SMAN 2 Kota Malang Kukuhkan Komitmen Literasi Lewat UKBI
MALANG | JATIMSATUNEWS.COM: 18 Juli 2025 – SMA Negeri 2 Kota Malang kembali menorehkan prestasi gemilang di dunia pendidikan. Tak sekadar unggul secara akademis, sekolah ini resmi meluncurkan program Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia (UKBI) sebagai langkah strategis untuk meningkatkan literasi dan memperkuat identitas kebangsaan generasi muda.
Peluncuran UKBI yang digelar meriah pada Jumat (18/7) itu dihadiri langsung oleh Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbudristek RI, Hafidz Muksin. Ia menegaskan bahwa literasi bukanlah sekadar bisa membaca, tetapi menyangkut pemahaman, penalaran, hingga pengaplikasian. “Bahasa adalah fondasi dari literasi. Dan literasi adalah pondasi dari peradaban,” tegasnya disambut tepuk tangan para siswa dan guru.
Dalam pidatonya, Hafidz menggarisbawahi peran vital bahasa Indonesia sebagai simbol pemersatu bangsa.
"Sejak Sumpah Pemuda 1928, kita telah berikrar satu bahasa—bahasa Indonesia. Ini bukan sekadar alat komunikasi, tapi jati diri kita sebagai bangsa," ujarnya lantang.
UKBI, kata Hafidz, bukan sekadar alat evaluasi, melainkan cerminan kemahiran menyeluruh siswa dalam berbahasa. Ia mengungkapkan keprihatinan atas rendahnya capaian literasi nasional.
“Dari tiga siswa, hanya satu yang mampu memahami bacaan dengan baik. Ini darurat literasi,” ungkapnya.
Prestasi SMAN 2 Kota Malang pun menjadi sorotan. Sekolah ini mencatat lonjakan fantastis dari peringkat ke-18 menjadi yang tertinggi secara nasional dalam pelaksanaan UKBI. Meski demikian, Hafidz mengingatkan bahwa konsistensi lebih penting daripada sekadar capaian sesaat. “Prestasi itu bonus. Proses yang berkelanjutan adalah kunci,” ujarnya.
Kepala SMAN 2 Kota Malang, Eny Retno Diwati, menjelaskan bahwa sekolahnya sudah melaksanakan UKBI Adaptif Merdeka sejak 2024. Hasilnya nyata: siswa lebih memahami pelajaran, menghasilkan karya tulis berkualitas, dan memiliki daya pikir kritis yang lebih baik.
“Kami beri waktu khusus empat hari untuk UKBI. Ini bukan formalitas, tapi pembentukan karakter melalui bahasa,” ucap Eny bangga.
Sebagai bentuk penghargaan, pihak sekolah juga akan memberikan apresiasi khusus kepada siswa dengan skor UKBI tertinggi. “UKBI ini bukan beban, tapi bekal masa depan,” tambahnya.
Guru Wajib Mahir, Bahasa Jadi Wajah Pendidikan
Hafidz juga menyoroti pentingnya kompetensi berbahasa guru. Menurutnya, soal yang membingungkan sering kali muncul karena guru kurang cakap dalam merumuskan bahasa.
“Kalau guru tidak paham narasi, bagaimana siswa mau paham soal?” tanyanya retoris.
Ia mendorong agar guru bisa mencapai minimal level "mahir" dalam UKBI sebagai bagian dari tanggung jawab profesional.
“Literasi guru adalah literasi siswa. Bahasa adalah wajah pendidikan kita,” tegas Hafidz.
Sinergi Bersama: Dinas, Balai Bahasa, dan Sekolah
Dukungan pun datang dari berbagai pihak. Kepala Cabang Dinas Pendidikan Jatim Wilayah Malang-Batu, Dr. Hj. Hastini Ratna Dewi, menyebut UKBI sebagai alat vital untuk membangun suasana pembelajaran yang komunikatif dan nasionalis. “UKBI membuat siswa lebih percaya diri dalam berbahasa dan berpikir kritis,” katanya.
Kepala Balai Bahasa Jawa Timur, Dr. Puji Retno Hardiningtyas, juga mengapresiasi kiprah SMAN 2 dalam gerakan literasi. Ia menyebut sekolah ini sebagai contoh ideal dalam penguatan bahasa nasional tanpa mengabaikan bahasa daerah dan bahasa asing. “Kami siap mendampingi lebih banyak sekolah agar mengikuti jejak SMAN 2,” ujarnya.
Menuju Generasi Emas 2045
Di akhir sambutannya, Hafidz menaruh harapan besar pada SMA Negeri 2 Kota Malang sebagai pionir kebangkitan literasi nasional. “Dari sekolah ini, semoga lahir generasi emas 2045: cakap teknologi, unggul dalam ilmu pengetahuan, dan tetap berakar pada budaya bangsa lewat bahasa,” tutupnya penuh optimisme.
Peluncuran UKBI di SMAN 2 Kota Malang membuktikan bahwa literasi bukanlah sekadar program—tetapi perlawanan nyata terhadap krisis pemahaman. Dan bahasa adalah senjatanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Apa yang Anda pikirkan?