Banner Iklan

Pecah Rekor ! 2025 Santri Menulis Puisi As Sadzili Terima 2 Penghargaan Bergengsi LEPRID

Anis Hidayatie
04 Juli 2025 | 04.29 WIB Last Updated 2025-07-03T21:39:27Z

 

Pecah Rekor! 2025 Santri Menulis Puisi, Pesantren As Syadzili dan Santri Pasir Media Creative Raih Dua Penghargaan Bergengsi dari LEPRID

SEMARANG | JATIMSATUNEWS.COM: Pagi cerah di kota Semarang Jawa Tengah. Bertempat di Masjid  berlangsung pemberian penghargaan kepada Pesantren As Syadzili dan Santri Pasir Media Creative, Kamis 3 Juli 2025.

 Dua lembaga itu sukses melewati penilaian memecahkan rekor nasional dalam acara 2025 Santri Menulis Puisi yang digelar pada 26 Juni 2025 lalu. 

Sebuah acara yang merupakan bagian dari rangkaian Festival Literasi As Syadzili ke-60, sekaligus menjadi momentum bersejarah yang tercatat dalam Lembagi Prestasi Indonesia-Dunia (LEPRID) sebagai rekor ke-510.

Dua penghargaan sekaligus diberikan oleh LEPRID:

  1. Penyelenggara Rekor 2025 Santri Menulis Puisi kepada Pesantren As Syadzili,
  2. Pemrakarsa Rekor 2025 Santri Menulis Puisi kepada Santri Pasir Media Creative.

Penghargaan ini diserahkan secara langsung oleh Paulus Pangka, Ketua Umum dan Pendiri LEPRID dalam seremonial yang berlangsung di Masjid Agung Semarang, Jawa Tengah, pada Kamis, 3 Juli 2025.

 Mewakili pihak pemrakarsa, Anis Hidayatie, salah satu tutor pelatihan menulis puisi, menerima penghargaan.

Acara pelatihan sendiri pada tanggal 26 Juli 2025 dilaksanakan di pesantren As Syadzili, 2025 santri putra dan putri di 3 tempat yakni Pakis Malang, Pasuruan dan Gonda Legi Malang diinisiasi santri Pasir Media Center. Narasumber pembimbing santri yakni Ahmad Bayhaqi Kadmi atau akrab dipanggil Gus Bay sebagai Pembina Komalku (Komunitas Menulis Buku Indonesia) dan Anis Hidayatie Ketua Komalku Indonesia dengan disaksikan langsung pula oleh tokoh pendidikan t, Prof. Dr. H. Abdul Malik Karim Amrullah (Prof. Amka), Ketua LP Ma’arif NU Kabupaten Malang. Turut mengapresiasi dedikasi para santri dalam menulis puisi secara massal.

Penghargaan juga dilakukan di Kantor LEPRID kota Semarang. Diberikan langsung kepada Anis Hidayatie. Dalam sambutannya, Paulus Pangka, SH memberikan penghargaan tinggi kepada seluruh pihak yang terlibat dalam kegiatan inspiratif ini.

“Saya memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada Pondok Pesantren As Syadzili dan Santri Pasir Media Creative. Di tengah era digital yang semakin menyingkirkan sastra, mereka justru membuktikan bahwa anak-anak pesantren mampu berkarya melalui puisi. Kegiatan ini luar biasa karena menggerakkan 2025 santri untuk menulis puisi dalam satu momentum. Ini tidak hanya memecahkan rekor, tetapi juga menanamkan semangat literasi yang kuat di kalangan santri,” ujar Paulus Pangka.

Anis Hidayatie, mewakili tim pelatih, menyatakan bahwa kegiatan ini adalah bagian dari komitmen membentuk santri yang tidak hanya religius, tetapi juga kreatif dan berdaya saing di ranah sastra.

“Kami ingin menunjukkan bahwa santri juga bisa berpuisi, menyuarakan isi hati dan pikirannya dengan kata-kata yang indah dan bermakna. Literasi bukan hanya tugas guru, tapi gerakan bersama,” ujarnya.

Rekor 2025 Santri Menulis Puisi tidak hanya menjadi catatan angka, tetapi juga tonggak semangat. Di usia ke-60 tahun Pesantren As Syadzili, semangat berkarya dari balik tembok pesantren menjelma menjadi gelombang perubahan — memperkuat posisi santri dalam peta literasi nasional. Dengan penghargaan dari LEPRID, semangat ini diharapkan terus menyebar, menjadikan pesantren sebagai rumah besar para penulis dan penyair masa depan.

Rekor ini menambah daftar panjang kontribusi LEPRID dalam mengangkat berbagai prestasi bangsa. Sebelumnya, LEPRID telah mencatat rekor-rekor bergengsi seperti:

  • Tari selama 29 jam non-stop dan pameran UMKM terbanyak di Labuan Bajo,
  • Gerakan literasi puisi daring bersama Universitas Negeri Semarang (Unnes),
  • Batik Proklamasi, serta
  • Rekor olah raga Pound Fit terbanyak oleh AXA Financial Indonesia.

Acara 2025 Santri Menulis Puisi bukan hanya simbol kemeriahan Festival Literasi As Syadzili, tetapi juga bukti konkret bahwa pesantren dapat menjadi pusat gerakan literasi nasional. Para santri tidak hanya belajar agama dan akhlak, tetapi juga diajak mengembangkan daya pikir, imajinasi, dan keterampilan bahasa melalui karya puisi.

#SantriBisaBerkarya #LiterasiSantri #LEPRID2025 #AsSyadzili60Tahun #PuisiSantri #FestivalLiterasi


Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Pecah Rekor ! 2025 Santri Menulis Puisi As Sadzili Terima 2 Penghargaan Bergengsi LEPRID

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Apa yang Anda pikirkan?

Trending Now