Banner Iklan

Rilis Kinerja APBN KPPN Malang: Realisasi Pendapatan 74,3 Triliun, Lebih Tinggi 0,37 Persen dari Periode Sama Tahun Lalu

Admin JSN
16 September 2025 | 13.56 WIB Last Updated 2025-09-16T07:13:16Z
Rilis Kinerja APBN KPPN Malang hingga 31 Agustus 2025, realisasi pendapatan Rp 74,3 triliun, lebih tinggi 0,37% dari periode sama tahun lalu./dok. KPPN Malang

MALANG | JATIMSATUNEWS.COM - Kepala KPPN Malang, Muhammad Rusna menyampaikan rilis kinerja APBN data sampai dengan 31 Agustus 2025 pada Selasa (16/9) secara daring melalui tim media.

Rilis APBN ini dilaksanakan bersamaan dengan Kegiatan Bimtek Pengelolaan Keuangan Negara yang merupakan agenda bulanan dalam rangka menyebarluaskan informasi mengenai kinerja APBN khususnya di wilayah kerja KPPN Malang yang meliputi Kota Malang, Kabupaten Malang, Kota Batu, Kota Pasuruan dan Kabupaten Pasuruan.

Pada awal paparan, Muhammad Rusna menjelaskan terkait kinerja pelaksanaan APBN di wilayah kerja KPPN Malang pada 5 Kabupaten/Kota sampai dengan 31 Agustus 2025 realisasi pendapatan mencapai Rp74,3 Triliun mengalami pertumbuhan sebesar 0,37% dibandingkan periode yang sama tahun lalu (y-o-y).

Capaian pendapatan ditopang oleh penerimaan perpajakan yang terdiri dari Pajak penghasilan sebesar Rp3,8 Triliun, mengalami kontraksi sebesar 15,44% (y-o-y).

Pajak Pertambahan Nilai mencapai Rp7,9 Triliun atau turun sebesar 33,69% (y-o-y). Sedangkan penerimaan Cukai menyumbang Rp59,3 Triliun naik sebesar 4,76% (y-o-y). PNBP lainnya telah terealisasi sebesar Rp329,1 Miliar atau 167,8% dari target ditetapkan dan mengalami pertumbuhan sebesar 7,03% bila dibandingkan tahun sebelumnya.

Belanja Negara s.d 31 Agustus 2025 telah terealisasi sebesar 64,11% (Rp9,6 Triliun), mengalami penurunan sebesar 4,18% (y-o-y).

Kinerja Belanja Pemerintah Pusat juga mengalami penurunan sebesar 13,69% (y-o-y). Kinerja Belanja K/L ditopang komponen Belanja Pegawai yang terealisasi sebesar 68,92%, Belanja Barang yang terealisasi sebesar 46,77%, Belanja Modal yang terealisasi sebesar 15,37%, dan Belanja Bansos yang terealisasi sebesar 49,50%.

Belanja Transfer Ke Daerah (TKD) telah tersalur R6 Triliun (67,50%). Kinerja Belanja Transfer ke Daerah (TKD) ditopang oleh kinerja realisasi Dana Alokasi Umum yang mencapai Rp3,5 Triliun atau 69,32% dari alokasi pagu, serta kinerja Dana Transfer Khusus sebesar Rp1,1 Triliun atau 65,41% dari alokasi pagu TA 2025.

Sedangkan Dana Desa terealisasi mencapai Rp682,2 Miliar atau sekitar 81,64% dari alokasi. Untuk penyaluran Dana Desa tahap II telah disalurkan ke 465 desa dengan rincian 223 desa di wilayah pada Kabupaten Malang, 230 desa di wilayah Kabupaten Pasuruan, dan 12 desa di wilayah Kota batu.

Data spasial wilayah Malang Raya pada bulan Agustus 2025 Kota Malang secara (m-t-m) mengalami deflasi sebesar 0,07% dan secara (y-o-y) mengalami inflasi sebesar 2,13% lebih rendah dari inflasi yang terjadi di Jawa Timur dan Nasional. Inflasi (m-t-m) dipicu oleh kelompok makanan, minuman dan tembakau.

Sedangkan komoditas utama penyumbang inflasi adalah tomat, cabai rawit, telur ayam ras, bensin, dan sawi putih. Sementara data spasial wilayah Pasuruan pada bulan Agustus 2025 wilayah Pasuruan secara (m-t-m) mengalami deflasi sebesar 0,10% dan secara (y-o-y) mengalami inflasi sebesar 2,30% lebih tinggi dari inflasi yang terjadi di Jawa Timur dan Nasional.

Inflasi (m-t-m) dipicu oleh kelompok makanan, minuman dan tembakau. Sedangkan komoditas utama penyumbang deflasi adalah tomat, cabai rawit, telur ayam ras, bensin, dan labu siam/jipang.

Dalam rangka pengendalian inflasi melalui program 4K, terdapat belanja pemerintah pusat lingkup Malang Raya dan Pasuruan yang mendukung program Keterjangkauan Harga, Ketersediaan Pasokan, Kelancaran Distribusi, dan Komunikasi Efektif.

Sampai dengan 31 Agustus 2025 belanja K/L tagging inflasi di wilayah Malang Raya dan Pasuruan telah terealisasi sebesar Rp62,6 Miliar (46,13%) dari alokasi pagu sebesar Rp135,7 Miliar.

Nilai IPM kab/kota di wilayah Malang Raya dan Pasuruan periode 2020-2024 tumbuh secara konsisten dan semakin membaik, sejalan dengan pertumbuhan IPM di Jawa Timur dan Nasional.

Pada 2024, IPM tertinggi berada di Kota Malang, yakni mencapai 84,68, angka ini menunjukkan peningkatan dari tahun sebelumnya yang berada di angka 83,39. Peningkatan IPM ini disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk peningkatan umur harapan hidup, harapan lama sekolah, rata-rata lama sekolah, dan pengeluaran riil per kapita per tahun.

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Malang Raya dan Pasuruan tahun 2020 s.d 2024 secara umum menunjukkan adanya penuruan. TPT tertinggi berada di Kota Malang, yakni sebesar 6,10%, meskipun terus menurun dari 9,65% di tahun 2020 menjadi 6,10% di tahun 2024. Sementara TPT terendah berada di Kota Batu sebesar 3,63% di tahun 2024.

Begitu juga halnya di Wilayah Pasuruan juga mengalami penurunan yang signifikan. Penuruan TPT menunjukkan adanya indikator positif dalam ekonomi dan ketenagakerjaan serta peningkatan penyerapan tenaga kerja, atau keberhasilan program ketenagakerjaan lokal di Malang Raya dan Pasuruan.

Berikut ini ringkasan kinerja APBN data per 31 Agustus 2025.

Wilayah kerja KPPN Malang beserta datanya hingga 31 Agustus 2025./dok. KPPN Malang

Data KPPN Malang hingga 31 Agustus 2025 mengenai pendapatan negara, belanja negara, dan surplus-defisit anggaran./dok. KPPN Malang

Realisasi dukungan pembiayaan UMKM dan koperasi melalui penyaluran KUR dan UMi menurut data KPPN Malang per 31 Agustus 2025./dok. KPPN Malang

***

Editor: YAN


Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Rilis Kinerja APBN KPPN Malang: Realisasi Pendapatan 74,3 Triliun, Lebih Tinggi 0,37 Persen dari Periode Sama Tahun Lalu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Apa yang Anda pikirkan?

Trending Now