Plt Kepala SMPN 2 Kota Malang Tegaskan: Sekolah Tak Selenggarakan Purnawiyata, Murni Inisiatif Walimurid
MALANG|JATIMSATUNEWS.C0M -Pelaksana Tugas (Plt) Kepala SMPN 2 Kota Malang, Ida Wahyuni, angkat bicara terkait kabar yang beredar mengenai kegiatan Purnawiyata di sekolahnya dan disebut-sebut melibatkan iuran dengan nominal tertentu, Sabtu (10/05/2025).
Dalam penjelasan Ida menegaskan bahwa kegiatan tersebut bukanlah program resmi dari pihak sekolah, melainkan inisiatif penuh dari para wali murid.
“Saya tegaskan bahwa sekolah tidak pernah merencanakan ataupun menyelenggarakan kegiatan Purnawiyata. Kegiatan itu sepenuhnya adalah inisiatif walimurid,” ujarnya saat ditemui di ruang kerjanya.
Terkait beredarnya informasi mengenai besaran iuran yang dinilai cukup tinggi oleh sebagian orang tua, Ida menjelaskan bahwa pihak sekolah sama sekali tidak dilibatkan dalam penentuan nominal tersebut.
“Kami tidak pernah diajak berkomunikasi soal nominal. Jadi, kalau ada yang mengatakan terlalu tinggi, kami juga tidak tahu. Itu semua disepakati di antara walimurid,” tutur Ida.
Meski demikian, Ida mendorong agar antara panitia dari wali murid dan pihak sekolah dapat menjalin komunikasi yang baik. Ia menyayangkan kurangnya koordinasi yang membuat munculnya kesalahpahaman di masyarakat.
“Kalau panitia mengalami kesulitan, sebenarnya sekolah bisa membantu memberikan solusi. Tapi memang perlu komunikasi yang baik dan koordinasi lebih lanjut. Jangan hanya lewat WhatsApp. Bahasa tulisan dan tatap muka itu berbeda, bisa menimbulkan persepsi yang tidak sesuai,” tegasnya.
Ida juga mengungkapkan bahwa seharusnya ada verifikasi lebih lanjut terhadap data siswa yang kurang mampu. Dengan begitu, panitia bisa mengetahui dengan jelas siapa yang memang perlu mendapatkan keringanan, bukan hanya berdasarkan asumsi.
“Kalau memang sudah terlanjur berjalan, mungkin bisa dipertimbangkan untuk menurunkan beberapa pos pengeluaran yang tidak terlalu penting. Yang penting adalah rasa kebersamaannya tetap terjaga,” imbuhnya.
Ia juga menambahkan, karena guru dan sekolah tidak terlibat dalam kepanitiaan, maka komunikasi dengan wali murid menjadi lebih sulit. Ida berharap ke depannya ada komunikasi dua arah yang terbuka agar kegiatan serupa bisa berjalan lebih transparan dan inklusif.
“Kami harap semua pihak bisa duduk bersama, berdialog dengan jernih demi kebaikan bersama,” ucap Ida seraya menyebutkan segera mengagendakan pertemuan dengan semua walimurid. Ans
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Apa yang Anda pikirkan?