Yeei, Risky Bisa Pakai Baju Sendiri

Anis Hidayatie
26 Oktober 2021 | 21.12 WIB Last Updated 2021-10-26T14:12:49Z
CERPEN I JATIMSATUNEWS.ONLINE: Pagi yang cerah, matahari di desa Plinggisan tempat rumah Risky berada sudah tinggi ketika Risky bangun tidur. Seperti biasa, pagi merupakan hal yang disukai sekaligus dibenci oleh Risky.

Suka karena akan segera boleh bermain air di kamar mandi, benci karena harus memakai baju seragam sekolah. Sesuatu yang paling tidak disukai. Sebab ibu pasti heboh ketika membantunya memakai baju seragam.

"Ayo Risky, dipakai bajunya. Jangan lari-lari, nanti tidak selesai - selesai," tutur ibu Risky dengan kalimat yang hampir sama setiap pagi.

Mengenakan baju seragam adalah hal yang paling tidak disukai Risky. Baju atas yang disebut hem itu ada kancingnya, susah mengaitkan ke lubang. Makanya, untuk memakai baju itu ibu Risky selalu memakaikan. Juga celana pendeknya. Baju harus dimasukkan supaya terlihat rapi.

"Ah pokoknya repot," pikir Risky. Makanya dia tidak suka.

Seperti pagi itu, hari senin. Bukan hanya memakai baju yang membuat ibu Risky ramai, memakaikan sepatu juga. 

"Kalau saja kamu bisa memakai baju sendiri, pakai sepatu sendiri pasti ibu tidak akan repot begini setiap hari. Kita bisa berangkat sekolah dengan santai, tidak terburu-buru," cetus ibu Risky pagi itu sembari menyisir rambutnya lalu mengenakan topi. Untuk siap berangkat sekolah.

Digandeng ibu jalan kaki, TK PKK Plinggisan tempat Risky bersekolah  tidaklah jauh, hanya sebentar sudah sampai.

Di pintu gerbang bu guru menyambut. Ibu bersalaman padanya, Risky juga. Salim cium tangan begitu tiba di sekolah. Bermain sebentar sampai bel berbunyi.

Senam dahulu lalu baris sebelum masuk kelas. Berdoa, bernyanyi itu yang didapat Risky ketika sudah berada di kelas, menerima pelajaran bersama kawan-kawan. 

Hari itu Bu Sup, guru Risky ketika di depan kelas, menunjukkan gambar pakaian. Kata bu Sup hari itu temanya adalah kebutuhan.

Gambar seorang anak, dengan pakaian yang terpisah ditunjukkan. Sesuai petunjuk, lalu anak tersebut memakainya. Satu persatu, hingga siap berseragam lengkap.

"Nah ini adalah gambar bagian-bagian yang kalian kenakan. Cara memakainya, ini dulu, kemudian ini sampai akhirnya selesai. Dipakai semua," kata bu Sup sambil menunjukkan gambar pakaian.

Risky mengamati, merasa persis dengan yang dilakukan ibunya setiap pagi. Dia ingin bisa pakai baju sendiri. Risky mengamati. Memakai celana dalam dulu, lalu kaos singlet, terus hem atas, diluruskan dulu sebelum mengaitkan kancing ke lobang. Memastikan sudah terpasang kancing sempurna baru memakai celana pendek. Sreet, membetulkan resleiting dan hak menjadi kegiatan paling akhir. Selesai.

Petunjuk bu Sup yang menceritakan gambar seorang anak lelaki mengenakan seragam diamati seksama oleh Risky. 

"Ah, sepertinya mudah. Aku pasti bisa." batin Risky.

Di rumah, Risky yang biasanya meletakkan begitu saja baju yang habis dipakai dari sekolah kali ini memakai lagi. Mencoba memakainya sendiri. 

Mulai dari mengenakan hem, mengaitkan kancing, hingga memakai celana pendeknya. Agak lama baru bisa. Tidak puas, Risky melakukan lagi satu kali. 

"Yeei, aku bisa pakai baju sendiri." 

Teriakan Risky menggema, mengagetkan ibunya yang sedang menyiapkan makan siang di dapur.

"Ada apa? Kok teriak-teriak," tanya ibu.

"Lihat bu, Risky sudah bisa pakai baju sendiri," cetus Risky pada ibunya yang terlihat mengamati gaya Risky.

Tersenyum, ibu mengulurkan jempolnya.
"Sip, anak ibu pinter. Mulai besok kalau ke sekolah, pakai baju sendiri ya."

"Siap buk, beres."

Gembira memenuhi hati Risky. Kini dia tak lagi menyusahkan ibunya bila akan berangkat sekolah. Senyum ibu cukup menjadi penyejuk hati. 


Ngroto, 25/10/2021
Anis Hidayatie, untuk pelatihan menulis cerita anak-anak Kraton.
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Yeei, Risky Bisa Pakai Baju Sendiri

Trending Now