Banner Iklan

Tradisi Barikan Malam Tirakatan HUT RI ke-80, Wujud Syukur Seduluran Selawase Warga RT.07 Pondok Cempaka Indah View Mulyorejo Malang

Anis Hidayatie
17 Agustus 2025 | 12.52 WIB Last Updated 2025-08-17T05:52:40Z

 


Tradisi Barikan Malam Tirakatan HUT RI ke-80, Wujud Syukur Seduluran Selawase Warga RT.07 Pondok Cempaka Indah View Mulyorejo Malang

SABTU | JATIMSATUNEWS.COM:  16 Agustus 2025. Hari Kemerdekaan Republik Indonesia selalu dirayakan penuh suka cita oleh masyarakat dari Sabang hingga Merauke. Di Kota Malang, salah satu tradisi yang tidak pernah ditinggalkan adalah barikan—sebuah wujud syukur, doa, dan kebersamaan warga dalam menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan RI.

Dilansir dari laman resmi Kemdikbud, kata barikan dipercaya berasal dari bahasa Arab barik yang berarti barokah, atau dari bahasa Jawa Kuno yang berarti baris. Namun dalam praktiknya, barikan adalah tradisi khas warga Malang setiap malam 16 Agustus, di mana masyarakat berkumpul membawa aneka makanan, buah, hingga tumpeng untuk kemudian dinikmati bersama-sama.

Suasana hangat penuh keakraban itu juga tampak pada malam tirakatan di RT.07 RW.02 Perumahan Pondok Cempaka Indah View, Kelurahan Mulyorejo, Kecamatan Sukun, Kota Malang. Warga dari berbagai usia berkumpul di jalan poros perumahan, membawa aneka sajian yang kemudian digelar bersama dalam acara barikan.

Wujud Syukur dan Kebersamaan

Ketua RT.07, Nugraha, menyampaikan bahwa tradisi barikan sarat makna dan mengajarkan nilai-nilai luhur bangsa. “Ada pelajaran baik yang bisa dipetik dari tradisi barikan, yaitu kerukunan warga tanpa membedakan agama dan budaya. Sebuah pendidikan kearifan lokal yang patut diajarkan dan dilakukan seluruh lapisan usia masyarakat,” ujar pria yang akrab disapa Nugi.

Ia juga menekankan bahwa tema besar HUT ke-80 Kemerdekaan RI tahun 2025, yaitu “Bersatu Berdaulat, Rakyat Sejahtera, Indonesia Maju” sangat selaras dengan moto warga RT.07, yakni Seduluran Selawase.

Meriah dengan Doa, Lomba, dan Karaoke

Acara barikan malam tirakatan dimulai dengan doa syukur bersama, dilanjutkan dengan prosesi potong tumpeng yang menjadi simbol kebersamaan dan rasa syukur. Selain itu, panitia juga menyerahkan hadiah kepada para pemenang lomba yang sebelumnya telah digelar, mulai dari lomba anak-anak hingga bapak dan ibu warga perumahan.

Ramah tamah semakin meriah dengan acara makan bersama dan hiburan karaoke warga. Suasana penuh canda tawa membuat malam tirakatan semakin hangat dan penuh rasa kekeluargaan.

Nugi menambahkan, sebenarnya tidak ada perbedaan mendasar antara barikan dan tirakatan.  “Sebenarnya tidak ada perbedaan signifikan antara barikan dan tirakatan karena sama-sama digelar pada malam 17 Agustus dengan agenda kegiatan yang sama juga, hanya berbeda istilah penyebutan saja,” jelasnya.

Apresiasi untuk Generasi Muda

Di akhir acara, Ketua RT memberikan apresiasi khusus kepada para pemuda-pemudi yang tergabung dalam kelompok GAWAT (Generasi Warga Tangguh). 

 “Terima kasih dan apresiasi saya kepada adik-adik semua. Tanpa kreasi dan kepedulian kalian, perayaan malam tirakatan Pitulasan ini tidak akan sukses,” tutur Nugraha menutup acara.

Tradisi barikan bukan sekadar berkumpul dan makan bersama, melainkan juga sarana untuk mempererat silaturahmi, mengikis egoisme, serta menghidupkan kembali budaya gotong royong di tengah kesibukan warga sehari-hari. Dengan semangat Seduluran Selawase, warga RT.07 Pondok Cempaka Indah View membuktikan bahwa kebersamaan adalah kunci dalam menjaga warisan budaya sekaligus merayakan kemerdekaan dengan penuh makna. ANS


Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Tradisi Barikan Malam Tirakatan HUT RI ke-80, Wujud Syukur Seduluran Selawase Warga RT.07 Pondok Cempaka Indah View Mulyorejo Malang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Apa yang Anda pikirkan?

Trending Now