Cipta Karya Batik Kedurus: Seminar dan Workshop Batik Tingkatkan Kecintaan akan Warisan Budaya RW 4, Kelurahan Kedurus, Kecamatan Karangpilang, Kota Surabaya
SURABAYA| JATIMSATUNEWS.COM: Pada hari ini, Kamis, 24 Juli 2025, telah dilaksanakan Program Kerja “Cipta Karya Batik Kedurus” yang merupakan kegiatan seminar batik sebagai sustainable fashion dan pelatihan praktik batik celup yang bertempat di Balai RW 4, Kedurus, Karangpilang, Kota Surabaya. Kegiatan ini merupakan bagian dari program Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang digagas oleh Tim KKN-T Bela Negara SDGs Kelompok 124 dari Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jawa Timur. Melalui kegiatan ini, mahasiswa berupaya mengedukasi masyarakat mengenai batik sebagai warisan budaya yang tak hanya bernilai seni tinggi, namun juga dapat menjadi tren fashion berkelanjutan, serta memberikan pengalaman langsung dalam praktik membatik celup.
Acara dimulai tepat pukul 08.00 WIB dengan sesi pembukaan. Kegiatan dibuka dengan sambutan dari perwakilan tim KKN, tokoh masyarakat, dan pemateri.
Sambutan pertama disampaikan oleh Saudari Siska Putri Nur Pradani, Ketua Kelompok KKN 124 dari Program Studi Manajemen angkatan 2022. Dalam sambutannya, beliau menekankan kepedulian Tim KKN terhadap warisan budaya bangsa, khususnya batik. Beliau menyampaikan bahwa kegiatan ini tidak hanya sekadar belajar bersama, tetapi juga mendalami proses terbentuknya batik sebagai bagian tak terpisahkan dari warisan budaya Indonesia.
Selanjutnya, sambutan kedua diberikan oleh Bapak Samsudin, selaku Ketua RW 4. Dalam arahannya, Bapak Samsudin menyampaikan harapannya agar para peserta dapat mencermati workshop batik ini dengan sebaik-baiknya. Beliau meyakini bahwa kegiatan ini akan menambah pengetahuan tentang batik dan berpotensi untuk dikembangkan di masa mendatang, sehingga dapat memberikan manfaat berkelanjutan bagi masyarakat.
Sambutan ketiga disampaikan oleh Ibu Widya. Beliau menyoroti pentingnya produk batik ecoprint yang mampu meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan. Hal ini sejalan dengan tema keberlanjutan yang diusung dalam kegiatan, menunjukkan bagaimana inovasi dalam batik dapat berkontribusi pada pelestarian lingkungan.
Terakhir, Bapak Yoko, selaku pemateri utama untuk workshop batik celup, memberikan sambutan keempat. Beliau berbagi kisahnya dalam memulai perjalanan batik celup, dari pelatihan awal hingga menjadi mentor batik dalam program ekonomi yang digagas oleh Ibu Risma. Saat ini, Bapak Yoko berdedikasi membantu individu dengan ODGJ (Orang dengan Gangguan Jiwa) yang telah pulih serta penyandang disabilitas, memberdayakan mereka agar memperoleh penghasilan melalui kerajinan batik
Kegiatan dilanjut dengan sesi sharing yang interaktif bersama Ibu Widya. Dalam sesi ini, Ibu Widya menjelaskan secara mendalam mengenai ecoprint dan karakteristik unik dari batik ecoprint. Beliau menerangkan bahwa pewarnaan pada batik ecoprint dihasilkan secara alami dari daun-daun yang digunakan, seperti daun jati sehingga sangat ramah lingkungan. Keunikan utama dari ecoprint adalah setiap hasil karya tidak akan pernah sama persis, menjadikannya eksklusif dan berbeda satu sama lain, bahkan pada kain yang berbeda.
Dalam sesi wawancara, Ibu Widya membagikan visinya dalam menjalankan bisnis batik ramah lingkungan atau ecoprint. Beliau menyatakan, "Tentunya dengan menjaga lingkungan, karena hal sekecil apapun dan mulai dari kita sendiri dalam menjaga lingkungan, dan dari bahan-bahan limbah itu sendiri bisa diolah dengan cara yang kreatif serta bermanfaat."
Saat dimintai tanggapan mengenai program kerja "Cipta Karya Batik Kedurus", Ibu Widya menyambut positif, "Tentunya sangat suka dan senang karena anak-anak mudanya peduli terhadap warisan bangsa terutama batik."
Melanjutkan sesi pertama, kegiatan kedua berfokus pada praktik membuat batik celup yang dipandu langsung oleh Bapak Yoko. Sesi ini diikuti oleh 10 audiens, yang merupakan perwakilan dari masing-masing RW. Selama proses praktik, Bapak Yoko tidak hanya membimbing peserta tetapi juga berbagi wawasannya.
Dalam wawancara singkat setelah kegiatan praktik, Bapak Yoko menyampaikan harapannya terkait peningkatan pelaku usaha UMKM Batik di Indonesia, khususnya di Surabaya: "Harapan saya semoga ibu-ibu ini bisa mengikuti jejak saya, khususnya membuat produk batik Suroboyoan."
Beliau juga menjelaskan keunikan atau ciri khas dari batik celup buatannya: "Keunikan batik Cak Yoko yaitu motif Suroboyoan dan juga cat cipratan yang membentuk khas sendiri." Hal ini menunjukkan identitas kuat yang diusung dalam setiap karyanya.
Di akhir sesi, Bapak Yoko memberikan kesan bahwa antusiasme peserta dan kualitas hasil praktik Program Kerja “Cipta Karya Batik Kedurus” menjadi indikator keberhasilan sesi ini dalam menumbuhkan minat dan keterampilan membatik.
Sesi berikutnya dilanjutkan dengan pemaparan materi oleh Kak Afa (Reza Nafi Rizqi Musyaffa), seorang Duta Inspirasi Indonesia Provinsi Jawa Timur. Kali ini, Kak Afa membawakan topik yang sangat relevan dengan tema kegiatan, yaitu "Next Changemakers: Yours Green Start to Sustainable Impact", yang berfokus pada sustainable fashion.
Kak Afa mengawali penjelasannya dengan membedah perbedaan antara fast fashion dan slow fashion. Beliau memaparkan karakteristik masing-masing, kemudian menguraikan secara gamblang dampak negatif fast fashion yang dapat mengancam kelestarian bumi, termasuk isu limbah, polusi, dan eksploitasi sumber daya.
Pembahasan kemudian merambah pada aspek-aspek yang memengaruhi tren fashion dan pentingnya transisi menuju praktik yang lebih bertanggung jawab. Di akhir sesinya, Kak Afa secara spesifik mengaitkan potensi batik dengan kemajuan Indonesia. Beliau memaparkan lima alasan mengapa batik dapat menjadikan Indonesia lebih baik:
1. Sumber Devisa Negara: Batik memiliki potensi ekspor yang besar.
2. Padat Karya: Industri batik menyerap banyak tenaga kerja.
3. UMKM: Batik banyak digerakkan oleh Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.
4. Pariwisata: Batik menjadi daya tarik budaya bagi wisatawan.
5. Pemersatu Bangsa: Batik merefleksikan identitas dan keragaman budaya Indonesia.
Penjelasan Kak Afa ini semakin memperkuat urgensi pelestarian batik sebagai warisan budaya sekaligus agen perubahan menuju fashion yang lebih bertanggung jawab dan berkelanjutan, selaras dengan tujuan utama Program Kerja "Cipta Karya Batik Kedurus".
Program Kerja “Cipta Karya Batik Kedurus” berjalan dengan lancar dan penuh antusiasme dari para peserta. Interaksi aktif terlihat jelas sepanjang sesi, mulai dari pemaparan materi hingga praktik langsung membatik.
Salah satu audiens menyampaikan kesannya yang positif, "Sangat senang karena bisa mengikuti praktik batik secara langsung." Ini menunjukkan dampak nyata dari kegiatan praktik yang diselenggarakan. Sementara itu, pesan yang disampaikan oleh audiens adalah "Semoga pelatihan ini bisa berkelanjutan dan bisa dikembangkan di wilayah masing-masing." Harapan ini mengindikasikan keinginan masyarakat untuk melihat kelanjutan program serupa yang dapat memperluas manfaat.
Para peserta menyatakan bahwa mereka mendapatkan wawasan baru dan motivasi untuk lebih aktif melestarikan batik dan melihat potensinya sebagai produk berkelanjutan. Diharapkan, kegiatan ini menjadi titik awal dalam mengembangkan potensi ekonomi lokal berbasis batik di Kelurahan Kedurus, serta meningkatkan rasa bangga terhadap warisan budaya bangsa.
Demikian berita ini dibuat sebagai dokumentasi kegiatan dan sebagai bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan program kerja mahasiswa KKN Kelompok 124 Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Tahun 2025.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Apa yang Anda pikirkan?