Banner Iklan

Direktorat Pesantren, Warisan Penting dari Era Menteri Agama Zaifuddin Zuhri adalah Hari Santri 2025

Anis Hidayatie
22 Oktober 2025 | 18.04 WIB Last Updated 2025-10-22T13:18:47Z

 

Moh. Danial Farafish, S.Ag., S.H., M.Ag.,

KOLOM | JATIMSATUNEWS.COM: Peringatan hari santri 2025 memunculkan kembali wacana adanya Direktorat Pesantren. Dinilai merupakan salah satu unit penting dalam struktur Kementerian Agama Indonesia yang memiliki peran strategis dalam pengembangan pendidikan pesantren di tanah air. 

"Konsep dan pembentukan direktorat ini sebenarnya merupakan cita-cita lama yang muncul sejak hasil Kongres Umat Islam tahun 1939, namun baru bisa direalisasikan secara resmi pada era Menteri Agama Zaifuddin Zuhri, yang dikenal dengan langkah-langkah inovatifnya dalam memajukan pendidikan agama," ucap Gus Daniel, putra alm Prof Dr KH Achmad Mudlor SH.

Gus Danial, sebagai Pengasuh Pesantren Luhur Malang merupakan salah satu tokoh penting yang mewakili semangat dan visi pengembangan pesantren ada. Memiliki nama panjang Mohammaf Danial Farafish, S.Ag., S.H., M.Ag., 

Dirinya dikenal aktif mengembangkan pesantren dengan pendekatan modern sekaligus mempertahankan nilai-nilai tradisional pesantren. Kiprahnya menjadi contoh nyata bagaimana pesantren dapat berkembang menjadi lembaga pendidikan yang berdaya saing tinggi di era kini.

Dijelaskan, pada masa itu Kementerian Agama memiliki dua direktorat utama yang fokus pada pendidikan tinggi dan pendidikan pesantren, yaitu Direktorat Perguruan Tinggi Agama dan Pesantren Luhur. 

Istilah “Pesantren Luhur” digunakan untuk menggambarkan pesantren yang memiliki standar pendidikan tinggi dan kualitas unggul, sebagai bagian dari upaya modernisasi dan standarisasi pesantren agar lebih terintegrasi dengan sistem pendidikan nasional.

"Pembentukan Direktorat Pesantren ini merupakan cita-cita di masa lalu yang akhirnya terealisasi pada masa Menteri Zaifuddin Zuhri. Sayangnya, beberapa tahun setelah pembentukan tersebut, istilah “Direktorat Pesantren” diganti menjadi hanya “Direktorat Perguruan Tinggi,” sehingga perhatian khusus terhadap pesantren sempat mengalami perubahan fokus," urai Gus Danil dalam wawancara ekslusif memperingati hari santri dengan JatimSatuNews.

Menurutnya, menteri Zaifuddin Zuhri dikenal sebagai sosok yang sangat peduli dengan kemajuan pendidikan agama. Ia berusaha menjembatani tradisi pesantren yang sudah lama berkembang dengan tuntutan zaman modern. 

"Dengan adanya Direktorat Pesantren pada masa itu, perhatian pemerintah terhadap pendidikan pesantren menjadi lebih terfokus dan terarah, sehingga kualitas pesantren dapat terus ditingkatkan, baik dari sisi kurikulum, tenaga pengajar, maupun sarana-prasarana," lanjutnya.

Kini, Direktorat Pesantren tetap menjadi ujung tombak dalam membina dan mengembangkan pesantren di Indonesia, melanjutkan warisan berharga dari masa Menteri Zaifuddin Zuhri. Keberadaan direktorat ini membuktikan komitmen pemerintah dalam mempertahankan sekaligus memajukan tradisi pesantren sebagai bagian integral dari sistem pendidikan nasional.

Konsep dan pembentukan direktorat ini sebenarnya merupakan cita-cita lama yang muncul sejak hasil Kongres Umat Islam tahun 1939, namun baru bisa direalisasikan secara resmi pada era Menteri Agama Zaifuddin Zuhri. Sosok dikenal dengan langkah-langkah inovatifnya dalam memajukan pendidikan agama.

Pada masa itu, Kementerian Agama memiliki dua direktorat utama yang fokus pada pendidikan tinggi dan pendidikan pesantren, yaitu Direktorat Perguruan Tinggi dan Direktorat Pesantren Luhur. 

Istilah “Pesantren Luhur” digunakan untuk menggambarkan pesantren yang memiliki standar pendidikan tinggi dan kualitas unggul, sebagai bagian dari upaya modernisasi dan standarisasi pesantren agar lebih terintegrasi dengan sistem pendidikan nasional.

Pembentukan Direktorat Pesantren ini merupakan cita-cita di masa lalu yang akhirnya terealisasi pada masa Menteri Zaifuddin Zuhri. Sayangnya, beberapa tahun setelah pembentukan tersebut, istilah “Direktorat Pesantren” diganti menjadi hanya “Direktorat Perguruan Tinggi,” sehingga perhatian khusus terhadap pesantren sempat mengalami perubahan fokus.

Menteri Zaifuddin Zuhri dikenal sebagai sosok yang sangat peduli dengan kemajuan pendidikan agama. Ia berusaha menjembatani tradisi pesantren yang sudah lama berkembang dengan tuntutan zaman modern.

 Dengan adanya Direktorat Pesantren pada masa itu, perhatian pemerintah terhadap pendidikan pesantren menjadi lebih terfokus dan terarah, sehingga kualitas pesantren dapat terus ditingkatkan, baik dari sisi kurikulum, tenaga pengajar, maupun sarana-prasarana.

Kini, Direktorat Pesantren tetap menjadi ujung tombak dalam membina dan mengembangkan pesantren di Indonesia, melanjutkan warisan berharga dari masa Menteri Zaifuddin Zuhri. 

Keberadaan direktorat ini membuktikan komitmen pemerintah dalam mempertahankan sekaligus memajukan tradisi pesantren sebagai bagian integral dari sistem pendidikan nasional. HM

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Direktorat Pesantren, Warisan Penting dari Era Menteri Agama Zaifuddin Zuhri adalah Hari Santri 2025

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Apa yang Anda pikirkan?

Trending Now