Laki-laki bersahaja itu menolak perumpamaan guru sebagai lilin. Bahkan Pamudji meyakini Ki Hajar Dewantoro tidak pernah mengatakan hal itu, seperti yang banyak dikutip media dan tokoh-tokoh publik.
“Perumpamaan guru yang baik adalah seperti pohon yang baik jauh lebih tepat,” tegas Pamudji.
Laki-laki yang selalu mengenakan kemeja itu lantas menjabarkan pendapatnya. Menurut dia, pohon yang baik akarnya kuat dan menghujam ke perut bumi.
Guru yang baik memiliki akar yang kuat dan menghujam ke perut bumi (ashluha tsabitun). Selanjutnya akar yang kuat inilah yang akan menunjang tumbuhnya pohon yang besar dan tidak mudah dihantam badai. (QS.14:24-25).
Kemudian dapat ditarik benang merah bahwa peran pendidik alias guru sangatlah penting. Terlebih jika guru dengan keikhlasan yang mendalam dan mengajar murid-murid dengan kesungguhan.
“Jika guru ataupun orang tua mampu mengajarkan kekuatan akar atau pemahaman terhadap muridnya, maka murid atau anak akan terhujam lubuk hatinya dengan pemahaman yang baik dan tidak mudah menyalahkan,” tegasnya menyitir QS. 31:13.
Kedua, pohon yang baik dahannya menjulang ke langit. Dahan menjulang ke langit (far'uha fis-samai) adalah yang terlebih dahulu sudah memiliki akar yang kuat, berurat, dan sanggup menahan batang, dahan, serta ranting yang banyak dan berdaun lebat.
Menilik fungsi pohon dengan dahan yang besar dan daun yang banyak adalah membagikan oksigen yang bersih dan memberikan kesejukan bagi manusia. Sungguh guru adalah serupa tempat murid berteduh di siang yang terik.
Ketiga, pohon yang baik berbuah lebat dan di setiap waktu. Berbuah di setiap waktu (tu'tii ukulaha kulla hiin). Segala Puji bagi Allah pohon yang baik tidak hanya memiliki akar yang kuat dan dahan yang besar saja, melainkan juga mampu menghasilkan buah yang banyak serta enak rasanya. Tidak berhenti berbuah atau berbuah di sepanjang musim. Tentu filosofi ini adalah sangat patut disandingkan dengan guru yang benar-benar mengajar untuk mendidik muridnya. Selanjutnya semakin bagus kualitas buah, maka semakin tinggi harga seorang guru yang tanpa tanda jasa itu.
Pilar utama pendidikan anak adalah orang tua dan guru. Keduanya turut bertanggung jawab dalam menanamkan pemahaman terhadap anak, juga memberikan keteladanan agar anak-anak atau generasi bisa menjadi pohon yang baik. Tak peduli mereka akan menjadi pohon bernama apa. "Aku adalah aku."
"Saya mencela filosofi lilin! Filosofi pohon yang baik lebih bersahaja, karena lebih menggembirakan!" pungkasnya saat memberi kuliah pagi kepada anak-anak asuhnya.
Qoni
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Apa yang Anda pikirkan?