![]() |
| Gea Yumanda dan Timnas Putri Indonesia tampil efektif dalam kemenangan remontada atas Nepal di Maguwoharjo (26/11)./Instagram @timnasindonesia |
SLEMAN | JATIMSATUNEWS.COM - Statistik pertandingan Timnas Putri Indonesia vs Nepal pada Rabu (26/11) kemarin di Stadion Maguwoharjo, Sleman Yogyakarta, menampilkan efektivitas permainan Gea Yumanda dkk.
Bermain dengan mayoritas pemain didikan lokal, Pelatih Akira Higashiyama (interim) tampak menyiapkan ide bermain yang efektif.
Di atas kertas, Indonesia bukan unggulan karena berada di peringkat FIFA 106 dunia berbanding 87.
Secara pengalaman, pemain Indonesia juga banyak yang masih minim menit bermain secara nasional dan internasional.
Sebagai perbandingan, Nepal mempunyai liga sejak 1998 dan dimodernisasi dua kali termasuk pada 2024 dengan tajuk ANFA Women's League.
Kemudian, secara pengalaman bermain di internasional, sekitar tujuh pemain Nepal sudah mengemas lebih dari 20 penampilan dan setidaknya empat pemain diantaranya telah bermain lebih dari 50 pertandingan.
Sedangkan, dari 23 pemain yang masuk DSP Indonesia, hanya tujuh pemain yang telah bermain lebih dari 20 caps dan belum mencapai 40 caps. Bahkan, pemilik caps terbanyak yakni Safira Ika (43 laga) tidak masuk DSP.
Maka dari itu, bermain terbuka dan menguasai bola lebih banyak tampak bukan menjadi rencana dari Akira Higashiyama.
Terbukti dengan statistik pertandingan yang menunjukkan bahwa Indonesia kalah penguasaan bola dan jumlah total tembakan. Namun, Indonesia lebih efektif dibanding Nepal, yang bahkan mencetak gol karena gol bunuh diri Vivi Oktavia Rizki--pemilik caps terbanyak kedua.
Berikut ini, statistik pertandingan Indonesia vs Nepal pada FIFA Matchday, 26 November 2025.
2 gol 1
7 tembakan 12
4 tembakan akurat 6
7 pelanggaran 6
2 kartu kuning 1
0 kartu merah 0
0 offside 3
1 sepak pojok 5
41 penguasaan bola (%) 59.
Merujuk data tersebut dapat dilihat bahwa Indonesia lebih efektif dengan menghasilkan 0,5 tembakan akurat menjadi gol berbanding 0,16 tembakan akurat menjadi gol milik Nepal.
Bahkan, Indonesia mampu menghasilkan satu gol dari skema sepak pojok yang hanya dilakukan satu kali.
Efektivitas ini menjadi pembuktian bahwa konsep bermain yang direncanakan Akira Higashiyama sinkron dengan kemampuan pemain yang dipilihnya. Ia sempat menuai kritikan dari warganet di kolom komentar unggahan akun Instagram Timnas Indonesia dalam perilisan susunan 11 pemain pertama karena mencoret 7 dari 10 pemain abroad dari DSP.
Namun, hasil (menang 2-1) dan pola bermain di laga ini dapat menjadi jawaban dari keputusan beraninya.
Kemenangan di Maguwoharjo juga meningkatkan rekor pertemuan Indonesia atas Nepal menjadi 3-1. Yaitu, Indonesia menang tiga kali dan kalah sekali.
Sebelumnya, Indonesia menang 6-0 pada 1986 dan 8-0 pada 1989 dalam dua edisi Piala Asia yang dihelat di Hongkong. Lalu, kalah 1-2 saat kualifikasi Olimpiade Tokyo 2020 di Myanmar pada 2019.
Selanjutnya, Indonesia akan menantang China Taipei, tim yang di atas kertas juga lebih kuat dari Garuda Pertiwi dengan menduduki peringkat ke-42 dunia.
Jadwal laga Indonesia vs China Taipei akan bergulir pada Sabtu, 29 November 2025 pukul 19.30 WIB di tempat sama. ***
Penulis: YAN



Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Apa yang Anda pikirkan?