Alin di tengah warga dan sampah
PASURUAN I JATIMSATUNEWS.ONLINE: Sebagai pendatang di sebuah daerah, tentu ada hal-hal berbeda yang biasa ditemukan seseorang ketika menjejakkan kaki di lokasi baru. Yang tidak sama dengan yang dia alami di daerah asal.
PASURUAN I JATIMSATUNEWS.ONLINE: Sebagai pendatang di sebuah daerah, tentu ada hal-hal berbeda yang biasa ditemukan seseorang ketika menjejakkan kaki di lokasi baru. Yang tidak sama dengan yang dia alami di daerah asal.
Itu pula yang dialami Alin, pemilik nama lengkap Trisia Septalina. Perempuan asal Tulungagung ketika pertama kali menginjak bumi Parerejo, Purwodadi Pasuruan.
Menikah membuatnya berkesempatan menjadi bagian dari warga di desa Parerejo Purwodadi tersebut.
Satu pemandangan membuat guru SMKN Prigen ini merasakan "gemes" luar biasa. Yakni melihat rutinitas adanya pembakaran sampah yang dilakukan pemilik sebuah warung.
"Sayang sekali, padahal sampah-sampah itu bisa menghasilkan uang."
Alin (kaos kuning biru)
Sebagai pegiat Bank Sampah di daerah asalnya pemikiran Alin yang lahir 1/9/1991 itu bisa dimaklumi. Tergerak, akhirnya dia mulai melakukan upaya mendirikan Bank Sampah.
Sebagai pegiat Bank Sampah di daerah asalnya pemikiran Alin yang lahir 1/9/1991 itu bisa dimaklumi. Tergerak, akhirnya dia mulai melakukan upaya mendirikan Bank Sampah.
Upayanya membuahkan hasil. Terkini Bank Sampah yang dia dirikan berhasil meraih juara se kabupaten Pasuruan pada kompetisi yang diadakan KNPI medio Agustus 2020 lalu.
"Saya akan terus menggiatkan kebersihan lingkungan dengan lewart Bank Sampah," tuturnya berbinar semangat. 6/12/2020
Anis Hidayatie
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Apa yang Anda pikirkan?