Storytelling

Admin JSN
02 Agustus 2022 | 08.38 WIB Last Updated 2022-08-03T10:07:29Z
Storytelling
LITERASI  I JATIMSATUNEWS.COM: Storytelling merupakan sebuah kata berasal dari Bahasa Inggris. Tersusun dari dua kata, yaitu story dan telling. Story artinya cerita dan telling artinya menceritakan. Padanan kata inilah yang menghasilkan sebuah pengertian baru yaitu menceritakan sebuah cerita.

Storytelling merupakan kegiatan yang berkaitan dengan menceritakan sebuah cerita untuk satu atau lebih pendengar. Dalam storytelling, storyteller atau orang yang bercerita melakukan interaksi dua arah dengan pendengar, lalu menuturkan kisah. Storyteller bercerita dengan menggunakan kata-kata, permainan suara dan gerakan, sangat mirip dengan pendongeng. 

Akan tetapi, storytelling juga bisa dilakukan dengan bantuan beberapa alat dan media. Seperti misalnya: penulis yang menggunakan media kertas atau buku atau bahkan blog juga platform untuk menuangkan ceritanya, musisi yang menggunakan lagu untuk bercerita, juga para designer yang menggunakan media pakaian untuk bercerita.

Jadi,  tidak melulu hanya orang mampu yang mempunyai kemampuan verbal berbicara yang bisa melakukan story telling bahkan tuna wicara bisa juga. Asal dia mempunyai cerita,  bisa menyampaikan cerita tersebut dengan media atau tanpa media bahkan dengan bahasa isyarat. Yang penting adalah,  cerita tersebut bisa tersampaikan kepada sasaran. 

Akan halnya dunia anak-anak,  dengan sasaran ini maka storytelling menjadi sebuah kegiatan yang sangat menarik. Bisa dilakukan antar anak bisa pula antara orang dewasa dengan anak. 

Mengabaikan storytelling yang bisa dilakukan antar anak,  pembahasan berikut adalah bagaimana  bercerita atau melakukan storytelling b disajikan secara menarik oleh orang dewasa,  guru atau orang tua kepada anak.

Untuk bercerita dengan baik, Storyteller perlu memperhatikan beberapa hal di bawah ini : 

  1. Perhatikan urutan cerita. Urutan cerita sangat penting, untuk membantu para audiens memahami cerita yang anda bawakan. Urutan nggak boleh melompat-lompat karena memang biasanya suatu kejadian akan menyebabkan kejadian yang selanjutnya.
  2. Lafal harus jelas. Lafal adalah cara pengucapan bunyi bahasa dengan tepat. Tujuannya adalah agar pendengar tidak salah menangkap makna yang dimaksud.
  3. Gunakan intonasi yang tepat. Penyampaian kalimat lisan harus tepat intonasinya sehingga dapat membedakan intonasi tanya, perintah, sedih, senang, dan marah serta menirukan berbagai bunyi alam dan binatang.
  4. Bermainlah dengan gestur. Gestur atau gerakan anggota badan, sangat berguna untuk memberi peragaan, misalnya tangan untuk memperagakan gerak daun yang tertiup angin, kaki untuk menendang, melompat, dan berjalan. Gestur yang baik akan membuat para penonton nggak bosan dengan cerita yang anda sajikan.
  5. Variasikan mimik muka. Pastikan ekspresi atau mimik wajah yang anda tunjukkan sesuai dengan cerita. Kalau bagian cerita menunjukkan kesedihan, maka bakal aneh banget kalau wajahmu senyum-senyum. Untuk ekspresi, sebaiknya jangan terlalu berlebihan, karena takutnya bakal bikin penonton makin il-feel sama penampilan anda. 
Percaya Diri Menjadi Storyteller

Menjadi storyteller, juga berarti anda harus punya kepercayaan diri untuk berbicara di depan orang-orang. Ini saatnya anda mulai membangun kepercayaan diri, terutama dalam berbicara di depan orang lain. 

Bagaimana melatih kepercayaan diri? Ada beberapa poin yang bisa anda praktekan dari rumah:
  • Latih pengetahuan mengenai hal yang ingin kamu sampaikan
    Saat kamu tahu betul apa yang ingin kamu sampaikan, saat itulah kepercayaan diri akan meningkat ketika menyampaikan hal tersebut

  • Tersenyum!
    Yup! Coba tersenyum yang lebar saat kamu sedang bercerita di depan orang lain. Apakah anda tahu bahwa senyum bisa menular? Sebarkan energi positif dengan tersenyum setiap kamu bercerita, niscaya kepercayaan diri akan meningkat bersamanya!

  • Banyak berbicara dengan orang lain
    Selama di rumah, anda bisa mempraktekkan ini pada keluarga. Coba untuk berbicara dengan mereka, bukan hanya sebagai pencerita namun juga sebagai pendengar

  • Berlatih berbicara di depan cermin. Anda bisa coba untuk berlatih berbicara atau menyampaikan cerita di depan cermin, dengan demikian anda akan menyadari bahwa anda adalah seseorang yang kompeten!


Yuk laksanakan.
Pertama,  buar naskah, tampilkan. Bercerita untuk anak Indonesia yang mencintai Literasi.





Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Storytelling

Trending Now