![]() |
Pemain Drama Musikal RT 05 RW 14 Kelurahan Lowokwaru (Foto : Dok. Panitia Peringatan HUT Ke-80 Republik Indonesia RT 05 RW 14 Kelurahan Lowokwaru) |
KOTA MALANG | JATIM SATU NEWS.COM - Seperti lazimnya tradisi yang berkembang di Jawa Timur dalam menjelang peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia. Warga masyarakat menggelar Barikan. Kegiatan ini ditandai dengan warga yang berkumpul di di tempat terbuka untuk berdoa bersama dan makan bersama.
Tak terkecuali, warga RT 05 RW 14 Kelurahan Lowokwaru Kota Malang juga menggelar tradisi Barikan. Sejak sore warga yang terdiri dari 124 Kepala Keluarga ini membawa makanan dari rumah untuk dihimpun menjadi satu. Hingga Bada' Isya, warga memadati sepanjang Jalan Mawar Gang 1, wilayah RT 05 untuk berdoa bersama. Sabtu (17/8/2025).
Warga mengenakan dresscode batik memberikan kesan acara tersebut formal, sakral dan sarat cinta Tanah Air, dan tetap menjunjung tinggi kerukunan, kekeluargaan serta kebersamaan. Dalam rangkaian Barikan tersebut, masyarakat menyanyikan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya. Selain itu, juga menyanyikan Lagu 17 Agustus dan mengheningkan cipta.
Ada pula pembacaan Undang-Undang Dasar 1945 yang dibawakan oleh Zahra Qurrotul Uyun, pembacaan Proklamasi oleh Lionel Zifan Ibrahim dan Pembacaan Pancasila yang dibacakan oleh Gabriela Sintya Kirana diikuti oleh peserta Barikan. Tidak ketinggalan, gelaran doa yang menjadi inti acara dipimpin oleh Abah Ikhsan, salah satu tokoh masyarakat di RW 14 Kelurahan Lowokwaru.
Dalam acara tersebut, juga ada penyerahan hadiah untuk beraneka ragam lomba yang diadakan sebelumnya. Menariknya, rangkaian Barikan ini juga menyuguhkan drama musikal bertema penjajahan yang dibumbui dengan komedi tetapi tidak menghilangkan pesan yang disampaikan.
Mohamad Fitri selaku Ketua RT 05 RW 14 Kelurahan Lowokwaru, mengungkapkan bahwa pihaknya berterimakasih kepada warga RT 05 RW 14 Kelurahan Lowokwaru yang telah bergotong-royong hingga dapat terselenggaranya Barikan.
"Acara ini sebagai bentuk ucapan syukur kepada Allah SWT atas kemerdekaan yang telah diraih," tutur Fitri.
Dirinya juga memberikan apresiasi kepada Tim Kreatif atas pertunjukan drama musikal yang membuat acara Barikan berlangsung lebih hidup tanpa mengurangi kesakralan dan makna.
"Setiap acara Peringatan HUT Kemerdekan Republik Indonesia, harus ada pesan yg disampaikan kepada generasi penerus. Bahwa perjuangan untuk meraih kemerdekaan dilakukan para pahlawan dengan berbagai upaya berat. Semangat, siasat perang dan pengorbanan jiwa raga, keluarga serta harta benda. Jadi bukan hal yang bisa diraih dengan ringan dan mudah," jelasnya.
Menurutnya, drama yang ditampilkan pada Barikan RT 05 RW 14 Kelurahan Lowokwaru ini mencerminkan bagaimana pejuang berkorban untuk meraih kemerdekaan ini.
Dalam kesempatan tersebut, dirinya berpesan agar generasi penerus wajib menjaga dan memiliki semangat juang yang luar biasa, menjaga budaya gotong- royong dan guyub rukun agar bisa mencapai tujuan besar seperti para pejuang.
"Saya juga berharap acara peringatan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia wajib ada. Harus lebih meriah namun temanya tetap mengena, karena itu bentuk penghormatan dan penghargaan bagi perjuangan berat para pahlawan kemerdekaan kita," ujar Fitri.
Hal senada disampaikan Mamik Susanti selaku Ketua Panitia Peringatan HUT ke-80 Republik Indonesia. Dirinya pun turut memberikan apresiasi baik kepada warga maupun panitia yang telah bergandengan tangan sehingga rangkaian acara Barikan dapat terselenggara dengan baik dan sukses.
"Apalagi, penampilan drama musikal yang memberikan nilai edukasi namun tetap menghibur dibawakan secara apik oleh para pemain. Kami mendukung, apa yang menjadi kreativitas dari warga RT 05 RW 14 Kelurahan Lowokwaru. Terutama para tokoh drama kolosal. Mereka melakukan persiapan yang cukup matang dan totalitas. Semoga ke depan, kegiatan serupa dapat terlaksana lebih baik lagi," harap Santi sapaan akrabnya.
Ia pun mengatakan bahwa drama musikal yang menjadi rangkaian di acara Barikan ini memberikan pesan yang mendalam. "Sekuat apapun penjajahan di atas bumi ini, tidak akan pernah menang," tukas Santi.
Di tempat berbeda, Singgih Gallo Prayogo selaku Sie Acara dan pencetus ide menyampaikan jika drama musikal yang dihadirkan dalam Barikan adalah sebagai bentuk penghormatan dan memberikan hiburan kepada warga RT 05 RW 14 Kelurahan Lowokwaru.
"Drama musikal ini bertema penjajahan, menceritakan semangat dan perjuangan para pejuang meraih kemerdekaan. Dengan alunan musik, dubbing dan adegan yang dimainkan para tokoh. Menggambarkan suasana sebelum merdeka yang penuh kesengsaraan dan penderitaan," kata Singgih.
Ia pun tak menampik, drama musikal ini juga diselipi komedi agar peserta Barikan tidak tegang dan dapat menjalin keakraban. "Meskipun, ada humor tetapi tidak menghilangkan makna dan nilai dari gelaran Barikan itu sendiri," ucapnya.
Dikatakannya, untuk persiapan latihan, mulai dari pemilihan tokoh, musik, dubbing maupun kostum memakan waktu sekitar tiga minggu.
"Rangkaian kegiatan ini dapat terlaksana karena adanya saling kerjasama dengan para kru. Masukan, saran maupun kritik kami tampung dan kami diskusikan untuk dapat menghasilkan karya sebagai persembahan bagi warga RT 05 RW 14 Kelurahan Lowokwaru ini," beber Singgih.
Di tempat yang sama, Maya Dwi Istiana pemeran utama mengaku tidak mengalami kesulitan dalam memerankan tokoh pejuang. "Tidak ada kesulitan yang saya hadapi untuk memerankan tokoh pejuang ini. Alhamdulillah, semuanya lancar. Kakek saya adalah seorang pejuang. Saat kecil, kakek sering bercerita tentang perjuangan. Dari sanalah saya dapat mendalami tokoh sebagai pejuang," urai Maya.
Ia pun menuturkan, saat memerankan tokoh pejuang, terasa ada getaran dan semangat yang bergelora dalam jiwanya. "Saya merasa, berada pada masa penjajahan, merasakan bagaimana para pejuang bersusah payah merebut kemerdekaan," ucapnya.
Dirinya berpesan agar para generasi muda dapat mengisi kemerdekaan dengan melakukan hal-hal positif. "Salah satunya belajar, itu adalah wujud untuk mengisi kemerdekaan ini," pungkas Maya. (Hariani)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Apa yang Anda pikirkan?