MALANG | JATIMSATUNEWS.COM: Dari kelas seni hingga juara nasional, SMPN 4 Malang menjelma sebagai ikon pendidikan seni tradisi yang tak tertandingi, berkat sinergi kepala sekolah, guru, dan orang tua. Penuh semangat, SMP Negeri 4 Kota Malang menjelma menjadi oase seni tradisi yang hidup, berkembang, dan berprestasi.
Di balik kesuksesan itu, berdiri sosok inspiratif, Dr. Pancayani Dinihari, M.Pd. Kepala sekolah visioner yang tak hanya menyandang gelar akademik tertinggi, memiliki prestasi juara III GTK Inovasi Provinsi Jatim tetapi juga berhasil menyulap sekolah biasa menjadi panggung seni yang memukau dari level nasional hingga internasional.
Tak heran, kini nama SMPN 4 Malang identik dengan seni budaya. Dari gamelan, tari tradisi, hingga ludruk remaja, sekolah ini seolah menjadi miniatur Indonesia yang menyuarakan harmoni melalui cerita dan irama.
"Kami bukan hanya bermain musik, tapi membangun cerita di atas panggung," ujar Dr. Pancayani dalam wawancara eksklusif dengan JatimSatuNews pada Jumat, 23/5/2025.
Cerita itu bukan sekadar alur dramatik. Menurut wanita yang biasa dipanggil Dini adalah kombinasi cerdas antara musik tradisi dan teater yang diracik oleh para guru seni"
Pak Cahyo untuk musik tradisi, Bu Tri Ida dan Bu Dika untuk tari, juga untuk Pak Bayu untuk drama. Mereka tidak bekerja sendiri," lanjut Bu Dini.
Dukungan penuh datang dari para orang tua murid melalui paguyuban yang solid, termasuk dalam pengelolaan kostum, rias, hingga konsumsi saat tampil.
Seni, jadi Jalur Prestasi
SMPN 4 Malang memang memiliki strategi unik: seni sebagai jalur masuk unggulan.
Siswa yang berprestasi di bidang seni sejak SD disaring dan dibina secara khusus. Saat ini, ada empat kelas seni aktif—dua di kelas 7, satu di kelas 8, dan satu di kelas 9. Ini menciptakan ekosistem seni yang terstruktur dan terarah.
Pelajaran seni tidak hanya tiga jam seperti di sekolah lain.
"Anak-anak SMPN 4 mendapat delapan jam pelajaran seni dalam seminggu—bahkan berlatih tambahan di hari Senin, Sabtu, dan Minggu. Hasilnya? Mereka selalu menjadi yang terdepan di ajang nasional," ujar Bu Dini.
Juara Nasional, pada tanggal 10 Mei tahun 2025 kemarin, SMPN 4 Malang berhasil meraih Juara Terkreatif Nasional dalam ajang APEKSI yang melibatkan seluruh kota se-Indonesia.
Penampilan mereka memukau karena tidak hanya menghibur, tetapi juga menyentuh—dengan cerita yang menyatu dalam tiap nada dan gerak.
"Ketika HUT SMPN 4 tampil di Graha Cakrawala, 27 kelas tampil 9 penampilan etnis di Indonesia total sekitar 800 siswa, setiap penampilan kolaborasi 3 kelas dalam format kolosal—itu luar biasa," kenang Dr. Pancayani.
Prestasi ini pun membawa mereka diundang untuk tampil pada perayaan tahun baru di Bangkok dan Malaysia sebuah pengakuan internasional atas kualitas seni anak-anak negeri.
Sinergi Hebat Guru-Orang Tua dan pemerintah kota Malang. Semua pencapaian ini tidak terlepas dari sinergi kuat antara guru dan orang tua. Ketika anggaran BOS tidak cukup menutupi kebutuhan, paguyuban orang tua melangkah maju tanpa keberatan.
Mereka tahu, investasi ini membawa anak-anak ke panggung yang lebih tinggi, bahkan membuka peluang masuk ke SMA unggulan seperti SMA 4, SMA 7, atau SMA 8 Malang.
Soal tampil, SMPN telah terbiasa karena selalu latihan. Sehingga sering pula diminta tampil di event event bergengsi Pemkot Malang.
"Tak pernah menolak, anak anak selalu siap," ujar Bu Dini.
Tak berhenti sampai di situ, SMPN 4 Malang tengah bersiap menghadapi lomba FLS3N tingkat kota dan provinsi yang digelar offline dan online minggu depan. Harapan Dr. Pancayani dan seluruh tim, kembali mencatatkan prestasi, dan terus membuktikan bahwa seni adalah jalan emas pendidikan karakter dan prestasi.
"Bagi kami, seni bukan sekadar ekstrakurikuler. Ini adalah identitas, panggilan, dan kebanggaan," tutup Dr. Pancayani dengan senyum bangga.
ANS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Apa yang Anda pikirkan?