Banner Iklan

Buka EDU DAY 2025 Kota Malang, Kepala Disdikbud Suwarjana Singgung Purnawiyata dan Outing Class, Boleh

Anis Hidayatie
28 Mei 2025 | 13.41 WIB Last Updated 2025-05-28T06:41:35Z

Buka EDU DAY 2025 Kota Malang, Kepala Disdikbud Suwarjana Singgung Purnawiyata dan Outing Class, Boleh

MALANG Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Malang menggelar EDU DAY (Edutainment Day) 2025 dengan meriah pada Rabu, 28 Mei 2025 di Ballroom Grand Mercure Mirama Malang. Acara yang mengusung tema “Leading Innovation: Empowering Education in the Digital Era” ini dihadiri oleh seluruh Kepala SD dan SMP Negeri maupun Swasta se-Kota Malang.

Dalam sambutannya saat membuka kegiatan, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Malang, Suwarjana, SE., MM., menyinggung isu hangat seputar kegiatan Purnawiyata dan Outing Class yang belakangan menjadi perbincangan di kalangan pendidik dan orang tua.

“Kegiatan Purnawiyata dan Outing Class tidak dilarang oleh pusat. Namun perlu dikomunikasikan dengan baik bersama wali murid agar tidak menjadi beban. Dengan kegiatan ini, roda perekonomian juga bisa berjalan. Yang terpenting adalah komunikasi yang baik,” tegas Suwarjana di hadapan para peserta yang memadati ruangan.

Pernyataan Suwarjana disambut positif oleh berbagai kepala sekolah yang hadir. Diantaranya, Kepala SMPN 4 Kota Malang, Dr. Pancayani Dinihari, 


“Saya sepakat dengan sambutan bapak kepala dinas tentang purnawiyata dan outing class asalkan tidak membebani wali murid. Harus ada keterbukaan, orang tua harus tahu tujuan dan manfaat kegiatannya agar bisa bersama-sama mencari solusi terbaik, buktinya SMP N 4 sudah melaksanakan purnawiyata dengan sukses 17 mei 2025," ujar KS yang sekolahnya baru memborong juara FLS3N Kota Malang ini 


Sementara itu, Kepala SMPN 5 Kota Malang, Agus Wahyudi, menyoroti tantangan besar yang dihadapi anak-anak di era digital saat ini. Ia menekankan pentingnya kolaborasi antara keluarga, sekolah, masyarakat, dan dunia digital dalam membentuk karakter siswa.

“Empat hal yang memengaruhi perkembangan anak adalah keluarga, sekolah, masyarakat, dan dunia digital. Kita perlu menguatkan nilai-nilai positif di setiap lini. Survei tahun 2020 menunjukkan angka kekerasan yang tinggi, saya yakin jika dilakukan kembali di 2025, angkanya bisa lebih fantastis. Kita perlu kerja bersama untuk melindungi generasi muda dari kekerasan, termasuk kekerasan terhadap guru,” terang Agus.

Selain membahas isu-isu aktual di dunia pendidikan, seminar bertema “Deep Learning: Sebagai Strategi Efektif Pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka” turut memperkaya wawasan peserta. Dalam sesi ini, peserta diajak mendalami implementasi teknologi dan pembelajaran berbasis kecerdasan buatan dalam konteks kurikulum saat ini.

Diskusi juga mengerucut pada tantangan penggunaan aplikasi digital pendidikan. Beberapa kepala sekolah mempertanyakan apakah aplikasi yang tersedia sudah menyesuaikan dengan kebutuhan sekolah, seperti fitur impor soal, akses terhadap konten multimedia, serta masalah lisensi dan biaya tambahan.

Perwakilan dari KPAI Ai Maryati Sholihah yang turut hadir sebagai narasumber, menegaskan pentingnya perlindungan data dan kontrol atas sistem elektronik yang digunakan di lingkungan pendidikan.

“Penyelenggara sistem elektronik, baik itu media sosial maupun platform pelaporan pendidikan, harus memastikan keamanan dan etika penggunaannya. Anak-anak mudah sekali terpapar, cukup lima menit saja untuk mengklik tautan yang salah. Oleh karena itu, pengawasan harus ketat,” tandas Rengganis.

4 Narasumber hadir di panggung talk show,  Rengganis ce digital Erlangga, Ai Maryati,  Nicodemus ( asm digital Erlangga ), Alan albana Narsum ice breaking dan  Gunanto ( Narsum Deep learning ).


Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Buka EDU DAY 2025 Kota Malang, Kepala Disdikbud Suwarjana Singgung Purnawiyata dan Outing Class, Boleh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Apa yang Anda pikirkan?

Trending Now