Banner Iklan

Tanpa Gunakan Iuran Siswa SMP, PGRI 1 Dau Miliki Tradisi Hadiahkan Guru Kambing untuk Kurban

Anis Hidayatie
28 Mei 2025 | 16.47 WIB Last Updated 2025-05-28T10:11:40Z

Bu Afifah Dengarkan kambing

MALANG | JATIMSATUNEWS.COM: Tanpa Gunakan Iuran Siswa SMP PGRI 1 Dau Miliki Tradisi Hadiahkan  Guru Kambing untuk KurbanSetiap tahun, SMP PGRI 1 Dau menggelar sebuah tradisi mulia yang bukan hanya bernilai spiritual, tetapi juga menjadi bentuk nyata penghargaan kepada para guru: penyembelihan hewan kurban atas nama guru-guru yang terpilih. Tradisi ini telah berlangsung selama lima tahun berturut-turut dan digas langsung oleh Kepala Sekolah,  Ana Susanti sebagai bentuk apresiasi dan dukungan kepada para pendidik.

"Tradisi ini sudah dimulai sejak lima tahun lalu. Awalnya setiap tahun hanya satu guru, tapi tahun kemarin ada dua guru yang mendapatkan giliran," jelas Kepala Sekolah Ana usai prosesi undian penentuan nama guru penerima hewan kurban tahun ini.

Tahun ini, guru yang mendapatkan kesempatan kurban dari sekolah adalah Pak Ardika, yang telah mengabdi selama tiga tahun di SMP PGRI 1 Daun. Proses pemilihan dilakukan secara adil melalui undian yang disaksikan oleh para guru dan staf.

Menurut KS Ana, ide memberikan hadiah berupa hewan kurban muncul dari keterbatasan kemampuan sekolah untuk memberikan insentif finansial yang lebih besar. Namun, sekolah ingin tetap memberikan penghargaan bermakna yang bersifat spiritual dan inspiratif.

"Karena kita tidak bisa memberi gaji lebih, maka kita ingin memberikan sesuatu yang nilainya lebih dalam. Kurban adalah bentuk ibadah dan hadiah yang mendalam. Kita ingin membantu para guru agar tetap bisa berkurban, meskipun secara finansial mungkin belum terpikirkan," ungkapnya.

Menariknya, program ini tidak menggunakan dana dari iuran siswa, melainkan murni dari dana sekolah serta sumbangan pribadi guru-guru. Artinya, ini adalah bentuk gotong royong dan solidaritas internal yang sangat kuat.

Daftar guru penerima hadiah kurban sejauh ini antara lain:

1. Bu Yunadiroh

2. Bu Ira

3. Bu Afifah

4. Bu Indah dan Pak Andri jatuh

5. Pak Ardika

Guru Afifah, salah satu penerima ketika ditanya mengaku belum pernah berkurban atas nama pribadi sebelumnya, sehingga hadiah ini terasa sangat istimewa dan membahagiakan baginya.

"Alhamdulillah, dengan hadiah ini saya bisa berkorban," ucap guru Afifah.

Lebih dari sekadar kegiatan seremonial, tradisi ini juga membawa pesan moral bagi para siswa. “Kami ingin menanamkan nilai-nilai berbagi, semangat berkurban, dan pentingnya sedekah. Anak-anak tidak kami minta iuran, tetapi mereka bisa menyaksikan dan belajar dari prosesnya. Ini adalah bentuk pendidikan karakter yang nyata,” tutur KS Ana.

Tradisi kurban ini menjadi bukti bahwa perhatian terhadap guru tak harus selalu dalam bentuk materi besar. Sentuhan keikhlasan, penghargaan spiritual, dan rasa kebersamaan bisa menjadi hadiah paling bermakna bagi para pahlawan tanpa tanda jasa.


“Semoga tradisi ini terus berjalan dan menjadi inspirasi bagi sekolah-sekolah lain. Karena mendukung guru berarti turut membangun masa depan bangsa,” tutup Kepala Sekolah Ana Susanti dengan senyum penuh harap.


Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Tanpa Gunakan Iuran Siswa SMP, PGRI 1 Dau Miliki Tradisi Hadiahkan Guru Kambing untuk Kurban

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Apa yang Anda pikirkan?

Trending Now