Grebeg Gunungan Desa Sidomulyo Nguri-nguri Budaya. Foto dari Pramono
MADIUN | JATIMSATUNEWS.COM -Pemerintah Desa Sidomulyo, Sawahan, Madiun kembali gelar Grebeg Gunungan. Walaupun dibilang baru, tetapi acara yang diselenggarakan dalam rangka HUT RI dan HUT Kabupaten Madiun sangat meriah.
Peserta grebeg tampil sempurna dengan pakaian adat, menari diiringi musik. Kemunculan gunungan menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat.
Gunungan diarak sejauh dua kilometer dari Makam Reksogati menuju Lapangan Reksogati desa tersebut. Sebelumnya acara dibuka oleh Bupati Madiun dan kepala desa.
Peserta Grebeg Gunungan. Foto Sri RDSejarah Grebeg Gunungan
Beberapa wilayah terutama Keraton Surakarta dan Keraton Yogyakarta secara rutin melaksanakan grebek untuk memperingati Maulid Nabi, Syawalan dan perayaan lain.
Kabarnya perayaan ini berasal dari tradisi Jawa Kuno, di mana raja bersedekah membagikan hasil bumi pada rakyatnya. Rajawedha begitu nama tradisi tersebut yang bertujuan memakmurkan masyarakat.
Tradisi Rajawedha terhenti ketika Islam masuk ke Kerajaan Demak. Walisongo meneruskan tradisi tersebut sebagai media penyebaran agama Islam dan disebut Sekaten.
Dalam upacara grebeg muncul yang disebut gunungan. Gunungan merupakan aneka makanan terbuat dari ketan, hasil bumi yang disusun menyerupai gunung. Setelah doa bersama gunungan dibagikan kepada masyarakat yang hadir.
Kabarnya sejak Indonesia Merdeka tradisi ini kehilangan gaungnya, tetapi tahun 1970-an warisan ini kembali eksis di Yogyakarta dan wilayah lain.
Sementara di desa tempat saya tinggal mulai melaksanakan Grebeg Gunungan tahun 2024 pada perayaan HUT RI dan Bersih Desa. Sejak itu diagendakan setiap tahun dilaksanakan Grebeg Gunungan. Hal ini demi menjaga warisan menghidupkan makna juga mengembangkan wisata desa.
Grebeg Gunungan Desa Sidomulyo. Foto Sri RDGrebeg Gunungan Desa Sidomulyo Menjaga Warisan Menghidupkan Makna
Sebagaimana kita ketahui banyak tradisi leluhur terkikis seiring perkembangan zaman. Generasi sekarang tidak mengenal lagi warisan nenek moyangnya yang sebetulnya sarat akan makna kehidupan.
Grebek Gunungan merupakan perpaduan budaya dan agama. Di mana gunungan merupakan simbol keseimbangan alam. Gunungan sebagai pengingat dalam kehidupan sehari-hari kita harus seimbang antara urusan dunia dan akhirat.
Sementara hasil bumi yang ditata pada gunungan sebagai wujud syukur akan hasil panen sayuran, buah, padi dan bahan pangan lainnya. Pun sebagai simbol harapan agra hasil bumi seterusnya melimpah.
Kemeriahan prosesi gunungan di Desa Sidomulyo juga mendekatkan masyarakat satu dengan lainnya juga pejabat pemerintahan.
Masyarakat terutama Gen Z penting melestarikan dan menghidupkan tradisi Grebek Gunungan. Ini sebagai identitas budaya yang mengajarkan keseimbangan, keselarasan. (Sri RD)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Apa yang Anda pikirkan?