Kepala BKN, Prof. Zudan Arif, dorong kolaborasi antara kampus dan pemerintah untuk siapkan SDM unggul menyongsong Indonesia Emas 2045.
MALANG | JATIMSATUNEWS.COM – Dalam upaya mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) unggul untuk menyongsong visi Indonesia Emas 2045, Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN) Profesor Dr. Zudan Arif Fahrullah, S.H., M.H., menekankan pentingnya kolaborasi erat antara pemerintah dan perguruan tinggi. Hal tersebut disampaikan dalam kunjungan dan diskusi strategis yang berlangsung di Universitas Negeri Malang.
“Terima kasih atas fasilitas yang luar biasa ini. Ini merupakan langkah positif untuk menyeleksi kader-kader terbaik yang nantinya akan menjadi bagian dari Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K). Selain itu, kegiatan ini juga memperkuat silaturahmi antara PKN (Pendidikan Kedinasan Nasional) dan kampus-kampus,” ujar Prof. Zudan.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa peran kampus sangat strategis dalam proses pencetakan SDM unggul. Melalui program seperti blended coaching, kampus dapat melahirkan kader-kader profesional yang relevan dengan kebutuhan pemerintahan daerah.
Ia juga mendorong para Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi, seperti di Universitas Negeri Malang, demi menunjang kompetensi sesuai program studi yang dibutuhkan di lapangan.
Sebagai kepala BKN, Prof. Zudan menyampaikan bahwa pihaknya menjalankan fungsi sebagai Human Resources Development (HRD) nasional.
“Untuk mewujudkan Asta Cita Presiden dan Wakil Presiden, kita perlu menyiapkan SDM dengan keahlian yang sangat beragam. Kemandirian pangan, energi, air, dan industrialisasi adalah visi besar yang membutuhkan anak-anak terbaik bangsa ini,” tegasnya.
Menurut data BKN, saat ini Indonesia memiliki sekitar 4,7 juta ASN, dan jumlah tersebut akan bertambah sekitar satu juta lagi dalam waktu dekat. Oleh karena itu, kebutuhan akan tenaga ahli di berbagai sektor seperti teknologi, pertanian, dan ekonomi semakin mendesak.
Ia juga menyoroti pentingnya peningkatan angka partisipasi TF t4d sekolah di Indonesia. “Kalau kita hitung, rata-rata lama sekolah kita baru 8 tahun—itu setara dengan kelas 2 SMP. Padahal negara-negara maju sudah mencapai rata-rata lama sekolah 15 tahun. Artinya, kita harus terus mendorong masyarakat untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi,” paparnya.
Prof. Zudan mengapresiasi program Sekolah Rakyat yang membuka akses pendidikan seluas-luasnya bagi seluruh lapisan masyarakat.
“Semua rakyat harus mendapat kesempatan yang sama untuk mengakses pendidikan. Kalau ini berhasil, maka kualitas SDM kita akan naik, demokrasi akan menguat, pertumbuhan ekonomi akan terdongkrak, dan kesejahteraan rakyat akan meningkat,” pungkasnya.
Dengan semangat kolaboratif dan sinergi antar lembaga, pemerintah optimistis bahwa Indonesia mampu mencetak generasi unggul yang siap membawa bangsa menuju kejayaan di tahun 2045.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Apa yang Anda pikirkan?