FEATURE | JATIMSATUNEWS.COM - Niat awal hanya ingin menjadi mahasiswa
‘kupu-kupu’—kuliah pulang, kuliah pulang, tidak ingin terlibat banyak
organisasi, tidak berniat mengikuti ajang Pemilihan Putra dan Putri, bahkan
tidak pernah terbayangkan mengikuti dunia perdutaan. Dirinya hanya berfokus
untuk menyelesaikan studinya dan menikmati rutinitas kuliah dengan tenang.
Namun, takdir mempunyai rencana lain untuknya. Ia berhasil berdiri gagah,
tersenyum percaya diri dengan hati yang gembira atas berbagai penghargaan yang
diraih.
Ia bernama Karnaka Adiar Bagus Erlangga, mahasiswa
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) Angkatan 2023 UNESA,
yang berasal dari Malang. Tidak ada yang menyangka bahwa, keberhasilannya
menuju panggung kompetisi akan dimulai dari satu hal sederhana, yakni kewajiban
kelas, bukan ambisi.
Berawal dari acara Pemilihan Putra dan Putri PBSI yang
dilakukan pada tahun 2023, dirinya bersama satu rekan perempuan didorong oleh
teman-teman untuk mewakili kelasnya mengikuti ajang tersebut dan hanya sekadar
memenuhi kewajiban semata. Ia dan rekan kelas perempuannya mengikuti seleksi
Putra dan Putri PBSI dengan tanpa membawa persiapan berlebih, tidak ada target,
hanya dengan membawa diri, dukungan dari teman kelasnya, dan keberanian kecil
dalam dirinya untuk mencoba.
Tetapi, panggung Putra Putri PBSI mengubah dirinya.
Tidak ada yang menduga, dari langkah kecil yang dilakukannya itu, ia justru
keluar menjadi Juara Putra Motivator PBSI 2024. Ia begitu sangat kaget, tak
percaya akan hasil yang ia dapatkan. Terpilihnya sebagai Putra Motivator PBSI
2024, adalah sebuah pencapaian luar biasa yang pada akhirnya membawanya untuk
melangkah maju ke ajang Pemilihan Putra dan Putri Fakultas Bahasa dan Seni
(FBS) 2024.
Awal mengikuti ajang ini dimulai dengan kegelisahan.
Dirinya mengikuti Putra Putri FBS dihantui dengan rasa minder dan ragu. “Awalnya
mengikuti Putra Putri Fakultas, saya merasa minder melihat teman-teman
pendaftar yang lain,” ujarnya. Melihat teman-teman peserta yang lain tampak
lebih percaya diri dan lebih matang dalam persiapannya, membuatnya bertanya,
apakah ia bisa melakukannya?. Namun, sebuah kepercayaan mulai tumbuh dalam
dirinya, berkat support dan semangat yang datang dari teman-temannya.
Sehingga, ia bisa menambah kepercayaan dirinya dan mulai muncul niat keseriusan
untuk memberikan yang terbaik dalam mengikuti ajang tersebut.
Dalam kontestasi itu, ia memulainya dengan keberanian,
ia berusaha memperbaiki kemampuan komunikasi, merapikan sikap tubuh, dan
memperluas wawasannya. Semuanya ia lakukan dengan semangat sungguh-sungguh.
Dari sinilah, ambisi dalam dirinya mulai muncul. Melalui proses kerja keras
yang ia lakukan, hasilnya telah terbayarkan saat acara Grand Final
Pemilihan Putra Putri FBS 2024 itu tiba pada (6/09/2024), ia berhasil
menyandang gelar Putra FBS 2024.
Kemenangan itu, membuatnya kembali bersemangat untuk
mengikuti ajang putra putri di tingkat universitas (Putra Putri UNESA 2024). Banyak
tahapan yang harus Karnaka lakukan. Namun, ia berhasil mengikutinya dengan
baik. Suatu Ketika, masa karantina dimulai. Pada masa karantina ajang ini
dilaksanakan, bertepatan dengan waktu pelaksanaan UTS. Dirinya harus membagi
dua dunia yang berbeda, yakni akademik dan panggung pemilihan. Dari sinilah
ketangguhan dirinya diuji. Karnaka belajar mengatur waktu agar dua kegiatan
yang sedang dilakukannya itu dapat terlaksana dengan baik. Karnaka belajar
stabil di tengah tekanan. Tak kehabisan akal, Karnaka membuat jadwal harian,
kegiatan mana yang dapat ia lakukan terlebih dahulu, itulah yang ia
prioritaskan. Ia tidak pernah menunda kegiatan apapun. Waktunya ia gunakan
seproduktif mungkin.
Salah satu peristiwa yang selalu ia ingat adalah
ketika ia harus mengikuti presentasi salah satu mata kuliah secara offline
di kelas saat tengah mengikuti shooting video untuk keperluan ajang
Putra Putri UNESA. Sehingga, saat itu juga, ia terpaksa mengenakan setelan jas
lengkap dalam presentasinya di kelas walaupun dengan perasaan yang aneh. Usai
presentasi, ia langsung meminta izin keluar dan kembali untuk melakukan shootingnya.
Dalam serangkaian proses yang ia lakukan dengan
semangat dan pantang menyerah, ia menemukan dirinya, bahwa dirinya mampu
melakukan hal itu dan bertahan lebih kuat dari yang ia kira. Melalui hal itu
juga ia mampu belajar arti tanggung jawab. Serta, memaksanya untuk benar-benar
tumbuh dewasa.
Ajang perlombaan tersebut akhirnya mencapai puncaknya
pada (8/11/2024) yang diadakan di Gedung Sawunggaling UNESA. Karnaka lagi dan
lagi berhasil keluar mendapatkan penghargaan. Kali ini, ia berhasil meraih
Harapan I Putra UNESA 2024. Penghargaan yang ia dapatkan itu, tidak serta merta
membuatnya puas begitu saja. Ternyata, perjalananya tidak berhenti di ajang
Putra Putri kampus saja. Ada bab lain yang lebih menantang tak terduga. Sebuah
langkah yang justru membawanya ke panggung yang lebih besar: Pemilihan Duta
Budaya Jawa Timur.
Saat itu, ia sedang menjalani masa magang.
Hari-harinya jelas dipenuhi dengan padatnya tugas. Namun, di tengah
kesibukannya, ia menemukan pengumuman pendaftaran Duta Budaya Jatim 2025 yang
akan ditutup hari itu. Saat itu juga, ia langsung mendaftarkan diri. “saya
daftar hari terakhir. Bahkan saya mengirim formular tepat di menit-menit
terakhir sebelum pendaftaran ditutup,” ucapnya. Tak hanya mendaftar,
Karnaka mengambil langkah berani. Ia mencoba menggunakan jalur golden ticket,
sebuah jalur khusus bagi peserta yang mengirimkan karya kreatif tingkat tinggi.
Ia membuat karya berisi 10 objek pemajuan kebudayaan,
dan dari keberaniannya itu, ia dinyatakan lolos golden ticket, masuk
semifinal tanpa harus mengikuti tahap pertama. Namun, masih ada tahap dua untuk
menuju gerbang final. Wawancara berlapis, tes bahasa inggris, kebudayaan,
hingga organisasi harus ia lewati. Usai rangkaian tersebut dilakukan,
pengumuman disampaikan. Nama Karnaka kembali disebut.
Di saat yang bersamaan, tantangan lain justru datang
dari hal yang tidak pernah orang lihat, yakni jarak. Selama persiapan menuju
karantina dan grand final, Karnaka harus bolak-balik Surabaya-Malang,
mengurus kostum pakem, kelengkapan budaya, dan latihan. Semua dilakukannya
sambil tetap menjalankan tugas magang. Beruntung, instansi tempat magangnya
memberikan dukungan penuh. Tidak ada kendala perizinan, sehingga membuatnya
bisa melakukan seluruh rangkaian acara mulai dari karantina hingga grand
final.
Pada malam puncak kontestasi itu, panggung besar
bercahaya, dipenuhi atmosfer penuh pada aura sejarah dan kebanggaan kultur Jawa
Timur. Di antara para finalis yang anggun dan gagah menunggu keputusan juri,
terdapat dua nama yang terpilih sebagai penerima Penghargaan Inspiratif Duta
Budaya Jawa Timur 2025. Ia adalah Karnaka bersama dengan rekan yang menjadi
pasangannya di ajang ini. Dua nama, sepasang penghargaan, akhirnya menjadi
representasi anak muda yang tak hanya tampil, tetapi juga menghidupkan budaya
dengan caranya sendiri.
Gelar baru yang ia dapatkan itu dulu bahkan tak pernah
terlintas di pikirannya. Saat diumumkannya namanya itu, ia teringat pada
perjalanan panjangnya yang berhasil ia lakukan. Keyakinannya berani mencoba,
membawanya pada versi dirinya yang berbeda
Dari sini, ia banyak belajar bahwa rasa minder bukan
akhir dari segalanya, melainkan sebuah awal dari perjalanan panjang menuju
versi terbaik dari dirinya. Keraguannya di awal, bukan untuk membuatnya jatuh,
melainkan menjadi tantangan bagi dirinya untuk mencapai kerberhasilan. Melalui
dukungan, keberanian, dan kerja keras yang ia lakukan dengan sabar, dapat
membawanya jauh lebih tinggi dari yang ia bayangkan.


Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Apa yang Anda pikirkan?