hikmah RT 008/ RW 003 atau di depan rumah pak RT Nurjamin, yang merupakan ayah mertua dari ketua Muslimat NU PAC Widodaren saat ini. Dengan menghadirkan 3 penari, 7 penyanyi alumni Karawitan yang kompeten, 5 penggejok lesung, 1 dirigen, dan 1 penapen beras dengan media tampah.

Lokasi terakhir berada di anak ranting Jatisari, tepatnya di dalam rumah ketua Fathul Janah RT 001/ RW 003 Jatisari Karangbanyu, samping Masjid Darul Muttaqin.

Di mana mereka sudah kali kedua mengikuti lomba Gejok Lesung kemerdekaan RI. Turut hadir dan memimpin doa Kyai Tohari yang mengaku sangat senang dengan adanya acara.

Tak hanya itu terdapat pengunjung dari Muslimat NU Blitar bernama Sugiarsih, yang merupakan saudara dari pengurus PAC Widodaren Endang.

"Di Blitar belum ada pertunjukan budaya Gejok Lesung seperti di sini. Nah posisi saya di sini adalah sebagai penggembira!" komentar Sugiarsih yang mengaku sangat bersyukur bisa hadir dalam perfomance Agustusan Muslimat NU PAC Widodaren kali ini.




Pewarta; Qony


Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Nenek 90 Tahun Mainkan Legok Lesung, HUT ke-80 RI Dihadiri PC Blitar Muslimat NU PAC Widodaren Lestarikan Budaya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Apa yang Anda pikirkan?

Trending Now