Banner Iklan

Ketinggalan Zaman, Proliga 2026 Bakal Ganti Format?

Admin JSN
08 Mei 2025 | 22.58 WIB Last Updated 2025-05-08T16:16:42Z
Babak final four Proliga 2025 menjadi sorotan publik tanah air. Akankah formatnya akan diubah mulai Proliga 2026 mendatang?/Instagram @indonesian_volleyball

YOGYAKARTA | JATIMSATUNEWS.COM - Jelang grand final Proliga 2025, publik penggemar bola voli nasional menyoroti situasi yang ada di akhir final four.

Yakni, menurunnya keseruan dalam pertandingan terakhir di Solo pada Minggu, 4 Mei 2025 lalu.

Pada hari tersebut, dua pertandingan terjadi, yakni Jakarta Popsivo Polwan vs Jakarta Pertamina Enduro di putri dan Jakarta Lavani Livin Transmedia vs Jakarta Bhayangkara Presisi di putra.

Di antara dua pertandingan tersebut, yang paling banyak menyita perhatian dan menjadi diskusi warganet di media sosial adalah laga antara Popsivo Polwan vs Pertamina Enduro.

Warganet menduga bahwa Pertamina Enduro yang sudah mengamankan tiket grand final tidak bermain dengan performa terbaiknya meski secara pemain di atas lapangan masih pemain inti.

Ini membuat Popsivo dianggap mampu menang dengan mudah meski itu hanya berdasarkan skor pertandingan yakni 3-0.

Tetapi, jika melihat skor per setnya sebetulnya tidak sepenuhnya mudah. Sebab, Popsivo menang dengan skor per set 25-19, 25-17, dan 26-24.

Artinya, Popsivo bahkan nyaris diajak Enduro bermain lebih dari tiga set. Enduro pun hanya tampil kurang baik pada set kedua.

Walau demikian, beberapa warganet menganggap Enduro sengaja mengalah agar tidak bertemu dengan Gresik Petrokimia Pupuk Indonesia yang diperkuat Megawati Hangestri Pertiwi.

Tudingan ini pun kemudian makin menjadi pembahasan hangat di medsos ketika Megawati Hangestri juga sempat menulis 'playing soap' pada unggahan di akun TikTok-nya--yang kemudian diubah dan dimatikan kolom komentarnya--dan dilanjut dengan membahas tentang 'sportivitas' saat live di TikTok.

Mengenai keadaan seperti itu, warganet terbagi menjadi dua. Ada yang menganggap Enduro sengaja mengalah, dan ada juga yang menganggap Enduro menggunakan strategi serta 'privilese' sebagai tim yang sudah lolos ke grand final.

Privilese tersebut yakni memanfaatkan momen untuk tidak bermain sekuat tenaga agar menghindari potensi cedera pada pemain inti sebelum pertandingan final.

Mengenai strategi untuk bermain lebih lunak agar menghindari cedera bahkan bermain dengan tim cadangan seperti yang dilakukan Lavani menurut presenter sekaligus komentator Proliga, Rama Sugianto, bukan hal yang salah.

Rama Sugianto, presenter dan komentator Proliga yang menyarankan adanya perubahan format final four./Instagram @rama_sugianto

"Kalau saya lihat, formatnya yang membuat tim tidak akan all out atau bertarung hingga akhir kalau sudah lolos, dan itu tidak masalah. Walaupun membuat bobot pertandingan menjadi sedikit kurang menarik," ujar Rama seperti yang dikutip dari laman Instagram resminya.

"Semua tim punya strategi masing-masing supaya tujuannya tercapai, yaitu juara," imbuhnya.

Kemudian, Rama menawarkan rancangan format baru agar babak final four Proliga tetap seru hingga akhir.

Yakni, peringkat 1 langsung ke final. Lalu, peringkat 2 dan 3 diadu kembali untuk menemukan pemenang yang akan lolos ke final.

"Saya yakin itu akan membuat semua tim akan bertarung hingga akhir untuk mengejar keuntungan sebagai peringkat 1 final four," ucap Rama.

Ia mengatakan bahwa format sedemikian rupa telah digunakan di negara lain, dan akan menarik jika diterapkan juga di Proliga.

Sebab menurutnya, tawaran hadiah uang Rp 60 juta bagi juara putaran final four bagi tim saat ini hanya keuntungan kecil. "Mereka tidak akan sampai berdarah-darah untuk mengejar uang kecil itu," lanjutnya.

Ya, juara putaran pertama maupun putaran kedua final four akan mendapat hadiah uang pembinaan Rp 60 juta. Seperti yang diraih Pertamina Enduro pada putaran pertama, Popsivo pada putaran kedua. Lalu, Lavani dan Bhayangkara yang masing-masing juara putaran 1 dan 2.

Rama menegaskan bahwa dalam aspek nilai keolahragaan akan lebih tinggi jika dengan format yang dia sampaikan dibanding format saat ini.

Ia membandingkan keseruan antara laga perebutan peringkat ketiga (antara peringkat 3 vs 4) seperti yang diterapkan Proliga saat ini dengan laga perebutan peringkat kedua (antara peringkat 2 vs 3) agar bisa lolos ke final.

Menurutnya, dengan format baru sedemikian rupa, akan membuat semua tim selama final four akan berusaha menghindari posisi keempat. Karena, sudah pasti akan gugur, alias tidak akan bermain di pekan terakhir kejuaraan.

Berbeda dengan saat ini, yakni peringkat keempat seperti Jakarta Electric PLN masih bisa ikut bertanding pada hari terakhir kejuaraan yang digelar pada hari yang sama dengan grand final.

Rama juga mengatakan bahwa di liga luar negeri beberapa format diterapkan agar keseruan kompetisi tetap terjaga hingga akhir musim.

Seperti penerapan babak play-off, lalu pertandingan semifinal antara peringkat 1 vs 4 dan peringkat 2 vs 3. Ada juga dengan penerapan best of three (Bo3) dan best of five (Bo5) untuk membawa persaingan pada akhir musim tetap sengit.

Walau demikian, menurut Rama, format yang dia tawarkan, yakni peringkat 1 lolos final dan peringkat 2 vs 3 bertanding untuk ke final, serta peringkat 4 gugur akan lebih cocok. Sebab, format tersebut tidak akan terlalu mengubah sistem kompetisi yang sekarang.

Artinya, apabila disimulasikan dengan kondisi Proliga 2025, maka Popsivo akan bermain pada grand final. Madison Kingdon dkk akan menunggu pemenang antara duel Pertamina Enduro vs Petrokimia Pupuk. Sedangkan, Electric PLN sudah gugur.

Hal sama juga berlaku di putra, dengan Lavani menunggu pemenang antara Bhayangkara Presisi vs Bank Sumsel Babel. Dan, Surabaya Samator gugur karena finish di dasar klasemen final four.

Maka, babak final di kategori putri dan putra akan diselenggarakan pada Minggu, 11 Mei 2025. Sedangkan, babak semifinal atau bisa juga disebut play-off (karena hanya satu pertandingan di satu kategori) akan digelar pada Sabtu, 10 Mei 2025.

Babak play-off dan final kategori putri dapat dimainkan tiap pukul 16.00 dan play-off serta final kategori putra dapat dihelat tiap pukul 19.00.

Dengan simulasi ini membuktikan bahwa format baru yang ditawarkan Rama Sugianto tidak mengubah rancangan jadwal yang dilakukan Proliga saat ini. Tetapi, akan membuat persaingan ketat di final four dapat terjaga hingga akhir.

Kini tinggal menunggu bagaimana tanggapan PBVSI selaku induk bola voli Indonesia dan operator Proliga. Mereka tentu adalah pihak yang bisa memperbaiki format akhir musim kejuaraan demi menjaga keseruan pertandingan di final four.

Apakah mereka akan langsung mengubah format final four untuk Proliga 2026 mendatang atau tetap seperti sekarang? ***

Penulis: YAN


Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Ketinggalan Zaman, Proliga 2026 Bakal Ganti Format?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Apa yang Anda pikirkan?

Trending Now