Program Studi Keperawatan dan Pendidikan Profesi Ners, UMM secara resmi meluncurkan kelas unggulan Center of Excellence (CoE) Non-Communicable Disease (NCD) atau Penyakit Tidak Menular (PTM) pertama di Indonesia
MALANG| JATIMSATUNEWS.COM: Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) kembali mencetak sejarah sebagai kampus pelopor dalam bidang kesehatan. Melalui Program Studi Keperawatan dan Pendidikan Profesi Ners, UMM secara resmi meluncurkan kelas unggulan Center of Excellence (CoE) Non-Communicable Disease (NCD) atau Penyakit Tidak Menular (PTM) pertama di Indonesia. Peluncuran ini digelar bertepatan dengan kegiatan Lokakarya Kurikulum di Kampus Putih UMM, Sabtu (12/7).
Tak hanya itu, kegiatan ini juga menjadi momen penting dengan ditandatanganinya nota kesepahaman (MoU) antara UMM dan Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Penandatanganan MoU ini menandai dimulainya sinergi strategis antara dunia pendidikan tinggi dan kementerian dalam upaya pencegahan serta pengendalian penyakit tidak menular di Indonesia.
Kepala Program Studi Ilmu Keperawatan UMM, Edy Purwanto, mengungkapkan bahwa peluncuran CoE NCD ini merupakan langkah inovatif dalam menjawab tantangan kesehatan masyarakat modern.
"Kita punya satu inovasi ya, yaitu meluncurkan kelas khusus untuk penyakit tidak menular. Ini menjadi yang pertama karena Kemenkes sendiri memiliki direktorat jenderal khusus yang membidangi hal ini, yaitu P2PTM. Kami menjadi salah satu kampus pertama yang memiliki kelas tersebut, sehingga Ibu Direktur P2PTM bersedia hadir langsung dan menandatangani MoU dengan kami," ujar Edy.
Lebih lanjut, Edy menjelaskan bahwa kerja sama ini akan membawa manfaat konkret bagi mahasiswa. Fasilitator dan pengajar materi akan langsung berasal dari Kementerian Kesehatan, sehingga kompetensi yang didapat mahasiswa akan mendapatkan rekognisi resmi.
"Nantinya, skill tambahan yang diberikan ini akan menjadi salah satu kompetensi wajib bagi mahasiswa kami. Mereka akan mendapatkan keahlian yang tidak hanya diajarkan di kurikulum umum. Harapannya, sebelum mereka terjun sebagai perawat profesional, mereka sudah memiliki keunggulan khusus," lanjutnya.
Skema pembelajaran akan dibagi dengan 40% teori di kampus dan 60% praktik langsung di Puskesmas atau lapangan. Model ini dirancang agar mahasiswa terbiasa dengan pendekatan promotif dan preventif, bukan sekadar kuratif.
"Tujuannya adalah agar mahasiswa kami benar-benar memahami kondisi riil di masyarakat. Mereka harus mampu berperan dalam mencegah peningkatan kasus penyakit tidak menular. Ini bukan hanya soal perawatan, tapi juga edukasi dan penyuluhan," tegas Edy.
Dalam struktur kelas CoE NCD ini, mahasiswa akan dikelompokkan berdasarkan minat, lalu dibentuk menjadi satu kelas khusus. Pendekatan ini memungkinkan penguatan materi dan keterampilan secara lebih mendalam serta terfokus, baik dari sisi teori, praktik, hingga pemanfaatan peralatan penunjang.
Sementara itu, perwakilan Kemenkes RI, dr. Nadia, menambahkan bahwa saat ini pendidikan keperawatan perlu lebih difokuskan pada upaya edukatif.
"Bukan hanya dalam keterampilan klinis yang mungkin biasanya saat ini kita lebih fokus ya. Tetapi sekarang harus lebih diperkuat bagaimana melakukan perawatan yang sifatnya edukasi dan penyuluhan," jelasnya.
Dengan hadirnya program ini, Keperawatan UMM menegaskan eksistensinya sebagai pusat unggulan yang responsif terhadap tantangan kesehatan masyarakat modern, serta sebagai kampus yang senantiasa mengedepankan inovasi dan kolaborasi demi mencetak tenaga kesehatan yang unggul dan berdaya saing global.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Apa yang Anda pikirkan?