UNIVERSITAS JEMBER TANGGUH HADAPI BENCANA BERSAMA “MAESTRO KEBENCANAAN INDONESIA”

Eko Rudianto
01 Februari 2024 | 12.18 WIB Last Updated 2024-02-03T09:11:36Z


JEMBER | JATIMSATUNEWS.COM : Universitas Jember/UNEJ berkomitmen mengembangkan IPTEKS yang inovatif dan antisipatif terhadap kelestarian lingkungan sebagai bagian kebijakan strategis di tahun 2024. Langkah strategis ini menjawab adanya isu-isu perubahan iklim di Indonesia dan kejadian bencana yang akhir-akhir ini terjadi di area Universitas Jember dan di wilayah Jember. Perubahan iklim menimbulkan banyak ancaman, seperti cuaca ekstrem yang tidak menentu, ditambah lagi dengan hujan yang terus menerus sehingga menimbulkan bencana banjir, tanah longsor dan angin puting beliung. Hasil pantauan Tim Pusat Lingkungan Hidup dan Kebencanaan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat UNEJ pada tanggal 8 Januari 2024 mencatat adanya bencana angin puting beliung yang mengakibatkan banyak pohon tumbang yang menimpa mobil dan tiang listrik/telepon, kerusakan fasilitas bangunan, dan prasarana kampus UNEJ. Beruntung kejadian tersebut tidak menimbulkan korban jiwa.

Sejalan dengan permasalahan tersebut, Pusat Lingkungan Hidup dan Kebencanaan LP2M-UNEJ menginisiasi kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran diri terkait kesiapsiagaan bencana di lingkungan Universitas Jember. Pusat Lingkungan Hidup dan Kebencanaan LP2M-UNEJ telah sukses menyelenggarakan kegiatan workshop dengan tema “Penanggulangan Bencana di Indonesia”. Dalam acara tersebut, Pusat Lingkungan Hidup dan Kebencanaan LP2M-UNEJ telah menghadirkan pakar kebencanaan di Indonesia, yakni Mayor Jenderal TNI (Purn.) Prof. Dr. Syamsul Maarif, M.Si. Kegiatan ini dilaksanakan pada Selasa, 30 Januari 2024 di Aula lantai 2 LP2M-UNEJ dan dihadiri 38 peserta, yang terdiri dari perwakilan dosen dari seluruh fakultas di lingkungan UNEJ dan beberapa peserta eksternal dari Universitas Islam Jember dan Universitas Mochammad Sroedji Jember.

Dr. Ali Badrudin, S.S., M.A selaku Sekretaris bidang Pengabdian kepada Masyarakat LP2M-UNEJ membuka acara dan menyampaikan kepada para peserta bahwa harus memanfaatkan momentum ini untuk menggali ilmu dan pengalaman secara langsung dari maestro kebencanaan Indonesia. Lebih lanjut, Pusat Lingkungan Hidup dan Kebencanaan LP2M-UNEJ harus bisa meningkatkan kegiatan kolaborasi dengan lembaga-lembaga di bidang lingkungan hidup dan kebencanaan level nasional maupun internasional.

Dalam acara tersebut, Prof. Dr. Syamsul Maarif, M.Si menyampaikan bahwa “Saat kita menghadapi bencana, kita harus mampu melakukan adaptasi serta melihat kejadian itu sebagai peluang untuk kemudian memperbaiki kerusakan yang ditimbulkan menjadi lebih baik”. Bencana itu harus dijinakkan dan dilunakkan melalui upaya mitigasi yang optimal agar tidak menimbulkan kerusakan yang masif. Selanjutnya, beliau menjelaskan bahwa early warning system (sistem peringatan dini) terdiri dari pemantauan, perkiraan dan prediksi bahaya, pengkajian risiko bencana, sistem dan proses kegiatan komunikasi dan kesiapsiagaan yang memungkinkan individu, komunitas, pemerintah, dunia usaha, dan pihak lain untuk mengambil tindakan tepat waktu guna mengurangi risiko bencana sebelum terjadinya peristiwa berbahaya. Sistem peringatan dini yang efektif “end-to-end” dan “berpusat pada masyarakat” dapat mencakup empat elemen kunci yang saling terkait: (1) pengetahuan risiko bencana berdasarkan pengumpulan data dan penilaian risiko bencana secara sistematis; (2) deteksi, pemantauan, analisis dan perkiraan bahaya dan kemungkinan konsekuensinya; (3) penyebaran dan komunikasi, melalui sumber resmi, mengenai peringatan yang berwenang, tepat waktu, akurat dan dapat ditindaklanjuti serta informasi terkait mengenai kemungkinan dan dampak; dan (4) kesiapan di semua tingkatan untuk menanggapi peringatan yang diterima. Keempat komponen yang saling terkait ini perlu dikoordinasikan dalam dan antar sektor dan berbagai tingkatan agar sistem dapat bekerja secara efektif dan mencakup mekanisme umpan balik untuk perbaikan berkelanjutan. Kegagalan pada salah satu komponen atau kurangnya koordinasi antar komponen dapat mengakibatkan kegagalan keseluruhan sistem.

Koordinator Pusat Lingkungan Hidup dan Kebencanaan LP2M-UNEJ, Dr. drg. Banun Kusumawardani, M.Kes bertindak sebagai moderator dalam acara ini sekaligus menyampaikan pesan agar setiap peserta siap dan bersedia jika dibutuhkan saat menghadapi bencana, dan berkontribusi penuh dalam program kerja Pusat Lingkungan Hidup dan Kebencanaan LP2M-UNEJ melalui hasil karya penelitian dan pengabdian di bidang kebencanaan. Untuk dapat melindungi warga kampus UNEJ dan masyarakat sekitarnya dari berbagai resiko bencana tentu harus ada langkah-langkah tepat yang harus dilakukan, salah satunya adalah pemanfaatan teknologi. Pemanfaatan teknologi telah memberikan kemudahan dalam menjawab tantangan-tantangan pada penanggulangan dan pengurangan risiko bencana. UNEJ telah memiliki perangkat pendeteksi banjir dan tanah longsor, namun perangkat tersebut harus selalu ditingkatkan kehandalannya dengan pemanfaatan teknologi untuk membangun sistem peringatan dini yang terkait dengan bahaya geologi (geological hazards), bahaya hidrometeorologi (hydrometeorological hazards), bahaya biologi (biological hazards), bahaya teknologi (technological hazards) dan penurunan kualitas lingkungan (environmental degradation).

Para peserta sangat antusias mengikuti kegiatan workshop “Penanggulangan Bencana di Indonesia” karena mendapatkan ilmu, inspirasi, dan berbagi pengalaman dari Prof. Dr. Syamsul Maarif, M.Si yang bermanfaat dalam kesiapsiagaan bencana. Semoga dengan kegiatan ini, terbangun jiwa kepemimpinan dalam penanggulangan bencana di lingkungan kampus UNEJ dan wilayah sekitarnya.

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • UNIVERSITAS JEMBER TANGGUH HADAPI BENCANA BERSAMA “MAESTRO KEBENCANAAN INDONESIA”

Trending Now