Foto: Pelaksanaan talkshaw ecopesantren
SURABAYA | JATIMSATUNEWS.COM - Masalah lingkungan adalah salah satu isu krusial yang terus digaungkan di banyak tempat. Baik di forum akademik, maupun non akademik. Hal itu sebagai wujud kepedulian bersama lintas kalangan terhadap masa depan bumi.
Dalam menanggapi isu lingkungan, saluran TV 9 Nusantara melalui program Kopi Darmo menyelenggarakan kegiatan talkshaw bertajuk "Ecopesantren: Bersama Santri Menjaga Bumi". Kegiatan itu dilaksanakan pada hari Jumat (02 Mei) kemarian. Salah satu pembicara yang dihadirkan ialah Ilfi Nur Diana, Wakil Rektor II Bidang AUPK UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.
"Banyak yang bisa kita lakukan untuk melestarikan alam, diantaranya ialah membuka Ruang Terbuka Hijau (RTH), pengolahan sanitasi dan limbah, pengolahan air, dan efisiensi energi," jelas Ilfi.
Tidak hanya itu, Wakil Rektor II UIN Malang itu juga menjelaskan tentang penyebab kerusakan lingkungan, dampak yang dihasilkan, sampai cara mencegah kerusakan yang diakibatkan oleh ulah manusia. Pemaparan tersebut berdasarkan fakta yang sedang terjadi.
Melalui beragam penjelasan tersebut, sosok yang sempat dinobatkan sebagai perempuan inspiratif tahun 2024 itu juga menyampaikan tujuan dari digalakannya ecopesantren.
"Ecopesantren memiliki banyak tujuan, diantaranya ialah mensinergikan antara ajaran Islam dan ilmu pengetahuan, meningkatkan kesadaran ajaran islam sebagai pedoman berperilaku ramah lingkungan, meningkatkan kualitas pendidikan, menjadi pesantren sebagai pusat pembelajaran berbasis lingkungan, dan meningkatkan aktivitad yang mempunyai nilai tambah, baik dari sisi ekonomi, sosial, dan ekologi," paparnya.
"Mengapa pesantren? Karena Pesantren dengan ribuan santrinya, tentu membutuhkn listrik dan air yang besar, maka harus hemat energi. Pesantren juga menghasilkan sampah yang besar, termasuk limbah manusia. Maka, perlu adanya pengolahan sampah dan limbah manusia yang dapat digunakan sebagai pupuk dan biogas. Bahkan, untuk kesehatan santri sangat perlu ruang terbuka hijau," tandasnya.
Selain itu, juga ada Burhanul Amal Cholis M selaku koordinator ecopesantren pondok pesantren Al-Yasini. Ia juga menjelaskan di mana peran dan posisi pesantren dalam mengawal kelestarian lingkungan.
Sebagai informasi, isu tentang ramah lingkungan juga menjadi pembahasan menarik di ranah pesantren. Pasalnya, pesantren yang identik dengan gaya hidup sederhana dan mandiri, perlu dipahamkan seputar urgensi ekologi. Sehingga, muncul istilah ecopesantren sebagai wujud kepedulian pesantren terhadap lingkungan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Apa yang Anda pikirkan?