Foto: Pemaparan materi oleh Kak Ainun
MALANG |
JATIMSATUNEWS.COM - Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD) UIN Malang sukses
menyelenggarakan Pelatihan Mendongeng yang diikuti oleh mahasiswa semester 1
dan 5. Kegiatan ini berlangsung di Aula Microteaching dan menghadirkan Kak
Ainun Jariyah, alumni PIAUD angkatan 2019, sebagai narasumber. Acara dipandu
oleh moderator Ibu Rikza Azharona Susanti dan dibuka oleh MC Ibu Imro’atul
Hayyu. Rangkaian acara diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya yang
diikuti oleh seluruh peserta dengan penuh khidmat. Setelah itu, dilanjutkan
dengan menyanyikan Mars PIAUD UIN Malang sebagai bentuk kebanggaan dan
penguatan identitas program studi.
Selanjutnya,
sambutan Ketua Prodi PIAUD. Dalam sambutannya, beliau menekankan pentingnya
keterampilan mendongeng bagi calon pendidik anak usia dini. Mendongeng bukan
hanya hiburan, tetapi juga untuk meningkatkan rasa percaya diri. Memasuki
kegiatan inti, Kak Ainun Jariyah menyampaikan materi tentang seni mendongeng
yang mencakup berbagai teknik penting, seperti pemilihan cerita yang sesuai
dengan tahap perkembangan anak, penggunaan intonasi suara yang tepat, ekspresi
tubuh yang mendukung alur cerita, hingga strategi menghidupkan tokoh agar
cerita menjadi lebih hidup.
Di sela pemaparan,
Kak Ainun mengajak peserta melakukan ice breaking yang bertujuan untuk
mencairkan suasana, serta meningkatkan foKus. Kegiatan ini membuat
suasana menjadi hangat dan penuh semangat. Selain teknik bercerita, Kak Ainun
juga berbagi tips membangun rasa percaya diri sebagai
seorang storyteller. Ia menekankan bahwa percaya diri dapat dilatih melalui pemahaman
cerita yang mendalam, latihan yang berulang, serta kemampuan berinteraksi
dengan audiens.
“Kunci utama dalam mendongeng adalah percaya
diri. Ketika kita yakin dengan cerita yang kita bawakan, audiens akan lebih
mudah terhubung dan merasakan pesan yang kita sampaikan,” jelas Kak Ainun.
Beliau juga memberikan tips menyusun alur cerita
yang menarik, mulai dari pembukaan yang memikat perhatian,
pengembangan konflik atau tantangan yang sesuai usia anak, hingga penutup yang
menyampaikan pesan moral yang jelas. Dengan alur yang baik, dongeng
akan lebih mudah diterima dan memberikan dampak positif. Yang menarik, Kak
Ainun juga membahas bahwa keterampilan mendongeng dapat menjadi peluang bisnis.
Ia menjelaskan bahwa mendongeng bisa dikembangkan menjadi profesi yang
menjanjikan, seperti menjadi pendongeng profesional di acara anak-anak, pembuat
konten edukatif digital, hingga membuka kelas pelatihan mendongeng.
Foto: Praktek oleh mahasiswa PIAUD UIN Malang
Usai pemaparan, Kak
Ainun memperagakan praktik mendongeng menggunakan boneka tangan yang dibuat
oleh kak Ainun sendiri, yang memukau peserta. Kemudian, mahasiswa diberi
kesempatan untuk membuat cerita mereka sendiri dan mempraktikkannya di depan
teman-teman mereka. Sesi ini tidak hanya melatih kreativitas, tetapi juga
mengasah kemampuan berbicara di depan umum. Dalam sesi tanya jawab, mahasiswa
terlihat sangat antusias. Banyak di antara mereka yang bertanya mengenai cara
mengatasi rasa gugup, tips membangun cerita yang menarik, hingga strategi
memasarkan kemampuan mendongeng.
Ibu Rikza Azharona Susanti
selaku moderator menambahkan pesan penting bahwa seorang pendidik harus
memahami audiens sebelum bercerita.
“Ketika kita mau mendongeng, kita harus tahu siapa sasaran kita dan
memahami perkembangan anaknya seperti apa. Dengan begitu, cerita yang
disampaikan bisa tepat sasaran, menarik, dan memberikan dampak positif,”
jelasnya.
Dengan berakhirnya
kegiatan ini, mahasiswa PIAUD diharapkan tidak hanya memiliki keterampilan
mendongeng yang kreatif untuk pembelajaran anak usia dini, tetapi juga mampu
melihat potensi mendongeng sebagai peluang karier profesional yang
bermanfaat dan inspiratif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Apa yang Anda pikirkan?