Banner Iklan

Gerakan Hijau Lawan DBD: Edukasi, Aksi, dan Solusi

Admin JSN
18 Juli 2025 | 14.25 WIB Last Updated 2025-07-18T11:16:27Z

 


SURABAYA, 18 JULI 2025 | JATIMSATUNEWS.COM – Upaya pencegahan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) yang dilakukan oleh kelompok KKN 74 Jayasena Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur. Berkolaborasi dengan Puskesmas Tenggilis Mejoyo, kelompok 74 melaksanakan kegiatan sosialisasi pencegahan DBD yang dilanjutkan dengan pelatihan pembuatan semprotan alami yang berbahan dasar serai, air, alkohol, essential oil. Sebagai langkah konkret untuk mengurangi jumlah nyamuk di lingkungan, warga dapat membuat sendiri produk semprotan alami nyamuk di rumah dengan menggunakan bahan-bahan yang mudah diperoleh.

Kegiatan sosialisasi ini berlangsung di pendopo Kelurahan Tenggilis Mejoyo dan dihadiri oleh Ibu Lurah Tenggilis Mejoyo, ibu-ibu Kader Surabaya Hebat, serta sejumlah ibu-ibu warga sekitar. Sosialisasi diawali dengan penyampaian materi seputar tanaman yang dapat mencegah nyamuk, seperti serai, kemangi, lavender, mint yang disampaikan langsung oleh petugas dari Puskesmas Tenggilis Mejoyo.

Dengan diadakannya pelatihan pembuatan semprotan nyamuk ini, dapat memberikan ruang diskusi yang interaktif bersama ibu-ibu PKK Tenggilis Mejoyo. Terlihat ibu-ibu PKK sangat antusias dalam mengikuti setiap sesi, mulai dari penyampaian materi, sesi tanya jawab, demo pembuatan semprotan nyamuk yang berbahan dasar serai.

Dalam sambutan yang disampaikan oleh Bu Lurah beliau menyampaikan dengan diadakannya kegiatan seperti ini sangat positif dan selaras dengan upaya pencegahan DBD yang saat ini sedang maraknya penyakit DBD yang terjadi. Bu Tika selaku Lurah di Tenggilis Mejoyo juga menekankan pentingnya peran Ibu-ibu KSH dalam menjaga kesehatan lingkungan. Dengan menyatakan “Saya berharap ilmu yang didapatkan pada hari ini tidak hanya sekedar didengar, tetapi benar-benar dapat dipraktikkan di rumah masing-masing. Jangan sampai setelah selesai kegiatan ini, dapat mengaplikasikan pembuatan semprotan berbahan sereh di rumah masing-masing dan terus menjaga kebersihan lingkungan”.

Diharapkan dengan adanya kegiatan ini, masyarakat mampu mencegah perkembangan nyamuk yang ada di lingkungan sekitarnya, dan dari hasil olahan semprotan juga memiliki nilai ekonomis yang tinggi, sekaligus dapat memberdayakan masyarakat secara ekonomi.

Hal ini sejalan dengan penjelasan yang disampaikan oleh pemateri demo praktek pembuatan semprotan nyamuk “Untuk memproduksi satu semprotan nyamuk membutuhkan modal sebesar Rp. 5,700,- per produk, yang kemudian dapat dijual dengan harga Rp. 6.500,- per produk untuk mendapatkan keuntungan sebesar 10-12 %” ujar Libia.


Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Gerakan Hijau Lawan DBD: Edukasi, Aksi, dan Solusi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Apa yang Anda pikirkan?

Trending Now