Mahasiswa UIN Malang dapat hadiah topi dari Dr. Tito di UB usai bertanya soal Danantara, diskusi literasi keuangan OJK gelar semangat GENCARKAN.
MALANG | JATIMSATUNEWS.COM - Sore di antara guyuran hujan kota Malang, peristiwa menarik berlangsung saat “Leaders Insight: Menjadi Generasi Finansial Tangguh di Era Ekonomi Digital” yang digelar di Gedung Samantha Krida Universitas Brawijaya (UB), Rabu (7/5).
Gelaran acara merupakan bagian dari peringatan Hari Pendidikan Nasional dan kick-off Bulan Literasi Keuangan bertema “Generasi Muda Cerdas Keuangan: Membangun Ketangguhan di Era Keuangan Digital”, sekaligus menggelorakan semangat Gerakan Cerdas Keuangan Mandiri (GENCARKAN).
Kegiatan edukasi keuangan diinisiasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Dihadiri oleh Rektor Universitas Brawijaya Prof. Widodo, S.Si., M.Si., Ph.D.Med.Sc, Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK Dr. Friderica Widyasari Dewi, serta Ketua Badan Supervisi OJK Prof. Sidharta Utama, Ph.D., CA, CFA.
Sesi diskusi utama menghadirkan para Anggota Badan Supervisi OJK yakni Prof. Dr. Chandra Fajri Ananda, Dr. Agustinus Prasetyantoko, Dr. Tito Sulistio, SE, MAF, dan Dr. Didid Noordiatmoko, Ak, MM, CGCAE. Diskusi dipandu oleh moderator Fanny Patricia. Berlangsung dengan antusiasme tinggi dari ratusan peserta, terutama mahasiswa dari berbagai universitas.
Saat sesi tanya jawab inilah hal langka terjadi, ketika seorang mahasiswa dari UIN Maulana Malik Ibrahim Malang yang memperkenalkan diri sebagai bagian dari komunitas Saham Pemula, mengangkat pertanyaan mengenai konsep Danantara.
“Saya dari komunitas Saham Pemula, mohon dijelaskan terkait Danantara,” ujarnya.
Pertanyaan langsung dijawab lugas oleh Dr. Tito Sulistio. "Bicara Danantara tidak bisa hanya Danantara. Danantara itu mendistribusikan kesejahteraan yang tidak bisa dilakukan APBN. Dahsyat! Ini plan Pak Prabowo. Kasih kesempatan setahun," tegasnya sambil memberikan topi kepada mahasiswa tersebut sebagai bentuk apresiasi sambil mengatakan bahwa karena pertanyaan mahasiswa tersebut merupakan pertanyaan yang bagus.
Dalam wawancara terpisah, Dr. Tito menyampaikan bahwa anak muda seperti penanya tadi menunjukkan minat besar terhadap isu-isu ekonomi makro, namun literasi keuangan generasi muda masih harus ditingkatkan.
“Mereka mungkin tahu, tapi belum sadar bahwa dunia digital dan keuangan itu penuh risiko. Harus hati-hati,” ujarnya.
Dr. Tito juga mengulas lebih jauh mengenai Danantara dalam kerangka besar program ekonomi yang diusung pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Menurutnya, program ini bukan hanya soal Danantara, makan gratis, atau koperasi semata, melainkan sebuah idealisasi membangun ekonomi Pancasila dari pedesaan.
“80.000 koperasi bisa membangun industri pedesaan, menyuplai pangan bergizi, membangkitkan industri ayam, telur, dan rumah tangga. Ini satu sistem besar untuk memenuhi janji kemerdekaan: sandang, pangan, papan, dan kesehatan,” terangnya.
Dr. Tito menambahkan bahwa negara membutuhkan lembaga pendukung keuangan di luar APBN, seperti Danantara, yang bisa menopang pembangunan jangka panjang.
“Negara ini sedang tidak baik-baik saja. Tapi kalau kita melihat masa depan lebih baik dari sekarang, berarti kita sedang menuju kebaikan,” ucapnya.
Acara ini menjadi ruang diskusi terbuka antara regulator dan generasi muda untuk memperkuat literasi dan kesadaran finansial dalam menghadapi tantangan ekonomi digital, sekaligus memperkenalkan program-program pembangunan nasional secara mendalam kepada publik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Apa yang Anda pikirkan?