MENGGORES HARMONI BUDAYA: Pelatihan Kreasi Seni Kaligrafi Tiongkok (Shufa) Warnai Homeschooling Pena Surabaya
SURABAYA| JATIMSATUNEWS.COM: 21/07/2025 – Suasana penuh antusiasme dan kreativitas memenuhi lantai 5 Gedung Graha Pena Surabaya saat tim dosen Prodi Pendidikan Bahasa Mandarin Universitas Negeri Surabaya (Unesa) menggelar kegiatan “Menggores Harmoni Budaya melalui Pelatihan Pengembangan Kreasi Seni Kaligrafi Tiongkok (Shufa)” bagi siswa Homeschooling Pena Surabaya.
Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) ini dipimpin oleh Rosita Nugraheni, S.Pd., M.A. sebagai ketua, bersama anggota tim yaitu Prof. Dr. Subandi, S.Pd., M.A., Cicik Arista, S.Pd., M.TCSOL., dan Stephen Aji Wardana, B.Ed., MTCOL. Acara berlangsung pada hari Senin, 21 Juli 2025, pukul 10.00 hingga 13.00 WIB, dengan dihadiri sekitar 30 siswa tingkat SMP dan SMA.
Acara dibuka dengan sambutan hangat dari Ketua PKM, Rosita Nugraheni, yang menyampaikan pentingnya mengenalkan budaya Tiongkok sebagai bagian dari pembelajaran bahasa Mandarin. Selanjutnya, Cicik Arista memberikan materi pengantar tentang “Evolusi Hanzi”, membawa peserta menyelami sejarah dan transformasi aksara Tionghoa hingga era modern.
Untuk mencairkan suasana, MC Stephen Aji Wardana mengajak siswa dalam sesi ice breaking interaktif. Kegiatan pun berlanjut ke sesi inti yang disampaikan oleh dosen native dari Tiongkok, Lin Xin Yue. Dalam sesi ini, Lin Xin Yue menjelaskan teknik guratan Hanzi yang menjadi dasar seni kaligrafi Tiongkok (Shufa) serta filosofi di baliknya. Setelah itu, peserta diajak langsung praktik membuat kaligrafi dengan peralatan khusus seperti kuas (maobi), kertas Shufa, dan alas yang telah disediakan. Suasana workshop terasa hidup dengan antusiasme siswa yang mencoba setiap guratan dengan penuh ketekunan.
Kehadiran tim PKM Unesa disambut hangat oleh staf Homeschooling Pena. Sebagai penutup, ketua PKM menyerahkan cindera mata kepada Supriadi, S.Pd., M.M., pimpinan Homeschooling Pena, sebagai simbol kerja sama dan apresiasi.
Hasil angket yang dibagikan kepada peserta menunjukkan bahwa siswa merasa senang dan termotivasi untuk belajar bahasa Mandarin lebih mendalam. Banyak yang berharap kegiatan serupa dapat dilakukan secara berkelanjutan. Hal ini sejalan dengan latar belakang kegiatan, yakni terbatasnya waktu pembelajaran bahasa Mandarin di Homeschooling Pena yang hanya berlangsung dua minggu sekali secara online. Padahal, penguasaan bahasa tidak dapat dipisahkan dari pemahaman budaya.
“Melalui kegiatan ini, tim PKM Unesa ingin menanamkan semangat belajar bahasa Mandarin sekaligus mengenalkan nilai-nilai budaya Tiongkok. Seni kaligrafi (Shufa) menjadi media yang tepat karena mengajarkan kesabaran, ketekunan, dan apresiasi seni,” ujar Rosita Nugraheni.
Kegiatan ini berhasil membawa warna baru bagi siswa Homeschooling Pena, sekaligus menjadi wujud nyata kontribusi dosen Mandarin Unesa dalam memperluas literasi budaya dan bahasa di kalangan generasi muda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Apa yang Anda pikirkan?