Banner Iklan

Mengukir Jejak Abadi: Peran Mahasiswa PGSD dalam Membangun Ekosistem Pembelajaran Bermakna di Sekolah Dasar

Eko Rudianto
02 Juni 2025 | 12.54 WIB Last Updated 2025-06-02T06:15:48Z


ARTIKEL | JATIMSATUNEWS.COM : Melalui program asistensi mengajar, sekelompok mahasiswa PGSD di Sekolah Dasar (SD) telah merancang dan mengimplementasikan berbagai program kerja yang komprehensif. Inisiatif ini berfokus pada optimalisasi potensi siswa secara holistik, mencakup pengembangan berbagai aspek diri siswa secara menyeluruh. Berangkat dari kebutuhan fundamental akan peningkatan kualitas pendidikan dasar, inisiatif ini mencakup spektrum kegiatan yang luas, mulai dari pengembangan literasi dan numerasi hingga penanaman kesadaran lingkungan dan pembentukan karakter.

Pendekatan ini selaras dengan prinsip pendidikan abad ke-21 yang menekankan pada pembelajaran bermakna dan relevan bagi kehidupan siswa. Sebagaimana diungkapkan oleh Sudjana (2005) dalam jurnalnya mengenai pengembangan kurikulum, program asistensi mengajar memiliki peran strategis dalam menjembatani teori dan praktik, memberikan pengalaman langsung bagi mahasiswa untuk mengimplementasikan inovasi pembelajaran di lapangan.

Program kerja ini dilaksanakan di SDN Madyopuro 4, dengan dua bidang yaitu akademik dan non akademik. Program kerja pada bidang akademik yaitu Literasi dan Numerasi. Kegiatan ini dirancang secara sistematis untuk meningkatkan kemampuan dasar siswa dalam memahami informasi, baik dalam bentuk teks maupun angka. Melalui berbagai metode inovatif seperti diskusi, dan penggunaan media pembelajaran dengan video pembelajaran Power Point.

Program ini berupaya menumbuhkan minat baca dan berpikir logis pada siswa. Studi oleh Kemendikbud menunjukkan bahwa peningkatan literasi dan numerasi merupakan syarat penting bagi keberhasilan akademik siswa dan kemandirian mereka di masa depan, sehingga inisiatif ini menjadi pondasi utama bagi pengembangan diri siswa.

Selanjutnya, program kerja pada bidang non akademik yaitu:

 (1) Gema Ramadhan Seru menjadi salah satu program unggulan yang memadukan dimensi spiritual dan edukatif. Kegiatan Pondok Ramadhan ini tidak hanya diisi dengan lomba-lomba yang mengasah kreativitas dan sportivitas, tetapi juga dengan sesi cerita Islami, mengaji bersama, buka puasa bersama, dan tarawih bersama. Program ini bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai keagamaan, etika, dan kebersamaan, sekaligus memperkuat pemahaman siswa akan ajaran Islam. Menurut penelitian oleh Djuwita (2020) mengenai pendidikan karakter berbasis nilai agama, kegiatan semacam ini berkontribusi signifikan dalam membentuk kepribadian siswa yang berakhlak mulia dan toleran.

(2) Program Eco Farming mengintegrasikan pendidikan lingkungan hidup melalui praktik nyata. Siswa diajak untuk terlibat langsung dalam kegiatan menanam, baik menggunakan media tanah konvensional maupun teknik hidroponik. Program ini tidak hanya membekali siswa dengan pengetahuan tentang pertanian dan ekosistem, tetapi juga menumbuhkan kesadaran akan pentingnya keberlanjutan lingkungan. Pendekatan ini sejalan dengan teori pembelajaran konstruktivisme, di mana siswa belajar melalui pengalaman langsung dan interaksi dengan lingkungan sekitar, sebagaimana diuraikan oleh Piaget (1970) dalam karya-karyanya mengenai perkembangan kognitif.

(3) Program Hari Bumi dan keberlanjutannya menekankan pentingnya pengelolaan sampah. Memperingati Hari Bumi bukan hanya seremoni sesaat, melainkan momentum untuk menggalakkan praktik memilah sampah secara berkelanjutan di lingkungan sekolah. Inisiatif ini menanamkan kebiasaan positif dan tanggung jawab terhadap lingkungan sejak dini, mengajarkan siswa tentang dampak positif dari tindakan sederhana dalam menjaga kelestarian bumi. Konsep "reduce, reuse, recycle" menjadi panduan utama, membentuk karakter siswa yang peduli lingkungan dan berorientasi pada solusi. Lestari (2018), mengemukakan bahwa praktik langsung seperti ini lebih efektif dalam membentuk kesadaran dan perilaku ramah lingkungan pada siswa.

(4) Program Mading dan Poster "7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat" bertujuan sebagai inovasi dalam penyampaian informasi dan edukasi. Pembuatan mading dengan berbagai tema secara berkala dan poster yang mengusung nilai-nilai positif, berfungsi sebagai sarana belajar dan informasi yang dinamis bagi siswa. Media visual ini dirancang untuk menarik perhatian, memicu rasa ingin tahu, dan memfasilitasi penyerapan informasi secara menyenangkan. Strategi ini mengadopsi prinsip pembelajaran visual yang terbukti efektif dalam meningkatkan retensi informasi, seperti yang dijelaskan oleh Mayer (2001) dalam teorinya mengenai pembelajaran multimedia.

(5) Program Pemberian Label Nama pada Berbagai Tumbuhan di lingkungan sekolah, serta label untuk Hemat Energi dan Hemat Air bertujuan sebagai penguatan kesadaran lingkungan dan hemat energi juga diwujudkan. Penamaan tumbuhan tidak hanya memperkaya pengetahuan siswa tentang keanekaragaman hayati, tetapi juga menumbuhkan rasa kepemilikan terhadap lingkungan sekolah. Sementara itu, label hemat energi dan air secara konsisten mengingatkan siswa untuk berperilaku bijak dalam penggunaan sumber daya. Inisiatif ini mendukung konsep sekolah hijau dan berkelanjutan, yang menurut studi oleh (UNESCO, 2017) merupakan pendekatan integral untuk membentuk generasi yang bertanggung jawab terhadap lingkungan.

Keseluruhan program kerja yang telah diuraikan ini, dari literasi hingga inisiatif lingkungan, menunjukkan pendekatan yang terintegrasi dan berkelanjutan dalam pengembangan potensi siswa. Setiap program saling melengkapi, menciptakan ekosistem pembelajaran yang holistik dan relevan dengan tantangan masa kini. 

Mahasiswa PGSD tidak hanya berperan sebagai pengajar, tetapi juga sebagai fasilitator, motivator, dan inovator yang mampu merancang pengalaman belajar yang bermakna. Kolaborasi ini mencerminkan esensi dari peran mahasiswa dalam berkontribusi pada kemajuan pendidikan, sebagaimana disorot oleh Smith (2015) dalam penelitiannya tentang dampak program pengabdian masyarakat mahasiswa.

Penerapan program-program ini juga secara tidak langsung mengasah kemampuan adaptasi dan kreativitas mahasiswa PGSD. Mereka ditantang untuk merancang kegiatan yang sesuai dengan karakteristik siswa SD, memanfaatkan sumber daya yang ada, dan menyelesaikan masalah yang mungkin timbul di lapangan. Pengalaman ini sangat berharga dalam membentuk calon guru yang profesional, reflektif, dan mampu menghadapi dinamika dunia pendidikan.

Pada akhirnya, program asistensi mengajar ini bukan sekadar tugas akademis, melainkan sebuah manifestasi nyata dari komitmen mahasiswa PGSD untuk menciptakan generasi penerus yang cerdas, berkarakter, dan peduli lingkungan. Dampak positif dari inisiatif ini tidak hanya terbatas pada peningkatan kemampuan kognitif siswa, tetapi juga pada pembentukan sikap, nilai, dan keterampilan hidup yang esensial. Melalui sinergi antara teori yang diperoleh di bangku kuliah dan praktik di lapangan, program ini membuktikan bahwa pendidikan berkualitas dapat dicapai melalui upaya kolaboratif dan inovatif.

Oleh :

1. Arinda Deswintia Yoantika 

2. Aulia Putri Rahmawati 

3. Cesil Putri Ariyunda

4. Dinda Septiandini Kusumawardani  

5. Finda Farela Abadi 

6. Sekar Ayu Lestari Mulyani


Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Mengukir Jejak Abadi: Peran Mahasiswa PGSD dalam Membangun Ekosistem Pembelajaran Bermakna di Sekolah Dasar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Apa yang Anda pikirkan?

Trending Now