Foto: Prof. Dr. H. Ilfi Nur Diana, M.Si
MALANG |
JATIMSATUNEWS.COM - Sepanjang tahun
seiring perkembangan zaman, bumi terus dimanfaatkan untuk beragam kebutuhan
manusia. Kebutuhan yang datang dari berbagai sisi dengan dalih urgensi yang
beraneka-rupa. Melalui fenomena tersebut, tentu kesehatan dan keasrian alam
harus diperhatikan secara serius. Tidak mengedepankan ego sektoral dan ambisi
yang tak kunjung habis.
Oleh karena itu, manusia sebagai mandataris Tuhan,
tanpa pandang bulu berkewajiban untuk merawat kesehatan bumi agar tetap terus
lestari dan bisa dimanfaatkan secara maksimal oleh generasi mendatang.
Sehingga, dari keadaan tersebut, Wakil Rektor II Bidang AUPK UIN Malang, Prof.
Dr. Ilfi Nur Diana, M.Si menawarkan konsep Ecopesantren sebagai bagian dari
upaya menjaga kesehatan bumi. Gagasan tersebut dihimpun dalam sebuah buku yang
berjudul "Ecopesantren: Upaya Mewujudkan Pesantren Ramah Lingkungan".
Diksi ecopesantren sendiri merupakan istilah yang
sudah lumayan akrab di telinga lintas khalayak. Yakni pesantren yang
menggunakan ilmu lingkungan untuk menjaga bumi berdasarkan perintah Tuhan.
Namun, dalam sisi praktek, rupanya masih minim tindakan berkelanjutan dari
banyak pesantren. Oleh karenanya, buku besutan Ilfi Nur Diana hadir untuk
mengedukasi publik tentang ekologi pesantren.
Dalam buku tersebut, pembahasan dimulai dari aspek
mendasar tentang urgensi sikap ramah lingkungan dari sisi teologi. Kemudian
disusul dengan dalil-dalil agama seputar lingkungan dan bagaimana peran manusia
sebagai khalifah bumi yang tidak hanya tahu mengambil manfaat dari alam, tapi juga
seyogyanya untuk mengambil pelajaran dan merawat seluruh keanekaragaman alam.
Tak lupa penulis juga menjelaskan sisi teknis dari beragam upaya yang bisa
dilakukan pesantren dalam menjaga kesehatan bumi.
Lebih jauh lagi, sebagai sosok pemimpin yang berlatar
belakang santri, Ilfi Nur Diana mampu memotret keadaan pesantren dengan beragam
dinamika di dalamnya secara mendalam. Perempuan asal Pasuruan yang mengelola
Pondok Pesantren Al-Yasini itu juga memberikan teladan dalam beberapa
kesempatan perihal urgensi menjaga kesehatan dan kelestarian bumi. Mengingat
sudah banyak bencana alam dan berita tentang ketidaksehatan bumi yang perlu
ditanggapi secara serius. Bukan sekadar teori yang melangit, tapi juga aksi
yang membumi.
Pertanyaannya, mengapa pesantren harus peduli
lingkunga? Alasannya tiada lain karena pesantren adalah lembaga pendidikan
Islam yang banyak tersebar di seluruh penjuru Nusantara, tentu juga
berkewajiban untuk mengamalkan perintah Tuhan tentang menjaga alam yang
dititahkan di dalam Al-Qur'an.
Tidak hanya itu, faktanya, di beberapa tempat,
kapasitas pesantren mampu menampung ratusan bahkan ribuan santri dalam satu
kawasan. Kemudian beragam interaksi yang melibatkan banyak fasilitas terjadi di
dalammnya, baik fasilitas alami atau buatan. Semua itu disadari atau tidak,
memiliki dampak terhadap perkembangan kesehatan lingkungan.
Dengan jumlah santri yang sangat besar, baik yang
berjumlah ratusan bahkan puluhan ribu santri di satu kawasan pesantren, mereka
juga tinggal 24 jam di kawasan yang sama. Pasti, butuh energi yang besar untuk
mencukupi semua kebutuhan interaksi di dalamnya. Di samping itu, hal tersebut
juga menelurkan potensi atas sampah dan limbah manusia yang dapat mencemari
lingkungan jika tidak dikelola dengan baik, khususnya sampah plastik.
“Di sinilah peran akademisi dari perguruan tinggi
diperlukan melalui riset dan pengabdian masyarakatnya. Mengingat keberdampakan
perguruan tinggi islam benar-benar ditunggu kontribusinya di seluruh pesantren,
dan masyarakat luas pada umumnya,” tandas Ilfi saat diwawancara oleh awak
media.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Apa yang Anda pikirkan?