Banner Iklan

Penutupan Tanwir XXXIII IMM: Momentum Pencerahan dan Kolaborasi untuk Negeri

31 Oktober 2025 | 15.19 WIB Last Updated 2025-10-31T08:58:52Z

 

Pemberian cenderamata oleh Bapak Nazaruddin Malik kepada Mentri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal bersama Bapak Kapolri

Malang | JATIMSATUNEWS.COM — Penutupan Tanwir XXXIII Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) yang digelar sejak 29 hingga 31 Oktober 2025 berlangsung khidmat dan penuh semangat kebangsaan. Kegiatan ini menjadi momentum refleksi sekaligus pencerahan bagi seluruh kader IMM di Indonesia untuk memperkuat peran mereka sebagai insan paripurna yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga berjiwa kebangsaan.

Dalam sambutannya, Bapak Nadzaruddin menegaskan bahwa konsep Insan Paripurna bukan sekadar proses transfer ilmu dan kognitif, melainkan juga transfer nilai-nilai kebangsaan. 

“Tradisi menghadirkan para tokoh penting dalam kuliah umum atau stadium general merupakan bentuk komitmen IMM dalam memperkuat ruang kognisi dan kebangsaan agar lebih kokoh,” ujarnya.

Acara penutupan ini turut dihadiri sejumlah tokoh nasional, antara lain Ketua DPP IMM Riyan Betra, Kapolri Jenderal Polisi Dr. Listyo Sigit Prabowo, Wakil Menteri P2MI Zulfikar Ahmad Tawalla yang juga merupakan Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah, serta Wakil Wali Kota Malang, Bapak Ali Muthohirin.

Dalam kesempatan tersebut, Riyan Betra menekankan pentingnya menjadikan IMM sebagai mitra strategis pemerintah desa dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan. 

“IMM siap menjadi mitra kolaborasi desa. Tidak ada orang yang besar tanpa keterlibatan dengan orang lain. Mari kita cari kebermanfaatan, keberdayaan, dan saling membahu untuk membangun negeri,” tuturnya penuh semangat.

Sementara itu, dalam Kuliah Kebangsaan yang disampaikan oleh Dr. Yandri Susanto dari Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, disampaikan pentingnya sinergi antara mahasiswa dan pemerintah dalam memperkuat pembangunan desa. Ia menyoroti fenomena urbanisasi ekstrem di negara maju seperti Jepang dan Korea Selatan.

“Di Jepang, 90 persen penduduk meninggalkan desa, dan hampir 25 persen masyarakatnya enggan menikah. Sementara di Korea Selatan, 83 persen warganya tinggal di kota. Pemerataan ekonomi dan pemberantasan kemiskinan harus dimulai dari membangun desa,” ujarnya.

Yandri menutup kuliahnya dengan pesan inspiratif: “Boleh tinggal di desa, tapi pendapatan harus bisa mengalahkan orang kota.” Ia juga mengajak IMM untuk terus berkolaborasi dalam menghadirkan solusi bagi pembangunan desa yang berkeadilan.

Dengan mengusung tema “Energi Kolektif untuk Negeri”, Tanwir XXXIII IMM menjadi ruang konsolidasi nasional yang mempertegas semangat kolaborasi lintas elemen. Melalui semangat pencerahan, IMM berkomitmen untuk terus menjadi bagian dari gerakan perubahan, membangun bangsa dengan nilai-nilai keislaman, kemanusiaan, dan kebangsaan.



Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Penutupan Tanwir XXXIII IMM: Momentum Pencerahan dan Kolaborasi untuk Negeri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Apa yang Anda pikirkan?

Trending Now