Banner Iklan

Kisah Tak Terlupakan Warga NU Wedoro Sebelum Sakit Jantung Merenggut Nyawa

Anis Hidayatie
07 Desember 2020 | 07.55 WIB Last Updated 2021-12-04T23:38:34Z
Akhmad Sabarudin memberi santunan pada istri almarhum Saichul Amin

SIDOARJO I JATIMSATUNEWS.ONLINE: "Innalillahi wa inna ilaihi rooji'uun," kumandang itu yang selalu bergema bila ada yang berpulang ke haribaan sang pencipta. Sedih dan duka menyelimuti orang tercinta juga siapa saja yang pernah kenal dengan Almarhum. Walau telah berbilang lama, kesan kehilangan terkadang tak terlupakan. 

Itu yang dialami keluarga Almarhum Saichul Amin. Warga NU Wedoro. RT 2 RW 6 Wedoro Timpian, Sidoarjo. Almarhum meninggal dunia pada hari Selasa 16 Juni 2020 pukul 22.30 Wib karena serangan jantung. Meninggalnya tlah lama namun kisahnya terpampang jelas di pelupuk mata.

Hal ini disampaikan sang istri kepada Sabarudin, pengurus UPZISNU CARE LAZISNU Wedoro saat bertemu beberapa bulan kemudian. Istri almarhum menyampaikan terima kasihnya pada Sabaruddin dan rombongan yang waktu itu ikut takziyah. 

Sebagai warga anggota NU biasa tak pernah dibayangkan akan memperoleh kepedulian didatangi pengurus Ormas. Kedatangan ibu Roihah selaku kordinator fundraising RW 6 dan rombongan Sabaruddin membuktikan bahwa ada kepedulian. 

Mengenang kisah suaminya jelang ajal dia menuturkan bahwa penyebab kematian suaminya adalah penyakit jantung yang telah lama diderita Almarhum selama ini.

Sebelum meninggal, istri almarhum sempat mengajak kontrol agar ada penanganan medis. Akan tetapi Almarhum mengatakan dengan bahasa jawa,"Aku wis ga popo, aku wis sehat".

Setiap harinya almarhum bekerja di toko buah di pertokoan palapa Wedoro Candi. Pada hari Selasa pukul 20.00 Wib almarhum mengeluh sakit sehingga izin untuk pulang kerja. Sesampai dirumah  mengeluh, sepertinya sekujur badannya sakit semua. Keringat dingin membasahi. Berkata pada istri," Bu awakku pegel kabeh,tulung pijitono ".

Setelah dipijit almarhum sempat berkata," Suwun yo bu , aku saiki rodo mendingan."

Meski begitu sang istri masih agak cemas. Karena selain keluar keringat dingin, nafasnya mulai tidak teratur.

"Yah pean gak perikso ta,"

 "Aku gak popo," rintihan lemah menjadi akhir takdir hidup almarhum, pukul 22.30 Wib menutup mata selamanya.

Kisah itu tak terlupakan bagi istrinya, runtut dia masih bisa menjelaskan. Bukti bakti cinta yang abadi hingga dibawa mati. 7/12/2020. (Kontributor: Achmad Sabarudin)

Anis Hidayatie


Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Kisah Tak Terlupakan Warga NU Wedoro Sebelum Sakit Jantung Merenggut Nyawa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Apa yang Anda pikirkan?

Trending Now