Banner Iklan

OPINI TENTANG DUNIA PENDIDIKAN

Admin JSN
24 Agustus 2025 | 22.28 WIB Last Updated 2025-08-24T15:28:21Z


OPINI | JATIMSATUNEWS.COM - Saya sependapat dengan semua yang disampaikan narasumber diantaranya pendapat Drs. Sahid, M.M Beliau Adalah Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Malang. Didiklah anakmu sesuai dengan zamannya, karena kalau kita mendidik anak sekarang sesuai zaman kita dulu pasti tidak akan berhasil. Zaman kita dahulu murid bertemu dengan guru karena takut mereka memilih sembunyi dibandingkan murid zaman sekarang, dengan rasa bangga mereka menyapa seenaknya.

Di era digital ini nilai ketawadhu'an murid kepada guru sudah mulai pudar. Arti Tawadhu adalah rasa hormat kepada orang yang lebih tua, dengan cara menjaga sikap atau perilaku. Bagaimana murid berbicara kepada guru mereka? Mengapa hal ini mulai pudar di kalangan murid ya? Di berbagai sekolah yang ada di Indonesia sering kita jumpai berita atau peristiwa seorang murid yang membuat ulah tidak sopan kepada gurunya. Menurut saya nilai sopan santun berawal dari keluarga, selain keluarga lingkungan sekitar rumah sangatlah menjadi faktor penentu ketawadhuan murid tersebut. Didiklah anakmu sesuai dengan zamannya saya sependapat dengan hal tersebut dikarenakan zaman sekarang sangat berbeda dengan zaman kita. Di zaman dulu murid jika bertemu dengan gurunya dia lebih memilih untuk sembunyi. Hal ini disebabkan rasa takut kepada seorang guru. Bedakan dengan era sekarang di manapun berada siswa berani untuk menyapa gurunya meskipun tidak semua guru yang disapa. Zaman sekarang murid memilih guru yang disapa, biasanya adalah guru yang dirasa murid dekat dengan mereka. Saya tidak menyapa guru tersebut dikarenakan saya tidak ingin menyapanya. Murid di zaman sekarang jika tidak suka kepada gurunya dia akan berbuat semaunya di saat jam pelajaran guru tersebut, apalagi jika guru tersebut tidak memiliki kendali di dalam kelas. Guru tidak ingin ditakuti oleh muridnya, tapi di era sekarang dengan bebas murid tersebut memperlihatkan rasa tidak suka kepada guru. Bandingkan dengan murid di zaman dulu menatap gurunya pun ada rasa takut, segan dan terkadang sampai gemetar. Dahulu ketika kelas ramai guru berani melempar benda, misalnya penghapus agar murid terkendali, di zaman sekarang guru ada rasa takut jika melempar penghapus kepada murid. Kejadian-kejadian yang dialami banyak guru sampai harus berhadapan dengan jalur hukum Hal inilah yang menjadikan murid lebih seenaknya di dalam kelas. Nilai ketawadhuan pun hilang menghadapi murid yang kurang dalam hal kesopanan tidak bisa dengan cara yang keras, hal ini akan membuat murid merasa dipermalukan di hadapan teman-teman yang lain. Tujuh kebiasaan siswa yang lagi digiatkan oleh pemerintah pusat menjadi solusi agar murid tersebut bisa mengubah perilaku yang tidak baik, contohnya tidur cepat banyak kita jumpai siswa sekarang tidurnya di atas jam 23.00 Wib . Beda dengan dulu siswa tidur maksimal jam 09.00 Wib. Kebiasaan yang tidak baik yaitu bermain gadget sampai larut malam, kurangnya tidur atau istirahat inilah yang menyebabkan murid zaman sekarang lebih gampang emosi, dibandingkan murid zaman dulu nilai ketawaduhan berkurang. Beberapa faktor keluargalah yang berperan penting dalam menumbuhkan rasa ketawaduan murid kepada seorang guru tidak dapat dipungkiri. Siswa di dalam pondok pesantren lebih memiliki rasa ketawadhuan yang sangat tinggi kepada pemimpin pondok pesantren atau Pak Kyai, ustad ustadzah ataupun kepada guru yang lain. Sebagai guru di zaman sekarang terutama saya lebih menekankan nilai etika sebagai penilaian di mapel yang saya ajarkan.


Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • OPINI TENTANG DUNIA PENDIDIKAN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Apa yang Anda pikirkan?

Trending Now